Chapter 110: Gift or Curse?

724 108 1
                                    

Esme terdiam sebentar lalu berbalik dan tersenyum melihat Professor Dumbeldore datang. "Professor, sepertinya saya ini adalah hari keberuntunganku."

Professor Dumbeldore memberi tanda agar dia bisa mengikutinya masuk. "Mari kita bicara di dalam."

Esme mengikutinya Professor Dumbeldore masuk ke ruangan kepala sekolah. Ruangan masih sangat hangat dengan perapian di samping.

"Teh ?" Professor berbalik didepan meja teh dan bertanya dengan suara lembut.

Esme yang sudah akan duduk berhenti sejenak lalu mengangguk dengan senyum. "Tentu."

Professor Dumbeldore berbalik dan mengayunkan tangannya dan membuat cangkir teh dan langsung melayang ke pangkuan Esme yang sudah duduk di bangku didekat perapian.

"terima kasih Professor." Esme menyesap teh dengan perasaan lega, malam ini adalah hal yang sangat mendebarkan. Perasaan lega sangat menyenangkan.

Professor Dumbeldore duduk di seberangnya sambil memasukkan gula tanpa henti ke tehnya. "Jadi apakah sesuatu terjadi malam ini ?"

Esme tersenyum kecil dan pelan-pelan menyesap tehnya sebelum mulai berbicara. "Ada kejadian penyerangan terhadap unicorn kembali terjadi."

Raut wajah Professor Dumbeldore yang awalnya tenang berubah menjadi sangat serius. Esme tidak terburu-buru untuk mengatakkan langsung apa yang terjadi. 

"Kali ini, penyerang berhasil melukai satu unicorn." Esme menjelaskan dengan tenang, meski begitu, Professor Dumbeldore masih memiliki wajah serius. "Tapi tidak perlu khawatir, unicorn itu selamat dan sekarang berada di tangan Para Centaurus."

Esme kali ini memberikan tatapan meyakinkan pada Professor Dumbeldore akan lebih tenang. 

"Syukurlah jika begitu." Professor Dumbeldore mau tidak mau menjadi lega mendengar hal ini. Kemudian Professor Dumbledore menunjukkan senyum kecil melihat Esme sangat tenang. "Aku berasumsi bahwa sepertinya ada kabar baik kan ?"

Esme menunjukkan senyum misterius pada Professor Dumbeldore sebelum memberitahunya. "Kali ini aku berhasil melukai penyerang dengan panah dan membuatnya tercebur di danau Hitam." Setelah itu, Esme tertawa kecil dengan geli. 

Professor Dumbledore terdiam untuk beberapa saat dan agak terkejut. "Kamu membuatnya tercebur di danau hitam ?"

Masih di tengah tertawa kecilnya, Esme menggangguk dengan tatapan nakalnya. "Kurasa dia akan terkena flu untuk beberapa hari. Dia seharusnya tidak akan menyebabkan masalah untuk sementara waktu."

Professor Dumbeldore akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tertawa. Dia merasa bahwa Esme sangat nakal tetapi sangat pintar dalam menargetkan orang. "Sungguh cara yang tidak biasa untuk menangkap penyerang kan." 

Esme tertawa lagi kali ini bersama dengan Professor Dumbeldore. Keduanya tampak nyaman terlepas dari perbedaan usia yang besar. Untuk beberapa detik, keduanya tertawa dan menikmati kejadian yang jarang terjadi. 

Setelah selesai tertawa, Esme menyesap tehnya lagi sebelum kembali memberitahu apa yang terjadi. "Professor, sebenarnya aku ingin tau sesuatu." Professor Dumbledore menatap Esme dengan penasaran dan menganguk menyetujuinya. "Sebenarnya, aku ingin tau apakah anda sudah tau atau belum mengenai pencuri batu di Gringgots yang sebenarnya ada di sekolah saat ini."

Wajah Professor Dumbeldore menjadi serius, dia meletakkan cangkir tehnya lalu fokus pada Esme lagi. "Kamu tau siapa yang ingin mencuri batu Philosophi ?"

Esme masih memegang cangkir teh di tangannya dan berkata sebelum meminum kembali tenya. "Tentu saja Professor, anda juga tau dia kan ? Atau belum ?"

Professor Dumbeldore tidak mengatakkannya tetapi dia tidak benar-benar menunjukkan apakah tau atau tidak. Melihat reaksinya, Esme menaikkan alis dengan agak heran. 

Transmigration to Harry Potter World: The Lady's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang