"Demi Allah, Je... pas malem minggu gue ada makan malam keluarga. Nggak sama cewek lain kok!"
Jeje mendelik mendengar penjelasan dari Joko di sisinya. "Ya emang gue permasalahin itu? Lo mau ngedate sama cewek lain juga gue ga peduli kali," ucapnya cukup menohok.
"Terus kenapa sih lo masih marah gitu?" tanya Joko.
Jeje mengedikkan bahunya tak menjawab pertanyaan itu. Ia segera meraih remot di meja dan mulai menyalakan televisi.
"Sumpah ya? Gue ada buktinya nih, Je." Joko merogoh ponsel di saku celananya, membuka gallery, dan menunjukkan beberapa foto dan video kepada Jeje.
Tanpa menyadari ada Esa yang kebetulan melewat di belakang mereka, turut mengintip isi foto-foto yang ditunjukkan Joko.
Ada Anya di sana, mengenakan dress formal sedang difoto bertiga bersama Joko dan mas Wiwi.
Makan malam keluarga bersama keluarga mas Wiwi rupanya.
"Je, Si Jusuf kok lama ya?" ucap Esa membuat Joko tersentak kaget dan segera mematikan ponselnya.
"Pacaran dulu kali sama Kak Sonia," ketus Jeje sukses membuat Joko melotot terkejut.
"Mereka pacaran?" tanya pemuda bergigi kelinci itu.
Jeje mengedikkan bahunya tak mau menjawab lagi. Sudah bad mood sejak tadi.
Joko tersenyum seraya mengepalkan tangannya. "Yes!!" serunya amat bahagia. "Semoga langgeng ya... Sonia sama Jusuf," lanjutnya diakhiri cekikikan.
Akhirnya, satu saingan telah tersingkir. Sekarang tinggal melawan abang-abangnya.
Tak lama, Jusuf dan Sonia datang dengan paper bag McDonald's.
"Tuh, makan dulu Je," titah Esa.
Jusuf segera mengeluarkan isinya dan membagi-baginya sesuai dengan pesanan.
"Jeje mau kulit ayamnya?" tawar Jusuf, tau si perempuan berpipi chubby itu amat menyukai kulit ayam.
"Gue juga mau! Buat gue aja!" seru Sonia.
Joko di sisi Jusuf menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu. "Udah, gapapa kasih ke Sonia aja, biar Jeje dari Joko aja," ucapnya.
Jusuf hanya melirik bingung saja walau setelahnya menurut segera memberikkan kulit ayam itu untuk Sonia.
"Kak Esa, kulit ayamnya mau dimakan ga? Kalo ga mau buat Sonia aja," pinta gadis jangkung itu.
"Maniak kulit ayam banget ya, lo? Kayak Si Abi," ucap Esa sukses membuat Sonia mengernyitkan alisnya bingung. "Nih, bagi dua sama Jeje."
"Abian suka kulit ayam, kak?" tanya Sonia sambil menerima kulit ayam dari Esa.
"Buset maniak banget Ni! Sering rebutan sama si Jeje," jawab Esa.
Sonia mengangguk saja walau pikirannya amat berkecamuk.
Loh? Ternyata selama ini Abian suka banget sama kulit ayam krispy ya? Kok Sonia nggak pernah tau? Kenapa juga tiap kali makan ayam krispy bersama Abian, pemuda itu selalu memberikan kulit ayamnya kepada Sonia?
Tetapi kemudian semua pertanyaan itu mengarah pada satu kesimpulan.
Oh ternyata ini ya? Alasan Abian tak pernah membalas perasaannya? Ternyata Sonia tidak mengenal begitu dalam tentang Abian.
♔♔♔
"Kamu risih nggak sih, Rin? Aku masih dikasih coklat kayak gini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
Diversos"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_