Usai mendengar kabar duka itu, Esa dengan segera mengabari keluarga di Pangandaran. Lalu mengurusi pengiriman jenazah papa karena keluarga menginginkan beliau untuk dimakamkan di kampung halaman.
Esok paginya baru dimakamkan. Banyak yang mengantarkan karena memang semasa hidupnya dulu, papa mempunyai pribadi yang social butterfly, menjadikannya mempunyai banyak teman serta kenalan.
Papa baik juga ramah, banyak yang turut kehilangan atas kepergiannya.
Yasa, Bagas, bahkan Sonia, Silvina, juga Surya turut merasakan kehilangan. The bujang's pun turut hadir di pemakaman pagi itu, rekan kerja Esa, teman kampus Nathan, juga teman sekelas Abi dan Jeje turut hadir di pemakaman.
Mama ada menemani Jeje di depan sana.
Menemani Jeje yang kehilangan papa, papa yang padahal baru saja membuat hubungannya dan Jeje membaik. Nathan bahkan Esa si anak sulung menangis amat deras pagi itu.
Rasanya baru kemarin papa mengajaknya jalan-jalan ke Pangandaran mengenakan mobil yang isinya penuh Stella jeruk. Rasanya baru kemarin papa memberi uang THR kepada para keponakannya. Rasanya baru kemarin mereka mengantar papa ke bandara.
Rasanya baru kemarin papa memeluk hangat satu-persatu para putra dan satu putrinya.
Sekarang papa sudah pulang saja ya pa?
Esa dan Nathan turut turun ke dalam makam untuk menguburkan papa ke dalam liang lahat.
Setelah papa selesai dimakamkan, tangisan mereka tak kunjung jua berhenti.
Tetapi Abi pagi itu, tak meneteskan air matanya sedikitpun. Bahkan semenjak diberi kabar duka siang kemarin, Abi tidak menangis.
Tapi amat terlihat jelas, tatapannya kosong. Seolah ada sesuatu yang hilang pada dirinya.
Abi pun sama kehilangannya.
"Abi...."
Abi menoleh, menatap Sonia dengan tatapan yang masih kosong.
Sonia dengan segera memberi pelukan untuk pria itu, mengusap punggungnya seolah memberikan kekuatan untuknya.
Tak lama Jesya dan Jusuf juga datang setelahnya. Turut memeluk singkat untuk memberi kekuatan.
Pada malam harinya langsung diadakan tahlilan setelah isya.
Mungkin karena semasa hidupnya tabiat papa adalah seringkali melakukan kebaikan pada siapapun, maka kebaikannya kini berbalik kepada dirinya jua pada para anaknya karena mereka begitu diberi kemudahan untuk mempersiapkan tahlilan.
Banyak yang membantu mereka, mulai dari the bujang's, Anya, bu Dian, bahkan teman sekelas Abian pun ada beberapa yang turut membantu.
Mereka amat baik, bahkan saat Nathan hendak turut membantu, Haikal dengan baiknya berucap. "Udah gapapa, kalian masih berduka."
Akhirnya Nathan hanya bisa bantu do'a semoga kebaikan mereka dibalas oleh Allah.
Nathan meneguk ludahnya, kini berdiam diri di kamarnya seraya menatap pada unggahan Facebook papa yang baru-baru ini papa posting.
Itu foto selfie dirinya dengan papa saat diperjalanan menuju Pangandaran setelah Jeje dan kakang memilih turun untuk menunggu Esa.
'Alhamdulillah hari ini sy bisa ngajak anak-anak sy jalan-jalan😇 yg dua lgi ketinggalan di rest area😁😆 satunya lgi msih kerja😊😇 alhamdulillah sisa satu anak lanang ku yg ke dua ini👍 tabarakallah ya nak😇'
Begitu caption yang papa ketik pada unggahan Facebooknya yang disertai foto selfienya bersama Nathan.
Nathan mengucek sebelah matanya saat dirasa mulai menghangat dan mengeluarkan air mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
Random"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_