Jihoon menghela nafas, dirinya berdiri tepat didepan sebuah pintu kamar yang bukan lain adalah kamar Reyna, Wanita yang kini menjadi target Yoshinori.
Dengan 4 paperback besar ditangannya, Jihoon meraih sakunya dan mengambil kartu berwarna hitam, Lalu masuk setelah memindai kode pintu.
Jihoon mengedarkan pandangannya, didalam gelap, tirai besar terbuka lebar, dan keadaan kamar acak-acakan.
Jihoon menyapu seluruh sisi ruangan berusaha menemukan Reyna, Hingga akhirnya Jihoon menatap ke ranjang.
Jihoon membuang nafas lega, saat melihat selimut disana seperti ada orangnya.
Jihoon berjalan, lalu membuka selimut itu. Benar saja, Reyna meringkuk dibalik selimut dengan lesu.
Jihoon melotot, lalu menyalakan lampu kamar, Jihoon kembali terkejut saat melihat pucatnya wajah Reyna yang terbaring lemas di kasur.
Reyna bahkan gak membuka matanya, bibir gadis itu bergetar dan tubuhnya meringkuk.
"Reyna? Reyn lo gak apa apa??" tanya Jihoon, Jihoon meraih Reyna dan benar saja suhu tubuh gadis itu sangat panas, dan Reyna berkeringat dingin.
Jihoon segera menarik Reyna, menepuk nepuk pipi Reyna namun Reyna hanya menatapnya dengan mata yang sedikit terbuka.
"Reyn?? Lo denger gue??" tanya Jihoon panik. Reyna mengangguk lemas, Membuat Jihoon langsung menarik tubuh gadis itu dan menggendongnya keluar kamar sebari berlari.
Didepan pintu kamar, Yoshi, pria dengan setelan rapi itu datang menatap dingin. "Kenapa dia?" tanyanya.
"Dia sakit, Gue harus bawa dia ke rumah sakit." ucap Jihoon.
"Siapa yang nyuruh?"
Jihoon menghentikan langkahnya, menatap Yoshi bingung, Sedangkan Yoshi melipat kedua tangannya didada, "Take her back to her room. Lo gak punya hak buat bertindak diluar perintah gue." ucapnya pada Jihoon.
Jihoon menatap Yoshi, Sungguh rasanya ingin Jihoon memaki namun dia gak punya nyali sama sekali.
"Liat apa lo!? Budek?" tanya Yoshi saat melihat Jihoon terus menatapnya.
Akhirnya Jihoon memutar langkahnya dan kembali ke dalam kamar, membaringkan Reyna di ranjang lalu menyelimuti gadis bertubuh jenjang itu.
Jihoon menghela nafas, lalu berbalik untuk pergi, Namun Reyna, Gadis itu menggenggam jari telunjuk Jihoon, Membuat Jihoon menoleh menatapnya.
Disana, Reyna menatap dengan mata sayu dan sisa tenaganya, Reyna menggelengkan kepalanya, "G-gue.. T-taku-thh.." lirih nya.
Jihoon mengepalkan tangannya, memejamkan matanya kacau, Apa yang harus dia lakukan?
Melihat Reyna, Gadis itu bener-bener dalam kondisi parah. Biasanya, saat Jihoon menghadapi target target Yoshi, Jihoon selalu apatis dan gak pernah peduli.
Namun mengapa ini terasa berbeda?
Jihoon menarik nafas panjang, "Lo harus ikut Yoshi, Reyn.." ucap Jihoon pada akhirnya.
Jihoon melepaskan tangan Reyna, lalu melenggang pergi begitu aja. Membuat Reyna terkekeh dalam hati, Mau bagaimanapun gak ada seorangpun yang bisa dia percaya disini.
Reyna membuang nafasnya panjang, Kepalanya bener-bener pusing, tubuh Reyna terasa ngilu disetiap sisinya, ditambah Paha nya belum membaik sama sekali.
"selamat malam mbak.."
Reyna menatap sembilan wanita yang datang ke kamarnya, Mereka membawa box besar. Dan ternyata salah satu diantara mereka ada pria dengan jas putih yang nampak tak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️
Action"i'm Yoshinori, And You're Mine Now!" 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa