26. Homo

134 33 11
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tak terasa waktu cepat berlalu.

Akhirnya, Jeje yang sudah melalui badai ujian-ujian dan masa---tak menyenangkan---SMP nya lulus juga.

Sore harinya usai kelulusan Esa langsung mengadakan acara makan-makan di rumahnya beneran udah kayak mau hajatan, yang diajak sebenarnya teman-teman Jeje, tapi Jeje ga punya temen jadinya yang datang ya The bujang's lagi.

Sonia, Silvina, juga Surya turut hadir. Jesya juga diajakin sama kakang. Kakang juga awalnya ngajakin Sherin, tapi perempuan itu menolak dengan alasan malu nggak ada yang kenal, yaudah lah kakang ga maksa karena memang faktanya keluarga kakang belum mengenal Sherin. Yasa dan Bagas bahkan turut datang sebelum diundang.

Nathan juga ngajak Krystal karena memang udah kenal deket sama Jeje dan keluarganya. Kakang yang ketar-ketir karena ada Jesya.

Acaranya makan-makan biasa sih, nggak meriah, tapi Esa masak banyak banget, dibantuin Anya juga.

"Jeje, beliin itu dong, sprite yang gede ya?" suruh Esa seraya memberikan beberapa lembar uang ke Jeje.

Jeje menurut saja segera pergi ke luar rumah yang justru mendapati Joko yang baru saja datang membawa tiga dus brownies. "Joko anter yuk!" pinta Jeje.

"Gass!" sahut Joko. "Bentar ya nyimpen dulu ini."

Lalu setelah memberikan dus brownies kepada Anya, Joko kembali ke luar, menyalakan kembali motor, dan setelah Jeje naik di belakangnya, ia segera menancap gas menuju mini market di dekat sana.

Baru saja jalan beberapa meter setelah keluar gerbang, motornya perwis sama mobil Sonia yang membawa Silvina dan Surya. Sonia hanya mengklakson yang dibalas klaksonan juga oleh Joko.

"Eh? Mereka tuh pacaran ya?" celetuk Silvina.

"Nggak lah, orang berantem mulu kayak gue sama Abi," jawab Sonia.

"Lah? Gue kira Kak Nia sama Kang Abi ada apa-apa," celetuk Surya di belakang seraya menyimpan ponselnya ke dalam saku celana.

Sonia tak langsung menyahuti, kini memarkirkan mobilnya, dan setelah pas ia baru menyahutinya, "Ngaco ah!"

Perempuan itu pun keluar bersama bertiga. Surya langsung duduk di kursi ruang tamu seraya lanjut main game. Silvina pergi ke dapur untuk memberikan titipan mama, dan Sonia mengekori.

Tetapi langkahnya terhenti begitu melewati ruang keluarga, matanya menangkap Abi yang tertidur di sofa sambil sarungan. Gadis itu melangkah mendekat, cekikikan sendiri seraya membuka kamera pada ponselnya, lalu diam-diam merekam wajah tidur Abi yang ekspresinya aneh-aneh.

Sonia tersentak kaget saat melihat Abi yang tiba-tiba tersenyum, ia kira pemuda itu akan bangun, tetapi matanya masih terpejam rapat. Sedang bermimpi rupanya. Lalu tak lama, lekukan bibirnya tiba-tiba berubah jadi melengkung ke bawah dengan alis yang tipis-tipis mengkerung sedih.

Tapi yang bikin Sonia terkejut adalah Abi tiba-tiba menangis, beneran air matanya keluar dari sudut-sudut matanya yang terpejam.

"Mimpi apa sih, Bi?" tanya Sonia amat pelan. Tetapi sukses membangunkan Abi.

Pemuda itu membuka kelopak matanya, masih pada posisi yang tak berubah menatap Sonia yang juga balas menatapnya.

Sonia mematung, diam-diam meneguk ludahnya.

Lekukan mata Abian amat indah. Setiap detail matanya sempurna membuat Sonia terpesona. Bulu matanya yang panjang, sorot matanya yang teduh, kelopaknya. Semuanya sukses membuat Sonia terdiam akan keterpanaan.

Keduanya saling tatap cukup lama dengan tanpa menyadari ada Jusuf yang memperhatikan dari arah lain.

"Ucuuupp lo kok tidur?"

Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang