DELAPANPULUH

6.8K 462 47
                                    

Assalamu'alaikum cuyyyyy

"Udah tau hubungan nya nggak ada ujungnya, masih aja di terusin,"

-Arkana Raihan Ikhtiari

*******

"Semuanya udah terlambat Mal,"kata Rayen. Kemal terduduk lemas. Ia menangis, dan ini kedua kalinya Rayen melihat Kemal menangis seperti ini.

"Nggak cuman lo yang kehilangan, gue juga, yang lain juga. Terutama si Azlan,"kata Rayen. "Gue belum sempet ngasih tau dia, soal yang kita cari tau itu, Yen,"sahut Kemal.

Rayen berjongkok, ia mengusap pundak Kemal, berusaha menenangkan. Sesekali ia melirik kearah brankar membuat air matanya menetes kembali.

Keesokan paginya, sekitar pukul sepuluh pagi. Mereka berada di sebuah pemakaman keluarga Abi Hanan, terkecuali Umi Maryam, Bunda Zahra, Aiza, dan Syaqila. Mereka tengah menjaga anak dari Gus Azlan dan Abila. Terlihat Gus Azlan berjongkok, ia mengelus batu nisan istrinya.

Kemal menyeka air matanya kasar, ia segera pergi meninggalkan tempat itu. "Boy,"panggil Ayah Ridwan

"Om, biar kita yang susul Kemal,"kata Rayen. Ayah Ridwan pun mengangguk, terlihat Pjk menyusul Kemal.

Gus Azlan menghela napasnya kasar, terasa sesak sekali. Abi Hanan yang mengerti kondisi putranya pun segera mengajak Ayah Ridwan dan trio TAI agar membiarkan Gus Azlan sendiri dahulu disana.

Kini tersisa Gus Azlan saja. Ia menyeka air matanya. "Kamu kok ninggalin aku? Ninggalin anak kita?"tanya Gus Azlan pelan.

Gus Azlan menarik napas dalam-dalam, menahan rasa sesak pada dada nya. Ia menelan salivanya. "Masih banyak hal yang belum kita lakuin sama si bayi,"

Gus Azlan mengusap-usap batu nisan istrinya dengan ibu jarinya. "Sering-sering dateng ke mimpi aku ya, aku pasti kangennn banget sama kamu. Apalagi kalo kamu lagi marah, cemberut, gemesin,"

"Jangan lupa juga, dateng ke mimpi nya si bayi. Biar si bayi tau, punya Umma sehebat, dan secantik kamu,"Gus Azlan mencium cukup lama batu nisan istrinya.

"Meski melihatnya lewat mimpi,"lanjutnya terdengar lirih, ia kembali mengusap batu nisan Abila menggunakan ibu jarinya

Yang biasanya ia mencium kening, pipi, dan puncak kepala Abila, kini berubah menjadi mencium batu nisan nya Abila. Air mata Gus Azlan terus mengalir deras membasahi pipinya.

Terlihat seorang pria membangunkan Kemal. "Mas, bangun mas, istigfar."kata Pria itu

Kemal Membuka mata, dan bangkit dari tidurannya. Deruh napas nya sangat kencang. Jantungnya berdegub lebih cepat. Ia membuka maskernya. "Mas, mimpi buruk ya?"tanya Pria itu.

Kemal menyeka air matanya. Ia melihat sekeliling nya. Jadi, ini cuman mimpi? Pikirnya. "Soalnya tadi saya nggak sengaja liat, Masnya tidur, kok sambil sesegukan. Ya langsung saya bangunin,"jelas Pria itu.

"Iya saya mimpi buruk. Makasih ya Mas, udah bangunin saya,"kata Kemal. Pria itu mengangguk. "Baca doa mas, sebelum tidur itu. Yaudah, saya pamit dulu. Assalamualaikum,"pria itu menepuk pundak Kemal, dan pergi meninggalkan Kemal di dalam mushola tersebut.

"Waalaikumus'salam,"sahut Kemal. "Ya Allah, astagfirullah."Kemal mengusap-usap wajahnya.

Ia melirik kearah jam dinding, terlihat pukul dua belas malam atau pukul kosong kosong titik kosong kosong.

"Gue harus cepet-cepet balik lagi kesana,"Kemal bangkit, ia mengambil sepatunya, lalu memakainya dan pergi meninggalkan mushola.

Kemal sedikit berlari menuju ruangan tersebut. Kedatangan nya di sambut oleh, Nerham. "Mal, baru gue mau bangunin lo,"kata Nerham.

My Cold GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang