14. Pemutar Musik MP3

225 39 34
                                    

Abian melangkah, mengekori Theo berjalan di koridor sekolah bersama Oki dan Joshua.

Layaknya cowok fiksi di Wattpad, keempat pria itu melangkah melewati koridor dengan Theo sebagai pemimpin yang memang faktanya mempunyai banyak fans. Keempatnya menjadi pusat perhatian, terlebih para kaum hawa.

Pesona Theo memang luar biasa, bahkan Milan berani bilang jika pria itu seperti Edward Cullen—dingin-dingin sedap.

Beda dengan Abian yang kini berjalan paling belakang seraya memegangi karung. Pemuda itu hanya berperan sebagai figuran jika sudah bergabung dalam kisahnya si Theo.

"Nanti cokelatnya buat gue ya? Mayan stok buat ngasih ke gebetan," celetuk Oki setelah sampai di depan loker milik Theo.

Abian segera mendekat, dengan dibantu Joshua ia menyimpan karung di depan loker Theo yang siap di buka.

"Lo ambil sekarung-karung juga boleh," sahut Theo sebelum akhirnya membuka pintu loker.

Berbagai cokelat yang lengkap dengan surat dan bunga terlihat berjatuhan, masuk ke dalam karung sanking banyaknya.

"Ga boleh serakah Oki, gue juga minta, buat Jeje biar keliatan kayak kakang yang baik gitu," ucap Abian yang diakhiri dengan cekikikannya sendiri.

"Ga modal banget lo babi!" sinis Joshua yang kini berjongkok mengambil cokelat yang berjatuhan. "Theo gue minta ya? Mayan buat dikasih ke gebetan."

"Apapun makannya emang paling enak minumnya tuh, ludah sendiri ya Josh?" kata Abian kini memberikan karung itu ke hadapan Theo, membuat pria itu mengernyit bingung saat Abian kini melangkah menuju lokernya. "Ngapain?" tanyanya.

"Ngambil cokelat punya gue dong!"

"Emang ada yang ngasih?" tanya Theo lagi, heran, seingatnya Abian tidak pernah menerima hadiah apapun dari fansnya.

Punya fans saja tidak.

"Beuh! Lo mah gatau, si Abian punya secret admirer anjir! Tiap hari ngasih cokelat lengkap pake sticky notes warna kuning dengan kata-kata penyemangat," cerita Oki mengingat bagaimana Abian yang selalu salting setiap kali membaca sticky notes dari satu-satunya secret admirer yang ia punya.

"Gue baru tau Abian punya fans," celetuk Theo.

"Buset! Emang dunia cuma berputar di elo doang? Raffi Ahmad lo ngomong gitu?" balas Joshua sebal juga mendengar ucapan Theo.

Abian tertawa saja mendengarnya, kini segera membuka pintu loker lengkap dengan senyuman yang selalu ia lukis setiap kali hendak menerima cokelat dari si secret admirer.

Tetapi senyuman itu meluntur dengan cepatnya saat ia melihat isi loker yang juga banyak cokelatnya. Tidak sebanyak Theo, tapi tetap banyak.

"The power of Sonia!" seru Oki seraya bertepuk tangan melihat hal itu, salut juga dengan popularitas Sonia.

Abian menghela napas, kini menoleh pada Theo yang mengangkat kedua alisnya. "Karung gue penuh," ucapnya saat mengerti apa maksud Abian.

Matanya kemudian beralih pada Joshua yang tangannya penuh memangku cokelat hasil meminta dari Theo, lalu pada Oki yang langsung berpura-pura mengangkat telepon dan segera pergi dari sana bersama Joshua dan Theo.

Kabur meninggalkan Abian sendirian dengan cokelatnya yang berserakan di lantai.

"Asu," umpat pemuda itu seraya berjongkok memunguti cokelat miliknya.

Tetapi kemudian pria itu tersentak saat menyadari sesuatu.

'Cokelat dari si secret admirernya yang  mana ya?'

Our PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang