Keadaan di perbatasan camp sangatlah mencekam. Banyak demi-god muda membawa senjata dan menggunakan armor lengkap, berbaris dengan rapi seolah akan berperang. Chiron yang juga menggunakan peralatan lengkap berdiri di depan dengan Mr. D di sebelahnya yang terlihat lebih santai terlihat dia tidak menggunakan peralatan apapun.
"Seharusnya mereka akan terlihat sebentar lagi." kata Laki-laki muda yang sebelumnya sudah mengamati keberadaan cyclops lewat udara.
Semua orang menjadi gugup meski ada pelindung di camp mereka, tetapi tetap saja tidak akan bisa sekuat itu untuk menahan serangan lima cylops secara bersamaan.
Oleh karena itu mereka tetap harus menyerang agar camp tidak jatuh ke tangan mereka dan banyak yang meninggal karena serangan.
Di sisi lain, Esme dan saudara-saudaranya berdiri di belakang barisan bersama dengan tim kesehatan yang berjaga jika ada yang terjadi. Meski begitu mereka membawa senjata masing-masing tetapi tidak menggunakan armor ataupun pelindung tubuh kecuali pelindung kulit yang mereka pinjam dari camp.
Meski Chiron meminta mereka untuk tidak mengambil tindakan apapun, tapi mereka tetap dibiarkan menggunakannya untuk berjaga-jaga.
Esme berdiri di belakang kakak-kakaknya dan mengamati targetnya menggunakan spirit alf-seidrnya. Dia diam-diam tersenyum dan merasa bersemangat dalam hatinya. Seharusnya kali ini bilah progress pengumpulan bahan ramuannya bisa bergerak.
Di saat yang lain sangat gugup, Esme malah merasa ingin menyerang lebih dulu. Tapi karena ada Chiron dan Mr. D yang menahan mereka serta kakak-akakaknya yang protektif. Agak sulit baginya untuk bergerak leluasa.
Jadi Esme diam di belakang sambil mengamati para cyclops yang mempercepat langkah mereka setelah mencium bau demigod.
"Mereka akan segera sampai." kata Esme kepada kakak-kakaknya.
Begitu Esme mengatakan hal tersebut, tiba-tiba pohon-pohon tinggi di depan bergerak. Awalnya hanya bergerak kecil tetapi kemudian bergerak makin keras dan sebuah tangan besar yang menyibak pohon.
Sosok raksasa besar dengan mata satu muncul dari pepohonan yang di sibak. Insting Esme seperti berkata bahwa ada kemungkinan mata Cyclops ini adalah yang dia cari.
Awalnya hanya satu cyclops yang terlihat tapi kemudian cyclops lainnya mulai terungkat. Perawakan para cyclops ini berbeda-beda satu dengan yang lain. Ketinggian satu sama lain juga sangat berbeda.
Tapi ada satu kesamaan mereka membawa tongkat besar dan memilki terlihat menggunakan baju yang sangat tidak layak. Bahkan terlihat seperti kain pel menurutnya.
"Bau kalian sangat harum bahkan dari jauh. Demigod-demigod kecil kalian akan jadi makan malam kami hari ini." teriak salah satu cyclops dengan wajah menyeringai bahagia melihat para demigod telah berkumpul bersiap menyerang mereka.
"Akhirnya rasa lapar kita bisa terpuaskan hari ini." salah satu cyclops lain ikut tersenyum dengan sangat bahagia.
"Berhenti berbicara dan mari kita mulai saja" Cyclops yang tampak lebih tua berteriak marah dan meminta mereka langsung saja menyerang.
Karena sudah di perintah, mereka akhirnya bergerak maju dengan bersemangat dan mulai mengayunkan tongkat mereka.
Para demigod juga ikut bergerak di bawah arahan Chiron. Mereka berteriak dan berlari maju mengelilingi cyclops dalam beberapa kelompok. Chiron sudah meminta mereka menggunakan metode memecahkan lawan dan melakukan serangan secara bersamaan terutama pada kaki Cyclops yang notabenya lebih tinggi dari mereka.
Tapi metode ini agak sulit karena pada dasarnya demigod harus lincah dan bergerak dengan cepat agar tidak terkena serangan cyclops yang sangat lincah mengayunkan tongkat kayu besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration to Harry Potter World: The Lady's Daughter
FanfictionEsme seorang anak yatim piatu memiliki sebuah rahasia. Dia seorang Transmigator yang disertai kemampuan Panel Skill. Saat dia bersiap menjalani hidup dan menghasilkan uang tiba-tiba seekor burung hantu mengantarkan surat penerimaan Hogwarts. "In...