Chapter 117: Strong Enough

620 87 5
                                    

Hallo! Lama tidak berjumpa. Update kali ini double chapter yaa...

Raphael tiba bersama dengan Caesar di rumah Richard. Caesar dalam suasana hati yang bahagia karena bisa bertemu dengan Esme setelah sekian lama. Sementara Raphael entah kenapa merasa ada sesuatu yang salah, seperti sesuatu telah terjadi. 

Ketika keduanya memasuki rumah, Vincent menyambut keduanya dan mengantar mereka menuju ke lantai dua, tepatnya kamar Esme. 

Raphael menatap pintu di ujung lorong terakhir tersebut dengan perasaan tidak enak. 

"Apakah sesautu terjadi Vincent ?" tanya Raphael heran. 

Vincent tidak banyak menanggapi. "Anda akan tau setelah masuk tuan."

Mendengar jawaban ini, Caesar juga menujukkan perubahan wajah yang serius. Raphael segera masuk ke kamar tersebut dan mendapati Xavier duduk di sofa panjang dengan wajah serius menatap kasur. 

Begitu dia menoleh, Esme tertidur di sofa dengan lelap, sementara Richard duduk di kursi tunggal di sebelah kasur.

Melihat kedua adiknya datang, Richard menoleh dan menatap Raphael sebelum memberikan sinyal untuk mendekat. 

Raphael menatap Esme dengan khawatir. 

"Sesuatu terjadi pada Esme." kata Richard pelan dan singkat. 

Raphael langsung mengambil tangan Esme dan mulai memeriksa Esme. Tetapi setelah beberapa saat, Raphael tidak menemukan hal yang salah dari Esme seperti beberapa hari yang lalu saat dia memeriksa Esme. 

Karena tidak ada yang salah, Raphael meletakkan kembali tangan Esme di kasur dengan lembut dan menatap Richard lalu mengangguk. 

Mendapatkan sinyal Esme tidak mengalami apapun, Richard keluar dan menatap seluruh adiknya seperti meminta mereka agak mengikutinya. 

Mereka pindah ke ruang kerja Richard untuk berbicara lebih lanjut. Suasana menjadi berat ketika mereka memasuki ruangan kerja. Richard menunggu ketiga adiknya duduk terlebih dulu sebelum mulai bertanya. 

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi ?" tanya Richard pada Raphael. "Aku dengar Esme sebelumnya tertidur hampir dua hari."

Raphael menghela nafas panjang. "Apakah kakak sudah mendengarnya, Evrard mendapatkan test dari ibu dan dewa Tyr ?" 

Richard mengangguk, tetapi Xavier dan Caesar baru tau soal itu. Terutama Caesar yang merupakan temannya bahkan tidak tau soal itu. 

"Ibu tidak mengijinkan Evrard untuk menghubungi Esme selama test berlangsung bahkan saat sekolah berlangsung." jelas Raphael. "Jadi Evrard datang ke rumah beberapa hari yang lalu untuk mengucapkan selamat tinggal sementara pada Esme. Tetapi ketika Evrard akan pulang, Esme tiba-tiba mengalami sesak nafas dan seperti kehilangan energi setelahnya. Aku terpaksa memberinya obat tidur akan dia lebih tenang."

Richard mengingat kejadian tadi dan sepertinya mirip dengan apa yang sebelumnya terjadi. "Kejadian ini mirip dengan yang terjadi tadi. Saat aku bertanya mengenai kenapa di pingsan, dia tiba-tiba menjadi terengah dan mulai melemah." Richard hanya bisa menghela nafas panjang. "Lalu kenapa kamu membawa Esme ke Amerika. Bukankah kesehatannya masih belum baik."

Raphael menggelengkan kepala pelan. "Sebenarnya Esme sangat sehat, hanya saja dia seperti kehilangan energi dan terlihat sangat lemah begitu dia bangun dari tidurnya. Dia juga suka melamun dan tidak melakukan apapun tidak seperti sebelumnya. Tetapi saat dia melakukan hal lainnya, dia terlihat membaik, lebih segar dan terlihat lebih ceria. Jadi ayah mengijinkan Esme untuk berangkat ke Amerika karena mungkin bisa membantunya untuk mengalihkan perhatiannya."

Transmigration to Harry Potter World: The Lady's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang