Our Princess

38. Sakatonik ABC

Sebenarnya, semenjak Abian tau jika ternyata si mbak sticky notes itu orang yang sama dengan perempuan yang mengajarinya saat menjadi petugas upacara, ia sudah memantapkan hatinya.

Untuk Sherina Christel.

Tetapi pada hari kedua MPLS, sesuatu yang kurang mengenakkan terjadi.

Pagi itu para murid kelas sepuluh dengan dibimbing pembimbing kelasnya masing-masing, dibawa berkeliling untuk mengenali lingkungan sekolah.

"Jadi, yang ini tuh ruang musik. Biasanya dipake buat praktek pelajaran seni musik sama kegiatan ekstrakurikuler club music sama padus," ucap Joan menjelaskan.

"Ekstrakurikuler musik sama padus beda kak?" tanya seseorang.

"Beda dong, ini nih Kak Hasa ekstra padus ya?" jawab Joan kepada Hasa di sisinya.

"Iyaa beda, kalo padus tuh kayak belajar nyanyi kalo club music mah ada alat musiknya. Tapi kadang dua-duanya masih saling nyambung gitu sih," jelas Hasa.

Para anak kelas 10 IPS 1 hanya ber-'oh' saja seraya mengangguk-anggukan kepala. Semuanya kini kembali berjalan bagai bebek digiring induknya menuju lapangan.

"Yang ini lapangan upacara, terus di sini juga lapangan buat olahraganya ada dua, ada lapangan indoor sama outdoor," jelas Hasa.

"Ih serakah banget dua-dua gitu!" celetuk Sendi.

"Iya ya? jahat-jahat duit!" sahut Abian yang langsung mendapat pukulan di lengan dari Hasa.

"Nah kalo yang ini lapangan outdoor buat olahraga," jelas Abian seraya kini melirik tipis-tipis ke arah lapangan karena ternyata ada kelas Sherin yang sedang olahraga di sana.

Pemuda itu kini diam, justru memperhatikan Sherin yang melempar bola ke arah temannya. Tetapi lemparannya terlalu kuat, melesat hingga akhirnya mengenai kepala Jeje di barisan belakang yang sedang berbincang-bincang dengan Juan.

Jeje langsung oleng hampir jatuh jika saja Juan tak menahannya.

"Aw!" ringis perempuan itu.

"Sakit nggak?" tanya Juan khawatir seraya mengusap-usap kepala Jeje.

"Apaansih! Awas!" ketus Abian tiba-tiba datang seraya menepis tangan Juan di kepala Jeje. "Ada yang sakit nggak? Mau ke UKS?" tanya Abi khawatir bikin Jeje gelagapan.

Sebuah perlakuan yang jelas membuat teman-teman Jeje melotot kaget.

"Hah? Nggak kok, kak..." balas Jeje canggung. Ini kalo ketauan gimana anjir?

"Ke UKS aja ya?" ucap kakang kini sudah memunggungi Jeje. Bikin Jeje melotot makin degdegan.

"Nggak usah kak, gapapa kok," tolak Jeje yang tak lama terlihat Sherin berjalan mendekat.

"Hei maaf ya..." ucap perempuan itu. "Kamu gapapaa?" tanyanya amat lembut.

"Ayo sini elah! Buruan naik Kak Abi gendong," paksa Abi tak mempedulikan eksistensi Sherin di dekatnya.

"Naik aja Je, mayan digendong seleb," bisik Ujang.

Akhirnya Jeje nurut naik ke punggungnya Abian seraya meringis merutuk dalam hati.

"Gue anter ya, Je?" ucap Juan.

"Ga usah! Lo diem di sini!" sahut Abi sewot, bikin Juan beneran bingung.

Juan ada salah apa nyampe digalakin Abian? Tetapi Juan menurut saja, membiarkan Abian membawa Jeje pergi menuju UKS.

"Lo ngapain sih tolol!" bisik Jeje ditengah langkah Abian yang membawanya menuju UKS.