"Sumpah ya mereka pada punya urat malu ga sih? Kok nyantuy banget bajunya dibuka gitu."
Gumaman itu berhasil membuat Abian di samping Jeje menoleh, lalu kembali menatap pada Esa dan Nathan yang baru saja selesai meluncur dari perosotan.
Hari ini memang anak-anak Kusmawan liburan bersama karena Abian yang protes katanya libur dua minggu tapi nggak liburan, malah kena rampok lagi. Jadilah di hari terakhir libur, Esa mengajak para adeknya ke waterpark yang deket-deket aja karena kebetulan juga segala urusannya sudah diselesaikan, mulai dari pekerjaannya sampai perkara perampokan tempo hari yang syukurnya tak ada harta benda yang hilang.
Tapi kini yang asik main malah Esa sama Nathan.
"Kakang juga kalo perutnya ga memar mah, bakal dibuke Je," sahut Abian.
"Ngapain?? Ih nggak usah kakangmah perutnya kempleng nggak kayak punya bang Nathan tuh, liat! kotak-kotak. Malu ih kang, nggak usah dibuka!" ucap Jeje, benar-benar lidahnya biadab banget.
"Body shamming anjir!" umpat kakang.
Jeje hanya mencibir saja, kini menatap kepada dua abangnya yang mendekat.
"Diem mulu, katanya mau liburan?" kata Esa.
"Jeje mau naik perosotan nggak? Yang mini aja tuh!" tawar Nathan seraya menunjuk pada perosotan mini untuk anak-anak.
"Abang mah! Jeje udah gede ih, besok udah SMA," protes Jeje tak terima masih saja dianggap anak kecil. "Bang, besok anterin ya?"
"Sama kakang lah... bareng, kan sekarang sesekolah," tolak Nathan.
"Kata Kak Nia, kakang banyak fans-nya, takut ah! Nanti dikatain gimana-gimana."
"Makanya, jangan kebanyakan baca wattpad!" omel kakang seraya menarik pelan rambut Jeje yang basah. Kurang ajar!
"Ish! Gamau ah! Gamau sama kakang, ya bang?? Please anterin Jejeeee!" mohon Jeje sampai kedua telapak tangannya disatukan sambil digeser-geser.
"Yang besok mah, besok aja atuh Je. Sekarang mah seneng-seneng aja dulu yuk!" ajak Esa seraya mengajak kakang dan Jeje agar turun dari pinggiran kolam.
Sementara itu Nathan sudah melengos pergi dari sana, yang membuat Esa segera meloncat ke punggungnya, digendong lah Esa oleh Nathan. Tak lama kakang turut menghampiri, meloncat juga ke punggung Esa membuat Jeje juga tertarik untuk turut meloncat ke gendongan kakang.
Alhasil, Nathan keberatan dan terjengkang begitu saja.
Jeje yang paling belakang langsung jatuh tenggelam, bikin ketiga abangnya panik.
Esa yang kebetulan tidak lama tenggelamnya, segera menarik tangan Jeje. Gadis langsung berdiri, wajahnya langsung diusap Esa---dibersihkan dari air.
"Gapapa?" tanya Nathan khawatir mendengar suara batuk Jeje.
"Ih, kaget!" jawab Jeje seraya melotot dan diakhiri tawa pada akhir kalimatnya.
Tawa yang setidaknya bikin Esa lega. Alhamdulillah masih bisa ketawa anaknya.
"Sini, Jeje aja yang abang gendong," ucap Nathan seraya memunggungi Jeje.
Jeje segera naik ke punggung Nathan. Kakang yang tak mau kalah, segera menghampiri Esa. "Ayo Kak Esa, jangan mau kalah!" ajaknya.
"Dih? Esa mah tim Jeje, lu aja sendirian sana!" tolak Esa seraya menjauh dari kakang dan mendekati Nathan serta Jeje.
"Gue berasa jadi adek tiri asli," ucap kakang seraya berlagak seperti orang paling tersakiti. "Tapi gapapa, Cinderella aja yang dijahatin sodara tirinya dapet pangeran, siapa tau kakang juga."
![](https://img.wattpad.com/cover/283799980-288-k666839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
Random"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_