Assalamualaikum cuy,
Sudah lama nichh, kangen aku? hahay, maaf pisan ini mah, lagi sibuk-sibuknya nich, hehehe.
"Jika kamu sudah lelah dan nggak mau untuk berjuang dan belajar, maka disitulah hidup kamu selesai,"
***********
Beberapa jam mereka tempuh, dan akhirnya mereka pun sampai di pondok pesantren Nahdatul Qur'an. Salah satu abdi Ndalem pun lantas membuka pagar pondok. Gus Azlan sedikit memperlambat laju mobilnya saat memasuki area pondok.
Ia memberhentikan mobilnya di parkiran dekat dengan Ndalem. Menoleh menatap Istrinya yang lagi-lagi tertidur. "Kasian, pasti pegel pinggang nya,"kata Gus Azlan sembari mengusap dahi Abila menggunakan ibu jarinya.
Gus Azlan melepas safety belt nya, dan perlahan ia pun melepas safety belt Abila. "Bentar ya Khum. Aku ngeluarin dulu koper,"katanya.
Abila masih terlihat pulas, mungkin ia sedang menghitung berapa butir beras dalam satu liter di dalam mimpinya.
Gus Azlan membuka pintu mobil, dan keluar dari mobil tersebut. Terlihat juga beberapa santriwan berbondong-bondong menghampirinya.
Memang beberapa santriwan maupun santriwati, sudah pulang kembali ke pondok. Gus Azlan segera menutup pintu mobilnya. Santriwan itu pun mencium tangan Gus Azlan dengan takjim.
Mereka mengucapkan salam kepada Gus Azlan, seperti, "Assalamualaikum Gus,"
Dan Gus Azlan pun menjawab, "Waalaikumus'salam,"
Dan tak hanya santriwan, abdi Ndalem putra pun turut mencium lengan Gus Azlan. Sampai semuanya selesai, Gus Azlan berjalan membuka bagasi mobilnya.
Menurunkan dua koper, "Gus, biar Ismail saja Gus,"kata Ismail dengan nada sopan. Gus Azlan menoleh, dan kemudian mengangguk, "Izin Gus,"
"Na'am, syukron jiddan"
"Afwan Gus,"balas Ismail sopan.
Ismail menurunkan beberapa barang-barang, dan tak hanya Ismail, Khomar pun turut membantu Ismail. Terlihat Khomar membawa dua koper itu untuk masuk ke Ndalem.
"Sebentar ya, Ismail,"kata Gus Azlan sembari memegang pundak Ismail. "Muhun Gus,"sahutnya sopan.
Gus Azlan pun kembali berjalan, ia membuka pintu belakang dan terlihat mengambil sesuatu. Tak lama Gus Azlan menutup kembali pintu belakang mobil tersebut.
Terlihat cadar hitam yang ia genggam. Gus Azlan beralih membuka pintu mobil bagian depan, untuk melihat sang Istri.
Gus Azlan sedikit membukukkan badannya, ia tersenyum, tangannya terulur mengusap pipi Abila dengan ibu jarinya. "Maaf Sayang,"batin Gus Azlan.
Perlahan Gus Azlan memasang cadar Abila. "Enghh,"
"Shtt..."kata Gus Azlan, dan tak lama cadar itu pun terpasang.
Dengan kehati-hatian Gus Azlan menggendong Abila ala bridal style,"Yu, Abila pindah,"ucapnya pelan
Perlahan Gus Azlan mengeluarkan Abila dari dalam mobil. Matanya tertuju pada Khomar yang sedang menutup bagasi, tak ada Ismail disana, mungkin sedang berada di Ndalem membawa barang-barang Gus Azlan dan Abila.
"Khomar, Afwan. Saya minta tolong, tutupkan kembali pintu mobil nya ya, saya mau membawa Istri saya ke Ndalem."pesan Gus Azlan.
"Muhun Gus,"sahut Khomar sopan. "Syukron jiddan,"Gus Azlan berjalan memasuki Ndalem, dengan Abila yang berada di gendongan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Gus
Short StoryAbila lafatunnisa seorang gadis cantik yang menduduki bangku kelas 12, hobi dia bermain bola dan dia juga suporter Chelsea garis keras. Tingkah nya yang sedikit Astagfirullahalazim ini, membuat siapa pun yang melihat nya bisa mengelus dada, Abila sa...