TUJUHPULUHTUJUH

5.4K 391 22
                                    

Assalamu'alaikum cuyy
Widiii kangen betull akutuuu

"Jangan terlalu mudah untuk menjadikan seseorang jadi istimewa ya, karena luka terciptanya dari seseorang yang istimewa"

-Nerham Arsalan Putra

*****

Satu bulan kemudian, waktu memang cepat sekali berputar ya, Abila menuruni mobil hitam milik suaminya itu dengan raut wajah bahagia, kini mereka sudah berada di Bogor.

Kira-kira jurus yang mana nih yang Abila keluarkan untuk membujuk Gus Azlan supaya mau dan mengizinkan Abila untuk datang ke acara Moka?

Ternyata tak hanya Abila dan Gus Azlan yang keluar dari mobil tersebut, ada empat beban yang ikut numpang disana. Siapa lagi kalo bukan, Syaqila, dan trio TAI.

"Bunda Zahra!! Tegar dateng,"kata Tegar dengan nada yang cukup keras, ia sedikit berlari memasuki rumah milik Ayah Ridwan tersebut.

"Hey, anaknya saya ya, bukan anda,"celetuk Abila. "Shhtt, baru juga dateng,"tegur Gus Azlan yang berdiri di sampingnya.

"Ya abisnya,"kata Abila. Gus Azlan menggenggam jari jemari Abila, "Ndre, Qil. Kayaknya ni rumah nggak ada zebra cros deh, kok pegangan terus kek orang mau nyebrang,"sindir Ilham.

Abila menoleh kearah Ilham. "Kenapa? Nggak seneng? Iri bukan lo nggak bisa kayak gue?"tanya Abila tak santai.

"Shtt, sudah-sudah,"Gus Azlan sedikit menarik Abila untuk memasuki Rumah mewah tersebut. Terlihat tanpa basa basi, Andre menyusul Gus Azlan dan Abila.

"Qil,"panggil Ilham membuat Syaqila menoleh menatap Ilham. "Tinggal kita berdua nih, mau ke KUA langsung atau persiapan dulu?"tanya Ilham.

"Diem lu, gue lem juga mulut lu pake lem tikus, daritadi ngoceh aja kerjaannya, sama aja tuh kayak si Tegar."sahut Syaqila

"Yakan,"ucapan Ilham terpotong, sebab Syaqila yang menyolonong masuk ke dalam Rumah Ayah Ridwan.

"Yeuh, untung cantik,"monolog Ilham, ia pun menyusul Syaqila dan masuk ke dalam rumah mewah itu.

Di ruang tamu, terlihat Gus Azlan yang duduk di sofa, tidak di temani Abila, melainkan ditemani Ayah Ridwan, Bunda Zahra, Tegar, dan Andre. "Lah si Bilnong kemana?"tanya Syaqila.

"Di atas, nemuin si Kemal, Afif, sama Nerham."jawab Bunda Zahra, Syaqila mangut-mangut, ia duduk di samping Andre, diikuti oleh Ilham. "Jadi, kalian juga di undang?"tanya Ayah Ridwan.

Syaqila dan trio TAI mengangguk, "Iya om,"jawab mereka serentak.

Disisi lain, di kamar milik Kemal yang cukup tertata dengan baik dan rapih. Terlihat Nerham yang bersandar di atas kasur, Kemal yang tengah bergelut dengan komputernya,

Dan Afif yang hanya numpang wifi untuk bermain game online, ia duduk di sofa yang berada di kamar itu. Abila duduk di samping Nerham. "Geser napa bang,"kata Abila sembari menyenggol badan Nerham.

Nerham menunjuk sofa yang tak terlalu panjang yang di duduki oleh Afif,"Ck. Disana noh, udah pw. Masih lemes nih badan gue,"Sahut Nerham yang tak mau bergeser.

"Lu masih sakit bang?"tanya Abila sembari menempelkan punggung tangannya pada dahi Nerham.

"Nggak, gua cuman emang lagi cape aja,"jawab Nerham. "To'il lo, bulan lalu sakit kagak bilang gua. Bang Kemal lagi, dia ngg--"ucapan Abila terpotong.

"Lo ngelanjutin kata-kata lo itu, gua tabok lo ya,"ancam Kemal, matanya masih terpokus pada komputer miliknya.

"Gua lagi mumet Bil, lu jangan bikin gue emosi deh, diem. Lu tau kan kalo gua emosi bakal kayak gimana?"tanya Kemal.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang