Chapter 96: Dangerous Moment

875 147 16
                                    

Keesokan harinya adalah hari pertandingan Quidditch antara Slytherin dan Gryffindor. Esme makan dengan tenang setelah istirahat yang baik kemarin. Kebetulan Harry duduk di dekatnya dan terlihat agak pucat dan ada kantung mata dibawah matanya. 

Jadi Esme memutuskan mendekatinya untuk bertanya, "Tidak tidur nyenyak Potter ?" tanya Esme kemudian duduk di sebelah Ron. 

Harry hanya bisa mengangguk. 

Esme mengeluarkan botol ramuan yang sering dia gunakan dan memberikannya pada Harry. "Coba minum ini, seharusnya akan lebih baik."

Harry menerima ramuan dari Esme dengan tatapan bingung. "Apa ini ?" 

"Sesuatu yang bisa membuatmu lebih baik." kata Esme dengan percaya diri. 

Harry menatap Ron lalu Hermione yang keduanya mengangguk. Jadi dibawah pengawasan kedua orang temannya, Harry meminum ramuan pemberian Esme. 

Efeknya terlihat jelas dan Harry merasa lebih segar dan lebihbaik dari sebelumnya. Dia menatap Esme dengan tatapan kaget. 

"Lebih baik ?" tanya Esme dengan senyum. 

Harry mengangguk keras, "Terima kasih. Ramuan ini membuatku lebih baik." katanya senang. 

"Baguslah kalau begitu, semoga beruntung di pertandingan kali ini." kata Esme lalu bangkit berdiri. "Ah! Benar, berhati-hatilah agar tidak jatuh dari sapu terbangmu Potter." Esme mengatakan dengan serius lalu tersenyum pergi. 

Harry yang mendengar peringatan Esme merasa merinding. "Aku selalu merasa bahwa setiap kali Esme memperingatkanku, dia sangat serius dengan itu." 

Hermione yang jarang berinteraksi dengan Esme juga menjadi serius karenanya. "Tapi kata-katanya seperti sangat serius."

"Esme terdengar seperti tau banyak hal. Dia selalu memperingatkanku dan seolah dia juga tau apa yang terjadi." kata Harry menyatakkan pendapatnya tentang Esme. "Dia juga kadang suka menatapku dengan tatapan yang agak dalam dan misterius."

Hermione tampak kaget dengan ucapan Harry tapi dia tiba-tiba mendapat firasat. "Aku rasa Esme bisa membantu kita. Jadi ada baiknya jika kita bertanya padanya." 

Harry mengangguk mengerti lalu mengambil roti dan mulai mengunyah walaupun merasa tidak nafsu makan. 

Pukul Sebelas, tribun di stadion Quidditch mulai terisi penuh. Murid tahun pertama dari Gryffindor tampak sangat bersemangat dengan pertandingan ini hingga membawa banner besar untuk memberi semangat terhadap tim. 

Esme juga duduk di salah satu tribun bersama Shanna. "bagaimana perasaanmu bisa duduk di tribun kali ini ?" tanya Shanna menatap Esme yang duduk di sebelahnya. 

"Sangat menyegarkan, akhirnya aku bisa terbebas dari pertandingan yang sengit." kata Esme senang. "Tapi aku perlu pergi ke ruang ganti dulu untuk melihat keadaan disana." 

Shanna mengangguk dan dia langsung pergi ke ruang ganti pemain Gryffindor. Mereka tampak bersemangat dengan jubah merah mereka. 

"Sepertinya kalian sangat bersemangat tanpaku." komentar Esme melihat mereka berkumpul. 

"Siapa yang suruh kamu untuk tidak bermain." kata Angelina tidak segan-segan.

Esme hanya bisa tertawa. "Sudahlah, lagipula bukankah berkat aku kalian mendapatkan seeker yang hebat. Benarkan Potter?" 

Harry yang berdiri di sebelah Wood hanya bisa mengangguk menyetujui ucapan Esme. 

Wood yang melihat situasi hanya bisa berdehem membuat perhatian teman-temannya menuju padanya. "Oke, men." panggil Wood. 

Transmigration to Harry Potter World: The Lady's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang