MINE • Plester

2K 272 27
                                    

Jihoon menatap Yoshi yang keluar kamar dengan penampilan berantakan, sebenernya Jihoon udah mau masuk dari sejam yang lalu, Tapi Jihoon memilih menunggu diluar karna mengatahui bagaimana suasana hati Yoshi sekarang.

Yoshi menatap Jihoon, "Gimana Haruto?" tanyanya dengan suara dingin.

"Dia belum sadar, Beomgyu bilang dia lagi masa kritis, dan kondisinya gak bisa dipastikan sekarang, Beomgyu masih meriksa Ruto." ujar Jihoon.

Yoshi nampak menghela nafas berat, "Urus Reyna, pastiin dia gak kabur lagi." ucap Yoshi.

Jihoon mengangguk lalu beranjak ke kamar tempat Reyn berada, Namun Jihoon membeku saat melihat kondisi kamar dan juga Reyna yang tengah meringkuk dilantai sebari menangis.

Jihoon menatap kaget melihat wajah Reyna yang penuh memar juga darah di kening dan sudut bibirnya. Ditambah baju Reyna sobek dengan tatanan rambut gak karuan.

"S-sakit.. Hiks.. Hikss.. Ahh.. S-ssakit.." parau Reyna dengan tangisan kencang.

Jihoon segera menarik Reyna, namun Reyna enggan duduk, gadis itu terus memegangi perutnya sebari menangis kencang, Bahkan Reyna gak membuka matanya sama sekali, dia terus bergumam kesakitan sebari menangis.

Jihoon menatap kaca jendela yang pecah, Juga kamar yang acak acakkan, Bisa Jihoon pastikan Yoshi habis melampiaskan amarahnya.

Jihoon melihat Reyna, "Reyn.. Ayo bangun, Biar gue obatin." ucap Jihoon.

Gak kunjung ada jawaban Akhirnya Jihoon menarik tubuh Reyna dan membopongnya ke atas kasur, Reyna masih menangis sesegukan, Membuat Jihoon gak sanggup melihatnya.

Jihoon mengambil kotak obat, lalu meraih bahu Reyna, "Reyna.. Buka mata lo, ini gue Jihoon.." ucap Jihoon.

Reyna masih menangis, hingga akhirnya Jihoon menarik wajah gadis itu, dan mengelus pipinya, "it's okay.. Gue disini, Sekarang buka mata lo Reyn.. Reyn.. Buka mata lo." ucap Jihoon selembut mungkin

Perlahan Reyna membuka matanya dan menatap Jihoon sendu, Tanpa bicara apapun Reyna langsung memeluk Jihoon dan menangis ketakutan, Bisa Jihoon liat tangan Reyna gemetar hebat dengan tangisan kencang disana.

Jihoon mengelus ngelus punggung Reyna, "Ushh.. Ushh.. Udah yaa.. Gue disini.." gumamnya.

Reyna terus menangis sebari menggumamkan kata 'sakit' berulang kali. Membuat Jihoon semakin mengelus punggung Reyna dan terus menenangkan gadis itu.

Cukup lama..

Hingga akhirnya tangisan Reyna mereda, dan Jihoon menyenderkan Reyna pada sandaran kasur, Jihoon meraih kotak p3k lalu mengambil perban dan juga alkohol.

Reyna hanya bisa melamun sebari memegangi perutnya saat Jihoon mengobati luka lukanya.

Otaknya terus memikirkan perkataan Yoshi mengenai ayahnya dan juga dirinya.

Reyna terus menolak perkataan itu, Papanya gak mungkin ninggalin Ibunya Yoshi di posisi dia yang lagi ngandung Yoshi.

Semuanya bohong kan?

Reyna dan Yoshi gak mungkin bersaudara, Bahkan yang Reyna tau Donghae gak bisa nyakitin manusia apalagi perempuan.

Reyna kembali mengingat dihari pertama mereka bertemu, Hari dimana Yoshi mengambil keperawanannya.

Kenapa?

Kenapa harus Reyna, Tuhan?

Setelah semua yang Yoshi lakukan, Yoshi gak mungkin saudaranya. Reyna gak mungkin punya hubungan darah dengan orang gila macam Yoshi.

MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang