Baru semalam Athan pulang dari Pangandaran bersama para saudara dan papa, esok paginya ia langsung mendapat kabar tidak enak dari salah satu temannya.
Seperti roda yang berputar, kebahagiaan pun akan bergilir dengan sebuah kesedihan.
"Bunda sakit kok nggak bilang-bilang sih?"
Krystal melengos malas. Sikap Nathan yang ga pernah berubah ini tuh kadang bikin dia rasanya pengen ngulang waktu.
"Harus banget laporan? Mau ngebiayain lo?"
"Kalo boleh sih, ya mau-mau aja."
Beuh mentang-mentang orang kaya.
"Ga usah, gue juga banyak duit."
Nathan hanya tertawa renyah saja mendengar sahutan itu. Kini mulai memasuki ruang rawat bundanya Krystal.
Bunda langsung senyum seneng tuh liatnya. Suka banget dia tuh sama Nathan yang senyumannya menguarkan aura positif. Keduanya juga udah deket banget jadi bunda tau Nathan itu gimana orangnya.
Keduanya ngobrol, asik banget nyampe Krystal dikacangin. Ini yang anaknya bunda siapa sih?
Hingga sampailah percakapan Nathan dan bunda pada satu kalimat yang dilontarkan sang bunda.
"Bunda kangen deh sama Nathan, main lagi ke rumah dong!"
Nathan sempat terkejut mendengarnya, melirik canggung pada Krystal yang juga meliriknya.
"Apaansih bun... kan Nathan lagi sibuk-sibuknya kuliah," sahut Krystal akhirnya.
"Dulu juga sibuk, rajin main kok, ya?"
Nathan tersenyum saja menanggapinya. "Nanti kapan-kapan main lagi deh ya bun, Insyaallah."
Nathan kemudian melihat jam pada arlojinya. "Udah sore nih, Nathan pamit pulang dulu ya bun, semoga bunda cepet sembuh, nanti kalo udah sembuh Nathan main ke rumah deh!" pamitnya, kemudian setelah salim ke pada bunda, ia segera berdiri hendak pergi dari sana.
"Ital anterin dulu Nathan ya bun," ucap Krystal segera menyusul Nathan.
Nathan yang sudah berjalan di koridor rumah sakit, menoleh saat Krystal mensejajarkan langkah dengannya.
"Maaf ya, bunda udah tua kadang suka jadi pelupa gitu," ucap perempuan itu tiba-tiba.
"Gapapa kok, cuma main ke rumah doang kan? Lagian udah lama juga deh ga ke rumah lo."
Krystal kini menghentikan langkahnya, membuat Nathan juga turut menghentikan langkah. Pria itu menoleh, menunggu Krystal untuk mengucapkan sesuatu.
"Can you stop being like this?"
"Kayak gimana?"
"Athan... gue tau lo ngerti."
Nathan menghela napas, kini menunduk, tak tau harus merespon seperti apa.
"I know, it's hard for us." Kini Krystal turut menghela napasnya.
"Aku cuma mau hubungan kita tetep baik-baik aja Tal," ucap Nathan terdengar sudah benar-benar pasrah.
'Aku' bahkan kebiasaan gaya bicara keduanya yang dulu pun masih belum berubah.
"Iya aku juga, tapi kan nggak mungkin semudah itu?" Tangan Krystal bergerak, kini meraih tangan Nathan dan mengusap punggung tangan laki-laki itu. "Untuk sekarang kayaknya kita harus punya waktu sendiri dulu ga sih?"
Nathan menarik tipis kedua sudut bibirnya, kini menatap tepat kedua mata Krystal. "Maaf ya kalo aku bikin kamu nggak nyaman."
"Nggak gitu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
Sonstiges"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_