45. Dimple

114 32 6
                                    

"Ngeselin banget ish!"

Esa melirik ke arah Jeje yang kini mendumel seraya mengunyah godeblag dengan toples yang dipeluknya. Jeje sekarang benar-benar marah, sebal, juga kesel banget sama Joko karena pemuda itu yang tiba-tiba saja membatalkan malmingannya.

Beneran rasanya pengen patahin gigi kelincinya Joko.

Esa di sisinya juga sama sebenarnya, sama-sama sedikit sebal karena Anya yang juga tiba-tiba membatalkan malmingannya. Alasannya sama seperti Joko; ada acara makan malam keluarga.

Jadilah Esa tersisa berdua bersama Jeje, kakang sama Nathan sudah pergi dengan motornya masing-masing.

"Malam mingguan sama Esa aja yuk? Mau ke rumah Bu Dian?" tawarnya langsung mendapat binaran semangat dari Jeje.

"Mau dong! Mau nginep ya??" pintanya.

"Minta izin dulu sama ibu ya?" ucapnya kemudian segera melangkah ke kamar untuk mengambil kunci mobilnya. Jeje juga mengekori untuk mengambil hoodie di kamarnya.

"Mau jajan dulu nggak?" tanya Esa saat keduanya melangkah ke luar rumah. "Coba tanya Sonia, mau nitip apa gitu."

Jeje menurut, segera membuka room chatnya dengan Sonia sementara Esa mengunci pintu rumahnya. "Kak Nia mau martabak yang di alun-alun katanya, rasa keju coklat."

"Terus apa lagi? Silvina? Surya?"

"Surya mau dimsum, Mbak Silvina mau kebab sama bajigur."

Esa mengangguk, kini melangkah menuju mobilnya yang terparkir di garasi. Ia memasuki mobil itu bersama Jeje, kemudian kembali bertanya.

"Kalo Jeje mau apa?"

"Mau dicium Tom Holland."

"Heh!"

Jeje cekikikan saja, kini bergumam pelan seraya memikirkan maunya apa. "Mau bubur kacang deh," ucapnya.

"Woke!" sahut Esa.

Kemudian mobil pun melaju pergi dari sana.

♔♔♔

Jesya
| bang nathan! Jesya kayaknya nanti dianterin ibu deh, janjian aja gimana bang?

Begitu isi pesan terakhir dari Jesya sebelum akhirnya Nathan mengiyakan dan pesan pun berhenti sampai sana. Lalu sekarang, di sinilah Nathan berada. Di gramedia, sedang sibuk mencari-cari novel untuk Jeje.

Ia terus melangkah seraya dengan teliti memperhatikan rak-rak buku yang terjejer rapih itu. Mencari novel Matahari dari serial Bumi karya Tere Liya yang kini sedang Jeje baca. Terakhir kali gadis itu membaca novel Bulan dari serial Bumi, Jeje menangis tersedu-sedu, entah kenapa karena Nathan belum sempat baca.

"Nathan?"

Nathan mendongak, menatap pada si pemanggil yang dengan cepat mengalihkan seluruh perhatiannya. Pria itu tersenyum. "Krystal? Ketemu mulu di sini ya?" ucapnya.

"Nyari apa? Novel Tere Liye buat Jeje lagi?" tanya Krystal seperti sudah hapal jika Nathan berada di bagian novel di gramedia, maka laki-laki itu sedang mencarikan buku untuk Jeje.

"Tau banget ya Tal?" ucap Nathan seraya terkekeh pelan.

"Soalnya bacaan lo bukan yang kayak gini," sahut Krystal kini menatap pada sekitar kemudian terdiam.

Nathan yang masih menunduk sibuk mencari-cari buku untuk Jeje, tak menyadari hal itu. "Gue sering baca kok, biar ada topik ngobrol sama Jeje–"

"Tan," sela Krystal. "Itu temennya kakang kan?"

Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang