MINE • Memories

2K 261 94
                                    

Reyna menggeliat sebari memejamkan matanya perlahan, matahari menembus jendela dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

Reyna membuang nafas panjang, Saat melihat dimana dirinya berada rasanya lebih baik dia gak pernah bangun lagi.

Reyna menatap kaget saat merasakan tangan yang melingkar di perutnya, Sontak Reyna langsung melepaskan tangan itu, yang ternyata adalah tangan Yoshi yang tengah memeluknya dari belakang.

Reyna langsung melepas tangan Yoshi darinya dan duduk untuk menghindar, Demi Tuhan setiap melihat Yoshi rasanya Reyna benci mengingat fakta yang Yoshi katakan tentang ayahnya.

Reyna berniat berdiri dan beranjak namun Yoshi menarik tangan gadis itu hingga kembali tertidur disebelah Yoshi, ditambah kali ini Yoshi memeluk Reyna lebih erat dengan mata yang masih tertutup.

"Lepas!" ucap Reyna sebari berontak minta di lepasin.

Yoshi gak menggubris sama sekali, pria itu malah mengangkat kakinya untuk menindih kaki Reyna dan mengunci pergerakan gadis itu.

"Lepasin gue sialan!" umpat Reyna.

Yoshi membuka matanya dan menatap Reyna yang kini tengah menatapnya dengan tatapan marah.

Bukanya melepas dekapannya Yoshi malah menatap Reyna dengan tatapan datar, "can you be an obedient girl?" ucapnya.

Reyna memutar bola matanya malas, Membuat Yoshi menatapnya dengan tatapan tajam. "You should know, when you are in your current position, you cannot behave like this towards me." ucap Yoshi.

Reyna enggan menanggapi, untuknya, semua yang Yoshi katakan hanyalah kebohongan, Reyna gak akan percaya apapun sampe dia memastikannya.

Yoshi melepas dekapannya dan beranjak dari tempat tidurnya membuat Reyna menatapnya dengan tatapan muak.

"AKH!"

Namun, Reyna di buat kaget saat Yoshi yang tiba-tiba datang ke arahnya dan langsung menarik rambutnya dengan kasar membuat Reyna terjatuh ke lantai.

Bukan hanya sekedar menariknya, Yoshi bahkan menarik rambut Reyna sambil berjalan membuat gadis itu terseret di lantai sebari berusaha melepaskan rambutnya dari genggaman Yoshi.

"Sakithhh.. Akhhhh!!"

"Come on baby, you must be excited!"

Yoshi terus menyeret Reyna hingga keluar kamar, bahkan Yoshi membawa Reyna ke lantai bawah dengan tangan yang masih setia meraup rambut Reyna.

Rasanya kepala Reyna akan copot, Reyna bahkan merasa keram pada lehernya.

Yoshi membanting Reyna ke lantai dasar, di sebuah ruangan gelap dengan layar besar juga sofa dan banyak rantai di sisi ruangan.

Yoshi hanya menatap datar Reyna yang terdampar di lantai sebari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Yoshi menghela nafas panjang, Lalu meraih remot dan menyalakan layar besar di hadapan mereka.

Reyna menatap layar itu, dan dirinya dibuat melotot gak percaya sama apa yang baru aja dia liat. Disana diputar video Reyna dan Yoshi, dimana mereka melakukan hubungan intim saat itu.

Bisa Reyna dengar dengan jelas bagaimana dirinya menjerit-jerit, bahkan berusaha berontak namun tetap gagal.

Suara suara itu membuat Reyna menutup telinga nya dan menunduk ketakutan, Ingatannya kembali pada hari itu.

Yoshi membuang remotnya sembarangan lalu bertekuk lutut menyamai tingginya dengan Reyna dilantai.

Yoshi menarik kedua tangan Reyna yang menutupi telinga nya dengan kasar, Yoshi bahkan mencengkram pipi Reyna dan mengarahkan kepala Reyna untuk menyaksikan layar dihadapannya.

Reyna berontak sebari menangis, Suara suara kegilaan juga jeritan kesakitan itu membuatnya ketakutan.

"SEE? WE ENJOYED THE NIGHT TOGETHER, YOU MUST SEE AND ENJOY, OR SHOULD I SHOW IT TO DONGHAE!?" tanya Yoshi sambil mengencangkan cengkraman nya pada pipi Reyna.

Reyna mati matian untuk melepaskan tangan Yoshi darinya, namun Yoshi jelas lebih kuat.

"LIAT REYN AHAHAHAHA.. GIMANA BAHAGIANYA KITA MALAM ITU!" Ucap Yoshi dengan tawanya yang menggelegar.

Yoshi melepaskan tangannya dari Reyna sedangkan Reyna menangis kesakitan bahkan gadis itu terus menutupi kedua telinganya sebari menggelengkan kepalanya terus menerus.

"Don't be afraid, because I haven't started yet." ucap Yoshi.

Reyna yang menangis, menatap Yoshi dengan tatapan membunuh, Reyna bahkan mengepalkan tangannya dengan nafas memburu dan gemetar.

"ARGHHHHHHH!!!!"

Yoshi membelalakan matanya saat Reyna tiba-tiba mendekatinya dan mencoba untuk mencekik Yoshi.

Namun dengan cepat Yoshi menghindar membuat Reyna kembali menatapnya dengan tatapan tajam.

Yoshi berdiri dan menatap Reyna yang tengah terduduk di lantai, Lagi lagi Yoshi tertawa kecil melihat amarah Reyna yang tampak meluap luap.

"LEPASIN GUE SIALAN! ARGGHHHH!!! BEBASIN GUE AKHHH!!" Teriak Reyna.

Reyna berdiri dari duduknya dan mendekatin Yoshi dengan gerakan cepat untuk menyakiti Yoshi, Tapi Reyna terus gagal karna Yoshi terus menghindar.

Bruakh!

Berada di ambang amarahnya, Reyna melemparkan Yoshi dengan lampu kaca di atas meja membuatnya pecah menimpa wajah Yoshi.

Yoshi terkekeh saat darah keluar dari pipinya karna ulah Reyna. Disana, Reyna menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

Yoshi yang mulai terpancing langsung melipat tangannya di atas dada, dan menatap Reyna dengan tatapan datar, Membuat gadis itu berlari lagi ke hadapan Yoshi dan hendak mencekiknya.

Namun Yoshi lebih dahulu menendang tubuh Reyna, membuat Reyna terpojok di tembok, Kali ini Yoshi yang berhasil mencekik Reyna dengan kedua tangannya membuat Reyna membulatkan matanya dan memukul mukul tangan Yoshi untuk melepas cekikannya.

"Khhh.. "

"You're starting to be unattractive." ucap Yoshi semakin mengencangkan cekikkannya pada leher Reyna, Membuat gadis itu mati matian untuk tetap bernafas.

Reyna mulai merasa lemas, dan dadanya sesak, bahkan Reyna gak mampu untuk sekedar menggerakkan bibirnya, rasanya dia mulai kehabisan oksigen.

Melihat Reyna yang sekarat, Yoshi melepas cekikannya, membuat Reyna langsung ambruk di lantai dengan mata terpejam.

Reyna pingsan, dan itu sama sekali tidak menghibur untuk Yoshi.

Rasanya, Mengasikkan melihat Reyna yang mati matian untuk hidup atau sekedar melihat Reyna yang menangis hebat karena nya. Itu yang Yoshi sukai.

Yoshi menghela nafasnya, Lalu meraih tangan Reyna. Yoshi kembali menyeret gadis itu keluar dari ruangan dan membawanya ke sebuah kamar.

Bukan kamar yang tadi, melainkan kamar yang lebih sempit, Hanya ada banyak rantai dan juga beberapa senjata disana, Ranjang nya pun tidak besar, Kamar itu seperti sebuah ruang eksekusi.

Yoshi menyeret Reyna yang masih tak sadarkan diri masuk kedalam sana, Setelahnya Yoshi meraih rantai dan mengunci rantai itu di leher, kedua tangan dan kedua kaki Reyna.

Selesai dengan kegiatannya, Yoshi menatap Reyna yang masih menutup matanya. Yoshi meminggirkan rambut yang menutupi wajah Reyna lalu menatap wajah Reyna dengan tatapan datar.

Cukup lama.




Hingga akhirnya Yoshi membuang pandangannya dan membuang nafas panjang, "Aish! Control yourself Yoshi, This time you can't hesitate anymore!" gumamnya.










TBC.

MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang