Yoshi menatap Reyna yang masih terduduk di sisi ranjang, "Come on, why are you still sitting??" tanyanya.
Reyna enggak menjawab, Gadis itu hanya menatap Yoshi dengan tatapan tajam, membuat Yoshi terkekeh, "Kenapa, hm?" tanya Yoshi sebari menghampiri Reyna dan menarik tangan gadis itu, lalu ia genggam.
Reyna menghempaskan tangan Yoshi, Astaga kenapa dia merasa sangat tidak bertenaga?
Yoshi menatap gemas, Entah angin darimana hingga Yoshi bersikap semanis dan senormal ini, Membuat Reyna merinding hanya dengan melihatnya.
Yoshi berdiri dihadapam Reyna, lalu mengulurkan tangannya, membuat Reyna menatap bingung.
Yoshi memulas senyum kecil, "Sini, gue papah." ucapnya terdengar manis.
Reyna melongo menatapnya, Hingga akhirnya gadis itu terkekeh, "Lo emang sinting." gumamnya karna kebingungan sama sifat Yoshi yang kayak gini.
Aneh aja, Setelah semua yang Yoshi lakukan padanya kemarin, Tiba-tiba sekarang dia bersikap manis bahkan terlihat seperti orang yang dermawan.
"I know you can't walk." ucap Yoshi lagi, kali ini Yoshi yang menarik tangan Reyna dan memapah Reyna.
Reyna hanya bisa pasrah, Tubuhnya bener-bener lemes banget, Reyna bahkan gemetar saat berjalan.
Yoshi melingkarkan satu tangannya pada pinggang Reyna, dan membantu gadis itu berjalan dengan high heels di kakinya itu.
Yoshi memapah Reyna dengan perlahan, Bahkan Yoshi membopong Reyna dari lift hingga parkiran.
Yoshi menatap Jihoon yang siap dengan setelannya, Jihoom terlihat rapi dengan jas hitam.
Yoshi mendudukan Reyna didalam mobil, Setelahnya Yoshi mengambil sebuah box lalu masuk kedalam mobil, duduk tepat di sebelah Reyna.
Yoshi menatap Jihoon yang duduk di kursi pengemudi, "Laporan." ucapnya.
"Semua yang lo mau udah ada di box itu, Tempat udah di setting dan kita udah nemuin kelemahan Asahi." ujar Jihoon.
"Okey, Good. Seharusnya dia tau, dia berhadapan sama siapa. Tanpa saham gue, Usaha dia gak akan sesukses itu." gumam Yoshi
Daripada menguping, Reyna lebih memilih untuk memejamkan matanya, Menenangkan kepalanya yang terasa pening itu.
Sluruh tubuh Reyna merinding karna AC mobil yang dingin pakaian yang terbuka juga tubuhnya yang lagi gak dalam keadaan baik-baik aja.
Yoshi sibuk menelfon, Jihoon mengemudi, dan Reyna terlelap.
Perjalanan nya seperti cukup jauh, Karna Reyna tidur nyenyak dalam beberapa saat sebelum akhirnya Yoshi menarik tubuh Reyna dan menyandarkan kepala Reyna pada bahu bidang nya itu.
Yoshi juga mengelus ngelus tangan Reyna, diposisi Yoshi yang masih bicara pada telfon.
Reyna yang tadinya tertidur langsung bangun dan menjauh, sedangkan Yoshi tetap menarik nya kedalam bahunya, Padahal jelas-jelas Yoshi masih bicara di telfon.
Reyna yang gak punya cukup tenaga untuk melawan hanya bisa pasrah, Dia menyandar pada bahu Yoshi, dan kembali memejamkan matanya.
Hingga akhirnya, Yoshi selesai dengan panggilannya dan mengelus Reyna, "Aren't you afraid??" tanyanya.
Reyna membuka matanya, "For?"
"Die."
"Gue gak bego. Masa iya lo mau mutilasi gue tapi gue didandanin kayak jalang gini." ucap Reyna.
Yoshi terkekeh, "Pinter." ucapnya.
Yoshi meraih box yang ada disamping nya, lalu membukanya.
Reyna yang awalnya diam langsung melotot kaget saat melihat apa isinya, Sebuah senapan dengan peluru yang terlihat menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE • Kanemoto Yoshinori ver✔️
Acción"i'm Yoshinori, And You're Mine Now!" 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa