"Gue pulang bareng adek gue anjir!"
Jesya masih memegangi stang motor Abi, masih berusaha menahannya.
"Yaudah sih rumah lo kan deket, reptil aja!" balas Jesya masih berusaha maksa buat nebeng.
Teman Abi yang satu ini memang CCN banget, cantik-cantik nyusahin. Tapi Abinya juga sama menyusahkannya sih.
Lihatlah sekarang? Jesya terus saja memaksa Abi untuk memberinya tebengan. Katanya sih biar nggak buang-buang duit, yaudah nebeng aja kan sekalian mau kerja kelompok di rumahnya Abi.
Alasan tersembunyinya sih agar ia jadi yang paling cepat datang ke rumahnya Abi. Agar lebih cepat juga ketemu sama abangnya Abi.
"Sumpah lo nyusahin banget, gila!"
"Makasih bestai," ucap Jesya segera naik ke jok belakang motor Abi.
Abi tidak membalasnya, segera melajukan motor menuju sekolah Jeje.
"Eh itu mantan lo ya?" celetuk Jesya di tengah-tengah perjalanannya saat tak sengaja melihat seorang perempuan cantik yang tampak baru saja menaiki motor di jok belakang.
Abi melirik, mencari yang dimaksud Jesya. Dan dengan cepat, mata itu menemukannya.
Menemukan sosok Juwita sang mantan saat dulu ia masih kelas sepuluh.
"Jiakh gamon!"
"Diem lo setan," umpat laki-laki itu yang setelahnya, segera mengucapkan kalimat istighfar. Kebiasaan Abian jika sudah berbicara kasar.
Jesya tertawa dibelakangnya. "Juwi aja udah punya pacar baru, duh kayaknya itu anak sekolah kita deh. Yang kelas sepuluh ya nggak sih? Yang terkenal itu."
"Bang Athan nggak bakalan suka sih sama congormu yang kayak gitu," sahut Abi segera menepikan motornya ke depan gerbang sekolah Jeje.
Jesya mencibir tidak peduli, kemudian menyapu pandang ke arah bangunan sekolah Jeje. Mencari adik dari temannya yang menyebalkan ini.
"Jeje!" seru Jesya memanggil Jeje yang baru saja berjalan keluar dari gerbang sekolah dengan kepala yang menunduk lesu.
"Lo sokap apa emang sengaja sih? caper biar dapet restu?"
"Euuh kalo bukan adeknya Bang Athan udah gue sunut bibir lo!"
Jesya segera turun dari motor Abi, menyuruh Jeje untuk duduk terlebih dahulu.
Dan saat Jesya mengangkat sebelah kakinya-hendak naik ke atas jok motor-Abi tiba-tiba saja mengegas motornya.
"Woi asu!" umpat Jesya segera mengejar motor Abian yang berhenti tak jauh di depannya.
Abi sendiri tertawa puas sekali mendengar umpatan gadis itu.
"Lo jahat banget gila, masa mau ditinggalin sih! Duit gue udah abis dibayarin uang kas," celoteh Jesya segera naik ke atas jok motor.
"Makanya jangan nunggak!"
"Gas maang!" seru Jesya benar-benar tidak mempedulikan perkataan Abian. Tangannya beregrak menepuk-nepuk helm kakangnya Jeje itu.
Mereka pergi dari sana. Bertiga. Reptil, rempet tilu.
♔♔♔
"Abi rumah lo perasaan bukan di sini?" ucap Jesya bingung setengah panik saat motor Abi memelan, mesinnya mati, dan berhenti di sisi jalan.
"Mogok inimah, mogok Jes," balas Abi, lalu menepikan motornya. "Turun lo berdua, turun!"
Jesya berdecak kesal, segera turun dari motor yang segera disusul oleh Jeje.
![](https://img.wattpad.com/cover/283799980-288-k666839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
De Todo"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_