"Oreeennnnn buruuaan woiii!"
Mama yang sedang menata masakan di atas meja makan mengernyit mendengar panggilan itu. "Oren siapa kang?"
"Jingga hehe," jawab kakang diakhiri dengan cengirannya, ia kemudian kembali menoleh ke arah tangga, lalu kembali memanggil Jeje. "OREEEEN BURUAAANN!"
"Bukan Oren ish!!" omel Jeje akhirnya keluar dari dalam kamarnya. "Jingga sama Oren tuh jauh beda banget!"
"Sama-sama warna tapi."
Jeje mendesis, sudah mengangkat tangannya berancang-ancang memukul kakang.
"Kak Esa mana?" tanya mama. "Panggilin gih kang."
"Kak Mahesaaa!"
"Samperin dong kang," sahut mama seraya mencubit pelan lengan kakang.
"Timpuk pake panci ma!" kompor Jeje.
Bang Nathan yang sejak tadi asik chatan sama Krystal, kini menyimpan ponselnya dan turut nimbrung. "Emang mau ada apa ma? Masaknya banyak banget," ucap Nathan seraya menghampiri meja makan bersama Jeje.
"Ada yang mau mama omongin, sama gapapa atub, kan udah lama juga mama ga masak buat kalian," sahut mama yang setelahnya menepuk pelan tangan Jeje yang hendak meraih kerupuk. "Nanti dulu, bareng-bareng makannya."
Jeje spontan mengerutkan dahinya sebal. YAELAH KERUPUK DOANG.
Tak lama Esa datang bersama Abi. Mama kini duduk di kursi yang biasa di pakai Esa. Di bagian sisi kiri ada Nathan dan Jeje. Sisi kanannya ada Esa dan Kakang.
Usai berdo'a, kelimanya makan bersama. Kakang paling banyak makan karena udah lama banget ga makan masakan mama, Jeje yang gembul aja nyampe kalah.
"Nah gitu dong, banyak makannya, biar ga kurus," komentar mama tersenyum senang melihat kakang yang makannya lahap.
"Mama juga rajin-rajin dong masakin buat kakang."
"Katanya mau ada yang diomongin ma?" tanya Esa.
Mama kini terlihat melunturkan senyumannya. Menunduk, menghela napasnya dalam, lalu mengulum bibirnya. Ia kemudian mengangkat kepalanya, menatap satu-persatu anak-anaknya yang balas menatap menunggu. Ia tersenyum tipis, lalu berucap, "Mama mau minta restu kalian, mama mau nikah lagi."
Bagai petir di siang bolong, tanpa pembukaan mama langsung memberi kabar seperti itu.
Kakang yang semula excited sampai melotot terdiam tak percaya. Nathan menganga. Jeje juga kaget, tapi tak lama kembali melanjut makannya.
Esa yang kaget banget sih, karena baru tadi siang Esa nanyain Anya gimana kalo semisal hubungannya dibawa serius. Aduh, ketikung mama sendiri.
"Ya... ya iya yaudah," ucap kakang tidak jelas seraya menggaruk tengkuknya canggung.
Esa dan Nathan segera tersadar dari keterkejutannya.
"Selamat ya ma!" ucap Nathan juga sebenarnya canggung banget. "Nathan harap mama bisa bahagia ya!"
"Kakang ikutan seneng kalo emang mama bahagia sama pilihan mama."
Melihat reaksi itu, mama memajukan bibir bawahnya hendak menangis terharu. Ia kemudian menatap pada si sulung yang masih terlihat kaget.
Esa tersenyum, lalu mengangguk. "Udah bilang sama amih, ma?" tanyanya menyebutkan amih---mamanya mama.
Mama mengangguk. Lalu tak lama tangisnya beneran pecah.
Nathan dan kakang langsung beranjak dari duduknya, peluk mama, Esa juga jadi ikut-ikutan peluk mama.
![](https://img.wattpad.com/cover/283799980-288-k666839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Princess
Acak"Our princess," begitu katanya abang. Tapi Jeje nggak pernah ngerasa diperlakukan seperti princess oleh ketiga kakak laki-lakinya. ⚠️⚠️⚠️ tw // abusive tw // mention of bullying tw // harsh word Copyright © 2021, faystark_