15. Rumpang

186 35 10
                                    

"Ya kamu juga jangan egois dong mas!"

Abian yang saat itu masih menginjak bangku kelas lima SD, segera membekap mulut Jeje yang menangis.

Keduanya kini ada di tangga rumah, si yang lebih tua hendak mengantar Jeje untuk mengambil minum ke dapur, namun ternyata di dapur ada mama sama papa yang sedang berantem.

"Ssshhh jangan nangis ih!" protes Abi pelan yang justru membuat Jeje semakin hendak menangis.

"Aku tuh nggak bisa diem di rumah terus kayak gini! Nggak bisa!"

"Terus mau kamu gimana?! Mau ninggalin anak-anak?"

"Udah deh kamu diem! Kamu nggak ngerti! Ini mimpi aku! Ini kesempatan aku buat ngejar mimpi aku!"

Abian memejamkan matanya saat mendengar suara pecahan kaca dari arah dapur. Dan Jeje semakin menumpahkan tangisannya.

"Terus anak-anak gimana? Kamu jangan egois dong! Cuma demi mimpi kamu doang, kamu rela ninggalin anak-anak gitu?!"

"Cuma kamu bilang? Ini mimpi aku mas! Ini kesempatan aku buat ngejar mimpi aku!"

"Iya, tapi anak-anak?"

"Udah, diem!! I'm done with you!"

Abi menggigit bibir bawahnya, bingung sekarang harus bagaimana. Jeje juga malah terus menangis tidak bisa berhenti.

Tetapi syukurnya malam itu, Esa datang tepat waktu. Pria itu baru selesai belajar, hendak membawa minum juga ketika ia justru melihat dua adiknya sedang terjebak ditangga. Hendak kembali ke kamar, tapi kasian Jeje haus, hendak membawa minum ke dapur juga takut, akhirnya ngestuck di sana.

"Hei, kenapa masih bangun?" tanya Esa pelan.

"Jeje mau ngambil minum," jawab Abi seadanya, matanya terlihat menghangat hendak menangis.

Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang