Junkyu menatap ke arah sekitarnya, Gedung gedung juga jalanan nampak damai sore ini, Junkyu memejamkan matanya, membiarkan angin menerpa wajahnya.Sekarang dia berada di rooftop,
Ini gedung yang sama dengan keberadaan Reyna, Walaupun daritadi dia belum bisa menemui Reyna.Junkyu masih belum tahu jelas apa tujuan Yoshi membawa Reyna, juga mengajak dia, Jihoon dan beberapa anak buahnya untuk turut serta hadir disini.
Ditambah, Tadi Junkyu disuruh membawa Zora secara paksa, Iyaa tadi pagi Yoshi memberikan Junkyu sebuah alamat, Dan Yoshi hanya menyuruhnya membawa gadis yang bernama Zora, Dengan ciri ciri hanya memiliki satu kaki yang normal.
Ya, Junkyu lakukan, Dia membawa Zora dan menyuruhnya untuk menunggu ditempat Reyna.
Junkyu mengusak rambutnya, menghela nafas berat, Semenjak dia bekerja disini, Rasanya Junkyu seperti mulai melakukan banyak dosa.
Junkyu melepas jas nya, Dan membuka dua kancing kemejanya, lalu membuang nafas berat.
"Sampe kapan ya, Kira-kira gue bisa nahan ini semua?" gumamnya monolog.
Junkyu menyingkap bajunya, Dan membiarkan perutnya diterpa angin, Junkyu menatap sisi kiri perutnya, Disana ada luka jahit yang cukup besar.
Lagi-lagi Junkyu menghela nafasnya, "Lukanya udah lama, Tapi sakitnya belum hilang." gumamnya lagi.
Junkyu segera menutup kembali perutnya, Lagi-lagi luka itu membawanya pada kenangan buruk dalam hidupnya.
Junkyu merogoh sakunya dan mengambil sebuah kotak kecil dengan pematik disana.
Rokok.
Junkyu menyalakan rokok itu dengan korek sebelum dia hisap, Hingga ketenangan mulai menyelimuti nya.
"Step by step.." ucapnya.
Junkyu mengeluarkan sebuah foto ditangannya, Foto seorang anak kecil yang tersenyum lebar memegang tongkat baseball bersama seorang ibu yang menggendong bayi lelaki.
Junkyu terkekeh kecil, Lalu merobek foto itu, Hingga berkeping-keping, Lalu dia bakar dengan korek ditangannya.
"Family?" gumamnya.
Junkyu tertawa sebari membuang rokoknya hingga membuat api yang membakar foto itu semakin besar.
Junkyu menginjak nginjak foto yang terbakar itu dengan tawa kecilnya yang terdengar seperti sebuah tawa frustasi.
"It's a fucking family!"
• MINE •
"Zora??"
Baik Zora maupun Reyna sama sama menoleh, melihat Jihoon yang berdiri disana dengan tatapan terkejut.
"Ah, Hai Hoon." sapa Zora dengan senyuman kecil disana.
"Lo ngapain disini? Ayo balik, Lo gak boleh disini Zo, Nanti kalo lo ketemu Yoshi—
"Emang kenapa kalo ketemu gue? She's my sister." ucap Yoshi yang tiba-tiba muncul dari ambang pintu.
Jihoon menghela nafas malas, Seolah dia sudah penat dengan situasi sekarang, Disana Reyna hanya bisa mengamati mereka bertiga.
"Long time no see, Sister?" ucap Yoshi sambil jalan mendekati Zora.
Disana Zora kelihatan sedikit memundurkan tubuhnya, Membuat Reyna kebingungan, Sbenernya mereka bertiga itu ada apa?
"You look healthier with just that one leg." ucap Yoshi sambil melirik kaki Zora.
Jihoon mengambil langkah untuk maju, Namun langkahnya berhenti saat mendengar Zora bicara,
"I'm here, now what?" ucap Zora.
"Maybe a family gathering?"
"Kita bukan lagi keluarga."
"You are still my sister, Even though you almost became the mother of my child."
Reyna melotot kaget mendengarnya, Astaga, Yoshi bilang apa? ANAK? ANAK SIAPA?!
"Apa lagi yang mau lo ambil? Setelah Harga diri gue, Janin gue, Keluarga gue, Apa lagi?" Ucap Zora yang mulao tersulut emosi.
"Astaga, You haven't changed, Still stubborn and look like a loser."
"JAWAB GUE SIALAN!"
"Tanda tangan surat pengalihan hak saham." ucap Yoshi
Zora menatap terkejut, "Maksud lo?"
"Jangan berlagak bego, Ada lima saham atas nama lo yang belum diserahin ke gue." Ucap Yoshi
Zora mendorong Yoshi dengan tenaga yang dia punya, walaupun kesulitan karena kondisi kakinya, "Lo nyuruh anak buah lo nyulik gue kesini cuma buat saham?! SAMPAH BANGET LO!"
"Just do it"
Zora nampak tertekan, dia seperti dilanda banyak pertimbangan.
"can not??"
"Kalo gue gak mau!?" ucap Zora
Yoshi terkekeh, Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari dalam jas nya,
Pistol.
Zora dan Reyna sama sama terkejut saat melihat Yoshi menodong Jihoon dengan pistol ditangannya, "Do that or you will lose someone else's life." ucap Yoshi dengan kekehan kecil.
Zora mengusak rambutnya, "PLEASE!! gue cuma bisa hidup pake harta dari saham itu! Jangan rusak apapun yang gue punya lagi!!!" ucap Zora, tangisannya pecah.
Jihoon mengepalkan tangannya, Seperti dia ingin sekali melawan, Namun rasanya dia tidak cukup berani karena bisa saja nyawa Zora yang jadi taruhannya.
"Pengkhianat bajingan kayak lo gak berhak punya sepeserpun dari keluarga gue!" ucap Yoshi
Reyna disana sama sekali gak mengerti arah pembicaraan mereka semua, Hingga akhirnya Reyna beranjak untuk mendekati Jihoon yang lagi ditodong pistol.
"Just stay there and be an obedient girl, or it's all over, Reyn." ucap Yoshi memperingatkan.
Zora menghela nafasnya, "Okee.. Gue tanda tanganin semuanya." ucap Zora pasrah.
Junkyu datang dengan dokumen ditangannya, Dia memberinya pada Zora dengan pulpen, Entah Reyna salah lihat atau memang begitu, Tapi Junkyu seperti memberikan tatapan aneh pada Zora.
Bukan hanya itu, Junkyu juga seperti mengatakan sesuatu dengan berbisik membuat tidak ada yang mendengar atau bahkan menyadari apa yang mereka lakukan.
Itu terlihat mencurigakan.
Sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka semua? Dan kenapa Junkyu dan Zora terlihat seperti sudah saling mengenal?
Junkyu mengambil lagi dokumennya setelah Zora selesai menandatangani nya.
"Puas!?" ucap Zora.
Yoshi tertawa kecil, "Good Girl." gumam Yoshi.
Junkyu mengambil langkah mundur, kembali kebelakang Yoshi, Sedangkan Zora menatap Jihoon yang masih belum di lepaskan oleh Yoshi.
"Sekarang apa? Lepasin Jihoon." ucap Zora
"Do you love him, Azora?" gumam Yoshi
"Lepasin Ji—
DOR!!!
"AKHHHH!!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️
Action"i'm Yoshinori, And You're Mine Now!" 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa