Keesokan harinya, Esme yang semalam baru tertidur pukul 2 pagi akhirnya bangun paling akhir. Dia buru-buru mandi, memberi makan Jasper lalu membereskan barang bawaannya dan bergegas pergi ke Aula besar.
Ketiga teman Esme sudah sampai terlebih dahulu di Aula besar dan sedang makan sambil berbincang. Esme yang baru saja duduk, buru-buru memindahkan makanan ke piringnya.
"Esme, ada kabar buruk." Kata Fred saat Esme sedang memindahkan bacon panggang ke piringnya.
"Ada apa ?" tanya Esme tanpa menengok.
"Charlie mengalami kejadian tadi malam, dia sekarang ada di rumah sakit sekolah." Kata George dengan nada khwatir
Esme yang sedang menuang teh berhenti sejenak. Dia teringat kejadian tadi malam. "Apakah bibi dan paman sudah mengetahuinya ?" tanya Esme sambil menuang kembali teh.
"Professor McGonagall sudah meminta Ayah dan ibu datang. Tapi aku tidak bisa pergi ke rumah sakit karena harus kelas." kata Fred.
"kalau begitu, mari kita temui Charlie setelah kelas Transfigurasi hari ini." Kata Esme sambil mengangguk berusaha menenangkan kedua sepupunya. Esme tiba-tiba menyadari, meski Fred dan George agak nakal dan mereka sering bertengkar sesama saudara tetapi mereka sangat peduli satu sama lain.
Angelina yang duduk di dekat Esme ikut mendengarkan pembicaraan mereka jadi sedikit khawatir. Dia mendekatkan diri ke Esme, "kalau begitu, Charlie tidak akan bisa bermain di pertandingan besok." Bisik Angelina khawatir.
Esme yang sedang menggigit roti mendadak berhenti. Sebuah fakta yang terlupakan olehnya. Dia perlahan menengok menatap Angelina dengan tatapan horror. "itu berarti..."
"Kamu akan bermain." Balas Angelina singkat, setengah berbisik.
Esme memejamkan matanya lalu menarik nafas dan menghela nafas. "Benar sekali, bagaimana aku bisa melupakan itu." Kata Esme singkat sambil memakan sarapannya.
Angelina yang menatap Esme sepertinya merasa sedikit kasian. Pertandingan pertama yang harus dilakukan melawan Slytherin, pengalaman yang sangat tidak terlupakan.
Ketika Esme dan ketiga temannya melanjutkan sarapan mereka. Jack, Mark, dan Emma datang menghampiri Esme dengan tergesah-gesah. Jack yang pertama sampai berdiri di belakang Esme.
"Esme." panggil Jack.
Esme berbalik dan menemukan ketiga pemain inti berdiri di belakangnya. "ada apa ?"
"Esme, Charlie sepertinya tidak bisa bermain besok." Bisik Jack.
"aku tau, Fred dan George baru saja memberitahuku." Kata Esme lemah. "Slytherin akan sangat senang"
Emma menatap Mark dan Jack khawatir. "Sepertinya kita perlu menyiapkan rencana ekstra." Kata Emma pelan sambil berfikir.
Esme menengok meja tempat Slytherin berada, disana terlihat sangat damai dan malah terlihat sangat senang. "Aku rasa, tidak perlu. Lakukan seperti biasa. Biarkan mereka merasa lengah."
Jack, Emma, dan Mark menatap Esme sedikit khawatir. "Kamu yakin ?" tanya Jack khawatir.
Esme mengangguk. "jika aku melakukannya seperti kemarin, apakah akan jadi masalah ?"
"sebenarnya akan sangat baik." Kata Emma.
"Aku cukup percaya diri untuk melakukan penghindaran. Apakah sapu Charlie adalah yang tercepat ?" tanya Esme.
"Milikku adalah yang tercepat." Jawab Jack.
"Kalau beigtu, bisakah aku meminjamnya besok ? Akan ku akhiri permainan secepat yang aku bisa." Kata Esme dengan percaya diri. Meski dia merasa bermain di Quidditch cukup merepotkan tetapi dia tetap merasa harus bertanggung jawab dengan posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration to Harry Potter World: The Lady's Daughter
FanfictionEsme seorang anak yatim piatu memiliki sebuah rahasia. Dia seorang Transmigator yang disertai kemampuan Panel Skill. Saat dia bersiap menjalani hidup dan menghasilkan uang tiba-tiba seekor burung hantu mengantarkan surat penerimaan Hogwarts. "In...