MINE • Harapan

1.4K 218 57
                                    

"Apa kabar?"

Satu pertanyaan itu membuat Reyna menoleh, mendapati Jihoon yang kini berdiri menatapnya dengan paper bag ditangannya.

"Kayaknya gue yang harusnya nanya gitu ke lo" Ucap Reyna.

Jihoon terkekeh, "I'm always fine"

"Tapi keliatannya nggak begitu"

"I'm trying"

"It's okay.. You'll be fine soon.."

Jihoon hanya diam, sambil menatap lurus ke arah Reyna, sedangkan Reyna memperhatikan Jihoon yang terlihat begitu berantakan.

Kurang lebih dua minggu Reyna tidak melihatnya, dan kini Jihoon terlihat cukup berantakan.

Rambut yang memanjang, dan Jihoon terlihat kehilangan berat badan karena pipinya lebih tirus.

Jihoon memberikan paper bag nya kepada Reyna, "Yoshi nyuruh gue anter lo ke dia, Ganti baju lo, gue tunggu diluar" Ucap Jihoon sambil melepaskan borgol yang mengikat tangan kanan Reyna.

Reyna hanya mengangguk lalu Jihoon keluar ruangan.

Tak butuh waktu lama untuk Reyna mengganti pakaiannya, dengan dress pendek longgar berwarna biru.

Reyna juga membiarkan rambutnya terurai.  Wajahnya terlihat pucat tanpa make up apapun, Walaupun kini terlihat lebih baik karena tidak ada luka di wajahnya.

Reyna keluar ruang rawatnya dan menatap Jihoon, Sedangkan di sana Jihoon terkekeh kecil, "Sejak kapan perut lo sebesar itu?" Gumamnya

Reyna juga hanya tersenyum kecil, Dia tau jelas Jihoon adalah orang pertama yang menentang kehamilannya karena didalam sana adalah darah daging Yoshi.

Mereka berdua berjalan berdampingan hingga memasuki mobil, di dalam mobil hanya diselimuti keheningan.

Jihoon terlihat tidak punya mood yang bagus, sedangkan Reyna hanya berusaha memahami Jihoon.

Mereka terasa begitu asing, Jihoon terlihat seperti orang yang berbeda sekarang.

"Junkyu udah pergi ke Milan tiga hari lalu, Dia nitip salam buat lo, Reyn" Ujar Junkyu memecah keheningan.

"Junkyu beneran pergi?" Tanya Reyna.

"Hmm.. Dia nyerah sama semuanya dan milih buat ngelindungin bibi Park dengan pergi dari Tiffany"

Reyna menunduk, merasa sesak pada dadanya, "Junkyu udah janji gak akan ninggalin gue" Gumamnya.

Jihoon terkekeh, "Ada dua nyawa yang harus Junkyu lindungin, Lo dan Bibi Park ibu angkatnya, Junkyu cuma bisa milih salah satu, Dia pilih keluarganya"

Reyna menoleh menatap Jihoon dengan mata yang memanas, "Sekarang gue gak punya harapan lagi?" Tanya Reyna pada Jihoon.

Walaupun Jihoon tidak mengatakan apapun tapi Reyna cukup peka menyadari bahwa lelaki itupun sudah menyerah pada Yoshi.

"Hmm.. Lo gak punya harapan lagi" Kata Jihoon

Reyna hanya diam, Entah harus merespon seperti apa, Rasanya menyakitkan mengetahui tidak ada harapan apapun lagi.

Tidak ada tempat Reyna bersandar karena pada nyatanya semuanya gugur perlahan.

Kini, tidak ada siapapun untuknya.

"Lo udah dapet gambaran tepat soal Yoshi?" Tanya Jihoon.

Reyna menatap bingung, sedangkan Jihoon menghela nafas, "Pagi ini dokter Hyunsuk bilang jadwal lo kontrol sama Yoshi, gak jadi sama gue. Jelas, ini pasti Yoshi yang mau kan?"

MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang