Chapter 89: Intuition

893 165 16
                                    

CURHATAN PENULIS, membuat fanfiction berdasarkan novel susah banget ternyata. Kalau beberapa detail di lewatkan bakal kurang seru. Tapi kalau semua di masukin panjang banget jadinya. Terlebih lagi ni cerita fanfictionnya Harry Potter yang bukunya aja udah sampek 7 buku yaa... 

Mungkin beberapa dari pembaca menyadari kalau cerita ini makin lama makin panjang di setiap chapternya, awalnya cuman 1.600 kata, lalu jadi 2.000, sekarang jadi 2.500 kata. Penulis suka ga bisa ngerem kalau udah dapet ide. 

Kalau lagi mode 'Avatar' penulis bisa nulisnya cepet dan lancar jaya. Tapi kalau lagi mode 'Malas' banget bisa agak lama nulisnya. Kadang kalau jarinya lagi sakit, sering typo. Tapi kalau jarinya lagi luwes banget, bisa lancar banget.

Ngomong-ngomong, Beberapa hari terakhir ini, penulis sering kepikiran buat membuat tulisan yang sifatnya berbayar. Tapi penulis juga agak kurang suka kalau harus berbayar, karena membaca dengan free memang lebih nyaman bagi pembaca (penulis juga suka baca soalnya). Disisi lain, merupakan hal yang bagus bisa mendukung penulisnya. HUHUHUHU. Galau....

Anyway, Happy reading semua. 

Tanpa terasa libur akhir Musim Panas hampir berakhir. Evrard yang selama beberapa minggu bersama dengan dia terpaksa kembali ke Paris untuk bersiap untuk bersekolah. 

Ketika Esme mengantar Evrard pergi di depan pintu, pria besar itu sedikit tidak rela dan menatapnya cukup lama sebelum menyuruhnya masuk sebelum dia pergi. 

Pada tanggal 1 September, Esme membiarkan Jasper masuk ke kandang lalu pergi ke stasiun diantar Key. Dia datang satu jam lebih awal dan peron Platform 9 3/4 masih sepi. 

Esme mengambil tempat yang sering di tempati bersama teman-temannya. Setelah berhasil menata kopernya yang berat ke dalam ruangan di kereta, lalu mengeluarkan Jasper dari kandang. 

Jasper sudah terbiasa dengan rutinitas ini jadi dia dengan tenang duduk di sebelah Esme, menunggu. Kucingnya ini sangat tenang dan seolah sangat tau situasi Esme yang senang dengan keadaan tenang untuk membaca. 

Esme membaca salah satu buku yang dia beli bersama dengan Evrard di toko buku untuk kencan kedua mereka minggu lalu. Buku ini berisi pengetahuan meramal yang lebih lanjut. Seperti buku pendamping  untuk buku pelajaran. 

Cukup menarik meski tidak semua kata-kata dan kalimat di buku ini lebih bersifat naratif dan lebih seperti berbagi pengalaman ketimbang kalimat yang teoritis.

Jadi dia agak tertarik dengan buku ini untuk menambah wawasan saja. Esme membaca dengan serius untuk beberapa menit sampai pintu ruangan dia berada terbuka. 

"Kamu datang sangat awal seperti biasa." sapa Shanna begitu masuk. "Bisakah kamu bantu menaikkan koperku ? Aku agak kesulitan."

Esme menutup bukunya dan bergegas keluar untuk membantu Shanna menaikkan barang-barangnya. Peron lebih ramai dari sebelumnya, jadi untuk mempercepat menaikkan barang, Esme juga membantu murid-murid lain untuk menaikkan barang. 

Setelah berhasil, Shanna langsung memasukkan barangnya ke ruangan mereka. 

"Sangat lelah." keluh Shanna sambil menjatuhkan dirinya di sofa. "Angelina dan Alicia seharusnya akan segera datang. Hallo Jasper!"

Shanna datang mengelus-elus kepala Jasper dengan gemas. Jasper yang sudah biasa hanya bisa menyerahkan tubuhnya untuk di elus dengan pasrah. Bulu Jasper yang tadi rapi jadi berantakan lagi karenanya.

Esme hanya tersenyum sambil duduk melihat keluar jendela. Dia melirik jam tangan dan waktu keberangkatan kurang dari lima belas menit. Suasana semakin ramai dan banyak orang tua yang datang untuk mengantarkan anak-anak mereka. 

Transmigration to Harry Potter World: The Lady's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang