Reyna terduduk meraih tisu di meja, dan mengelap tubuhnya yang lengket, Reyna tersenyum kecil, Berusaha Mati-matian untuk tidak menangis lagi.
Sekarang tubuhnya terasa lengket, Yoshi selalu menyia-nyiakan calon anaknya di sekujur tubuh Reyna membuat tubuh Reyna benar-benar lengket.
Reyna mengelapi tubuhnya yang lengket karna cairan calon anak Yoshi, atau cairan sperma dimana-mana, Terutama di bagian payudaranya. Mata Reyna sudah banjir air mata namun dirinya terus tersenyum, Reyna gak mau nangisin Yoshi lagi.
Hingga akhirnya Jihoon masuk kedalam kamar, Pria itu langsung memekik sambil menoleh kebelakang saat tak sengaja melihat Reyna yang telanjang bulat tengah mengelapi sekujur tubuhnya.
Jihoon menghela nafasnya lalu menarik selimut besar di atas kasur, Lalu Jihoon menyelimuti Reyna, membuat seluruh tubuh Reyna tertutup, Namun Reyna terus berontak berusaha melepaskan selimut itu dari dirinya.
Tapi Jihoon terus memakaikan selimut itu hingga akhirnya Reyna diam saat Jihoon menahan kedua tangan Reyna, "Lepasin gue." ucap Reyna dingin, Tangannya terus berusaha mengelapi tubuhnya.
"Reyn.."
"Gue bilang lepasin gue, Lo gak denger?!" bentak Reyna sambil menatap Jihoon marah.
"Yoshi lakuin itu lagi?" tanya Jihoon yang sontak membuat Reyna menundukkan kepalanya, Lalu gadis itu menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban.
"Lo bilang dia udah baik sama lo, Kenapa lo bohong?" tanya Jihoon.
Ya memang Reyna selalu bilang pada Jihoon bahwa Yoshi memperlakukannya dengan baik setiap kali Jihoon menanyakan keadaan dirinya.
Reyna menarik nafasnya panjang, "Gue suka kok di perlakuin kayak gitu" ucapnya.
Jihoon memalingkan wajahnya, Sekarang dia mengerti bagaimana keadaan mental Reyna hanya dengan satu kalimat yang Reyna lontarkan tadi.
"Kalau gue nurut, Dia gak akan nyakitin siapapun" sambung Reyna.
Reyna mengusap pipinya yang basah, "Gue suka kalau Yoshi perlakuin gue lembut, Gue suka kalau dia siksa gue, Gue suka pas dia nyetubuhi gue sambil buat beberapa luka lagi, Gue suka, Itu bikin gue candu Hoon, Gue gak keberatan, Gue suka kok" ucap Reyna sambil tertawa kecil namun dengan nada gemetar.
"Reyn.."
"Kalau gue harus menderita kayak gini, Gue rela asalkan dia gak nyentuh Papa gue kayak dia ambil nyawa Mama" ucap Reyna lagi, dengan tangisan yang pecah.
Jihoon membulatkan matanya terkejut, "Lo tau?" tanya Jihoon, pasalnya Yoshi belum membeberkan kalau dia yang membunuh Mamanya Reyna—Jaena.
"Hmm.. Gue tau dari seminggu lalu"
"Reyna—
"Gue gak mungkin lupa sama bekas luka horizontal yang ada dipunggung orang yang ngebunuh Mama gue waktu itu" kata Reyna gemetar.
Reyna membuang nafasnya, "Gue gak mau pembunuh itu ambil nyawa orang-orang yang gue sayang lagi, Cukup Mama gue dan gue, Gue gak akan biarin Yoshi nyakitin Papa gue Hoon, Kalau satu-satunya cara cuma dengan jadi gadis penurut, Gue bakal lakuin, Gue.. Gue takut dia nyoba ambil orang-orang di sekitar gue lagi.. Gue takut.. Gue takut Hoon.."
Yaa, Reyna mengetahui bahwa Yoshi yang membunuh ibunya 8 tahun lalu, Reyna masih ingat jelas luka yang mamanya ciptakan pada lelaki dengan jas putih waktu itu, Dan Reyna mulai mengetahui kalau lelaki dengan jas putih yang membunuh ibunya waktu itu adalah Yoshi.
Setiap hari Reyna pikirkan bagaimana cara untuk balas dendam setidaknya untuk membalas perlakuan Yoshi pada Jaena, Tapi nihil.
Gak ada yang bisa Reyna lakuin selain menurut pada Yoshi agar Yoshi tidak menyentuh Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️
Action"i'm Yoshinori, And You're Mine Now!" 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa