53. Cara Semesta Mematahkan Hati Seseorang

129 31 27
                                    

"Tuhan memang satu! Kita yang tak samaaaaa!"

Entah itu sebuah sindiran atau bagaimana, karena baru saja Nathan melangkahkan kakinya memasuki rumah, ia langsung disuguhi suara Abian yang bernyanyi melantunkan lagu Peri Cintaku karya Marcell.

Pemuda itu kemudian melangkah lebih dalam lagi, mendapati Esa, Abian dan Jeje yang duduk lesu di sofa. Abian memegangi mic sedang karaokean. Sementara itu di karpet ada Joko yang geleng-geleng kepala sambil mengunyah martabak telor.

"Ini pada kenapa sih, Jok?" tanya Nathan.

"Galau semua," jawab Joko seadanya.

Esa galau karena keluarga Anya pergi makan malam dengan keluarga mas Wiwi, Abian galau karena ketauan beda agama, Jeje juga masih galau karena Jusuf ternyata menyukai sepupunya sendiri.

"Gantian," kata Jeje begitu kakang menyelesaikan nyanyiannya.

Kini instrumen lagu Cinta dan Rahasia terputar dengan suara lembut Jeje melantunkan liriknya.

Kakang merosotkan tubuhnya kini bergabung dengan Joko memakan martabak telor. Esa masih lemes. Nathan duduk di meja makan memperhatikan saja sambil nyemil kerupuk.

"Jangaaan kau pilih diaa.... aaaaa, pilihlah aku, yang mampu mencintaimu, lebih dari NIAAA!"

Kakang sontak melebarkan matanya mendengar itu. "LO UDAH TAU??" tanyanya terkejut.

"TAUUU!" sahut Jeje, kemudian memberikan mic nya kepada Esa dan menghampiri Abian. "Lo kenapa ga jujur aja sih sama Kak Sonia? Kan kalian nanti jadian, terus Jeje sama Kak Jusuf!"

"Jujur apa anjir? Jujur gue punya utang lima ribu ke dia?" sahut Abian.

"Lo tuh suka sama Kak Soniaa!" ucap Jeje frustasi. "Kenapa nggak jujur sih?"

"Sumpah ini awalnya dari mana sih? Kok pada ngira gue suka Sonia?" tanya Abian.

"Keliatang kang," celetuk Joko.

"Kakang mah gatau ya? Tiap Jeje bobo sama kakang, Jeje tuh denger do'a kakang kalo tahajud di kamar! Kakang tuh sering do'ain Kak Sonia!" jelas Jeje setengah mengomel karena gatau kenapa deh, rasanya pengen nyalahin kakang.

Coba aja kalo kakang jujur sama Sonia? Mungkin Jeje bisa pacaran sama Jusuf.

"Apa coba do'a nya?" tanya kakang dengan nada yang sedikit menantang.

"'Ya Allah... semoga nanti Sonia ujiannya lancar' atau kalo ga gitu, 'Ya Allah, semoga Sonia selalu diberi kesehatan' pasti ada aja do'a baiknya buat Kak Sonia, lo tuh suka kan sama Kak Sonia?!" tandas Jeje.

"Jeje denger ga, kakang do'ain Jeje juga?" tanya kakang yang dibalas anggukan kaku oleh Jeje. "Apa coba do'a nya?"

"'Semoga Jeje nggak sedih lagi', 'Semoga Jeje ujian prakteknya lancar' ya... gitu-gitu," ucap Jeje dengan suara yang amat pelan.

"Sama aja kan? Kakang do'a in Sonia bukan berarti kakang suka sama Sonia! Kakang juga sering do'ain Jeje, do'ain mama, papa, atau kemarin deh, kakang do'ain Jean, Jesya, sama ibunya," jelas kakang. "Terus kalo kakang do'ain ibunya Jesya, artinya kakang suka sama ibunya Jesya, gitu? Nggak kan?"

Kakang beranjak dari duduknya, kini melangkah menuju dapur untuk mengambil minum sambil terus berceloteh. "Aneh banget masa ngedo'ain orang aja langsung dianggap suka sih? Ngaco."

"Terus kenapa kakang sering banget ngedo'ain Kak Sonia?" sahut Jeje tak ingin kalah sambil menyusul kakang dan turut duduk di dekat Nathan.

"Ya lo mikir aja sih? Sonia udah hidup bareng-bareng sama kakang dari jaman orok, yakali nggak kakang anggep keluarga sendiri? Apalagi kakang juga pernah tinggal sama keluarga Bu Dian," sungut kakang.

Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang