Hallo-hallo kembali lagi..... Penulis akhirnya bisa update setelah semua deadline selama seminggu yang tidak membiarkanku bisa menulis. Akhirnya!!!
Update kali ini cuman satu chapter yaa... Penulis minta maaf, penulis usahakan setelah ini bisa update seperti jadwal. Dua hari sekali atau bisa sehari sekali jika cadangan draftnya banyak. :D
Happy Reading...
Esme terbangun sebelum matahari terbit dengan perasaan linglung. Dia agak bingung bagaimana dia berada di kasur sekarang. Tapi melihatnya masih menggunakan pakaian yang dia gunakan kemarin, dia menebak mungkin kakaknya atau Evrard yang membawanya ke kamar.
Jasper tampak tertidur di sisi kasur lainnya dan tampai tidak berniat bangun. Esme memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan bersiap. Setelah siap, Esme hanya bersantai di kamar sambil membaca buku menunggu matahari terbit.
Kebetulan ketika Esme bangun, tidak lama matahari terbit. Jadi Esme bangkit berdiri dan pergi ke ruang makan diikuti Jasper yang langsung membuka mata begitu Esme membuka pintu.
Karena masih pagi, tentu saja masih sangat sepi tapi yang agak tidak terduga adalah ketika dia masuk ke ruang makan, Ayah sudah duduk di kepala meja dengan koran di tangannya.
Eseme tersenyum lembut dan menyapa, "Ayah. Selamat Pagi."
Mr. Bonnacord langsung melipat korannya begitu mendengar sapaa Esme. "Pagi" Mr. Bonnacord mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Esme dengan lembut. "bagaimana istirahatmu ?"
"Sangat baik. Aku tertidur semalam hingga tidak tau siapa yang memindahkanku ke kamar." kata Esme dengan agak malu.
Mau tidak mau Mr. Bonnacord tertawa kecil. "Itu adalah Evrard yang mengantarkanmu hingga kamar bersama Raphael tadi malam."
Esme menunduk sedikit lalu mengintip Mr. Bonnacord. "Um.. apakah ayah sudah tau ?" tanya Esme agak ragu. "Mengenai Evrard..."
Senyum Mr. Bonnacord langsung menghilang dan menghela nafas. "Raphael sudah menceritakan hal tersebut pada ayah sebelumnya. Dan ibumu juga sudah menyetujuinya, jadi ayah tidak bisa banyak berbuat." Mr. Bonnacord menatap Esme dengan tegas. "Tapi ayah bisa mendukungmu jika, Evrard berani untuk membuatmu sedih."
Esme hanya bisa perlahan menunduk dan merasa lega. "Terima kasih ayah."
Mr. Bonnacord menyentuh pelan kepala Esme yang tertunduk. "Tentu, sudah menjadi tugasku sebagai ayahmu untuk melindungi putrinya."
Esme tersenyum lembut pada Mr. Bonnacord, merasa tersentuh.
Kemudian beberapa saat setelah itu, Raphael masuk dengan senyum di wajahnya. "Selamat pagi.."
"Pagi kak." sapa Esme.
Raphael segera duduk di seberang Esme. "Oh benar, hari ini adalah hari Natal."
"Selamat Natal kalau begitu."
"Selamat Natal." kata Mr. Bonnacord. "Haruskan kita memulai sarapan sekaran ?"
Raphael dan Esme sama-sama mengangguk. Mereka memulai sarapan merea yang agak mewah kali ini karena sedang Natal. Mulai dari ikan, daging hingga ayam dengan berbagai jenis masakan yang berbeda.
Setelah selesai makan, Mr. Bonnacord membawa kedua anaknya pergi keruang keluarga dimana ada pohon Natal besar yang meriah di tangah ruangan.
Dekorasi ruangan juga bernuansa Natal yang kental dan perapian yang menyala api. Keseluruhan suasana sangat hangat lebih dari suasana saat berada di Hogwarts.
Tapi yang membuat Esme tertarik adalah hadiah bertumpuk di bawah pohon Natal.
"Uwahh... Luar biasa." seru Esme sambil mengamati pohon Natal yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration to Harry Potter World: The Lady's Daughter
FanfictionEsme seorang anak yatim piatu memiliki sebuah rahasia. Dia seorang Transmigator yang disertai kemampuan Panel Skill. Saat dia bersiap menjalani hidup dan menghasilkan uang tiba-tiba seekor burung hantu mengantarkan surat penerimaan Hogwarts. "In...