"Minggu depan bagian kelas kita yang jadi petugas cuy."
Abian menoleh tatkala mendengar ucapan itu terlontar dari mulut Oki. "Gue panduan suara aja deh," ucapnya tetiba ingat saat SD pernah bertugas sebagai pembaca UUD dan tangannya tremor sanking gugupnya.
"Bukannya besok terakhir kelas 12 IPS 3 ya? Baru kita?" celetuk Jesya.
"Ini kelas 12 IPS 3, tolol!" umpat Bobi yang hanya dibalas cengiran oleh Jesya.
Abi membuka mulutnya, sudah hendak menyahuti saat seorang guru tiba-tiba melerai dan merapikan barisan.
Iya, serapi dan sedisiplin itu SMA Tritala. Benar-benar barisan upacara saja harus ditata serapi mungkin sampai guru pun turut terjun ke lapangan untuk mengaturnya.
Dan Senin ini, barisan pria bagian di belakang. Beberapa dari anak kelas sepuluh di pindahkan ke barisan kosong.
Salah satunya barisan paling belakang perempuan kelas 12 IPA 1, diisi oleh beberapa siswi yang tidak kebagian tempat.
Tepat di depan Abian.
"Lo tau dia ga?" bisik Oki seraya menunjuk perempuan di depan Abian.
"Siapa?" tanya Abian.
Tetapi Oki malah cekikikan lalu menjawab dengan super randomnya. "Lo tuh suka sama dia."
"Gue nggak kenal anjir??" seru Abian tanpa sadar sampai di tegur oleh salah satu guru yang masih berjaga di sana.
Tapi yang namanya ejekan teman tuh emang jurus paling mujarab untuk menjodohkan.
Buktinya kini Abian jadi sering salah fokus pada perempuan di hadapannya.
"Emang dia siapa Ki?"
Tuhkan.
"Alah siah euy beneran ieumah nya?" goda Oki sudah tersenyum penuh arti.
"Lo yang ngomong duluan tadi setan," umpat Abi walau setelahnya segera ia berucap istighfar dalam hati. "Emang lo kenal dia siapa?"
"Nggak," jawab Oki dengan santainya seraya mengangkat kedua bahu.
Kan....
Abian speechless. Benar-benar deh, Abian nggak habis pikir sama kelakuan Oki si manusia super random yang pernah ia temui setelah Yasa dan Esa ini.
Kok ada aja gitu tingkahnya.
Sementara itu di sisi lain, si perempuan yang berdiri di depan Abian terlihat menggigit bibirnya gelisah.
Ada dua alasan, pertama; karena kini ia berdiri tepat di depan Abian. Kedua; karena ia baru ingat, jika dirinya belum sempat sarapan.
Aduh... mana kuat gadis itu upacara jika sebelumnya tidak sarapan. Ia hanya berharap, semoga Tuhan memberinya kekuatan.
Tetapi sayang seribu sayang, pada saat bagian 'amanat pembina upacara' gadis itu mulai merasakan gejala tidak mengenakan.
Keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. Napasnya mulai terasa cepat, hingga perutnya terasa mual.
Ini sudah mulai tidak beres.
Gadis yang kini rambutnya diikat satu itu menoleh ke arah samping, hendak meminta tolong pada temannya. Tetapi cahaya matahari terasa amat menyilaukan matanya.
Gadis itu limbung, jatuh, dan segera ditangkap Abian.
"PMR! PMR!" teriak Oki memanggil PMR.
Sementara Abian kini bingung juga degdegan. YA GIMANA GA DEGDEGAN INI CEWEK YANG DARITADI JADI BAHAN CENGCENGAN BUAT ABIAN TIBA-TIBA PINGSAN DAN JATUH DI TANGKAP PEMUDA ITU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
Aléatoire"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_