Chapter 39: Frey

926 182 5
                                    

Esme yang merasa gugup mengalihkan tatapannya dari dewa Frey yang berdiri hanya beberapa langkah darinya. "Maaf kalau aku menganggu." kata Esme pelan. 

Frey tertawa kecil lalu berbalik. "Tidak perlu tegang, kemarilah. Mari kita bicara." Frey mengajak Esme ke tempat santai sebelumnya. Esme masih dengan rasa gugupnya memilih mengikuti di belakangnya. "Duduklah."

Esme melirik kursi yang berlapis kulit bulu sebelum duduk. Frey yang melihat Esme terlihat gugup, menyodorkan piring berisi buah-buahan padanya. "Tidak perlu tegang. Mari makan buah ini, baru saja di petik." katanya sambil memasukkan anggur ke mulutnya. 

Esme mengangguk lalu mengambil anggur dan memakannya dalam diam. 

"Siapa namamu ?" tanya Frey sambil mengamati putri saudara kembarnya. 

"Esme," jawab Esme singkat. 

"nama yang indah." Frey menatap Esme dengan penasaran. "Kamu benar-benar mirip seperti saudara kembarku dibandingkan anak-anaknya yang lain." 

Esme mengangkat kepalanya dan mendapati Frey tersenyum hangat tanpa melepaskan tatapannya. Esme merasa bahwa tatapan hangatnya sangat menenangkan dan membuat perasaan yang tidak nyaman di hatinya menghilang. 

Esme mengalihkan matanya karena merasa tidak nyaman terus menatap Freya yang tampan seperti arti Hollywood di kehidupan sebelumnya.  

"Aku tidak tau mengapa aku bisa sering datang kemari." Esme berkata sambil menunduk menatap tangannya terjalin satu sama lain. "Birger pernah memberitahuku bahwa tempat ini seharusnya tidak bisa di masuki oleh mereka yang masih hidup." 

"Tidak, itu tidak benar." kata Frey sambil menggeleng pelan. "Sebenarnya tempat ini bisa di datangi oleh mereka yang khusus." 

Esme mengangkat tatapannya dan menatap Frey ragu. "Demi-god ?" 

Frey mengangguk pelan. "terlebih lagi, seorang putri Freya. sudah pasti dia bisa datang kapanpun."

Esme mengerutkan keningnya dan menggeleng pelan. "Tapi aku tidak selalu bisa datang, Seperti hari ini, aku tidak tau bahwa aku akan datang kemari." 

"sebenarnya kamu bisa datang kemari kapanpun. Tapi sepertinya kamu masih terlalu muda dan tidak tau caranya." Frey menggerakkan tangannya kearah Esme lalu serbuk emas keluar dari tangan-tangannya dan terbang kearah Esme. 

Esme yang tiba-tiba dikelilingi serbuk emas yang berterbangan membeku dan hanya bisa menatap serbuk-serbuk di sekitarnya dengan waspada. Serbuk-sebuk itu tidak berada lama di sekitarnya dan segera menghilang. Esme otomatis menatap Frey yang terlihat berfikir. 

"Sihirmu masih belum stabil dan sepertinya kamu memiliki kemampuan Alf Seidr." katanya sambil perlahan tersenyum.

"Alf Seidr ?" tanya Esme.  "Apakah maksudnya spirit ?  Seperti kunang-kunang ?"

Frey terlihat kaget mendengarnya. " spirit ?"

Melihat Frey kaget dia menggulung lengan baju kirinya dan tiba-tiba simbol tempat para spirit muncul di lengannya. "Ini ?"

Frey memegang pergerlangan tangan kiri Esme sambil menatap takjud pada simbol di lengannya. "Benar-benar tidak terduga." kata Freya lalu mengangkat tatapannya dan melihat Esme. "mereka datang padamu."

Frey lalu melepaskan pegangannya dan mundur bersandar di kursinya sambil menghela nafas. Esme mengawasi Frey sambil menutup lengan kirinya kembali. "Mereka datang dan menginginkanku sebagai tuan mereka. Aku tidak tau asalan mereka tapi mereka hanya berkata karena aku putri Freya." 

Frey diam-diam mengangguk. "Benar sekali, karena kamu putri Freya. Oleh karena itu mereka datang padamu." Frey terlihat berfikir setelahnya. "Kamu harus berhati-hati dengan kemampuanmu ini. Jangan tunjukan pada orang lain lagi mengerti ?" kata Frey serius. 

Transmigration to Harry Potter World: The Lady's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang