Esme mengedipkan matanya beberapa kali ketika melihat Caesar berdiri di depan pintu kamarnya sambil menyeringai nakal. "Esme!"
Kemudian dia menyerbu masuk dan setengah melemparkan dirinya memeluk Esme. Tentu saja Esme sedikit tidak siap dan hampir terlempar kebelakang. Untungnya Caesar yang memeluknya siap dan menahannya.
Esme berdecak dan memukul lengan Caesar dengan gemas. "Kamu ini benar-benar!"
Caesar hanya bisa menyeringai nakal. "Aku merindukanmu, akhirnya kamu datang ke Beauxbatons."
"Bukankan ini jam pelajaran mandiri ?" tanya Esme dengan curiga lalu melihat sekeliling di kanan dan kiri lorong yang masih kosong.
"Dari mana kamu tahu itu ?" tanya Caesar dengan mata terkejut.
"Madam Maxime memberitahuku." kata Esme dengan santai lalu menutup pintu kamarnya. "Jadi kenapa kamu malah disini ?"
Caesar menggaruk kepalanya dengan tatapan bersalah. "Tentu saja karena aku ingin mengunjungimu."
Esme mendesah lalu kembali ke dua pakaian yang masih tergeletak di kasur. Berusaha memilih kembali. Sebelumnya dia telah melihat pakaian Caesar yang menggunakan seragam khas Beauxbatons, kemeja berwarna biru muda dengan dasi berwarna hijau, celana hitam dan sepatu kulit berwarna coklat.
Sangat formal tetapi terlihat cukup santai saat dipakai oleh Caesar yang terlihat nakal.
Caesar mendekatinya dan melihat dua pakaian yang kontras dikasur. "Kamu sedang memilih pakaian ?"
"Aku masih bingung, madam Maxime berkata aku akan bergabung dengan acara makan malam kalian. Jadi aku masih bingung haruskan aku memakai seragam sekolah atau pakaian biasa."
"Kami biasa memakai seragam. Tapi lebih baik kamu menggunakan pakaian biasa." kata Caesar menunjuk gaun biru yang dia letakkan di kasur. "Ini terlihat bagus."
"Apakah tidak papa ? Aku datang mewakili sekolah bukan untuk berlibur." kata Esme sedikit tidak yakin. "Seharusnya aku memakai sesuatu yang formal kan ?"
"Tapi bukankah kamu akan menggunakan seragam besok ? Lebih baik memakai pakaian biasa malam ini. Secara kamu tamu kami sekarang. Bersikap santai." Caesar berusaha membujuk Esme memakai pakaian biasa.
Caesar hanya merasa Esme sangat cantik dengan pakaian biasa. Dia ingin memamerkan kecantikan Esme pada teman-temannya. Biarkan mereka iri dan membuat Evrard panas.
Membayangkan asrama laki-laki akan heboh karena kehadiran Esme malam ini sudah pasti akan membuat Evrard yang tidak bisa hadir makan malam menjadi panas karena cemburu.
Esme akhirnya setuju untuk menggunakan dress biru tua bergaya vintage yang dia miliki. Dress ini dipilih oleh kakaknya saat dia pergi berliburan. Entah kenapa kakaknya sangat suka dengan gaya ini. Meski begitu kali ini dia membawanya untuk berjaga-jaga.
Melihat masih ada waktu sebelum makan malam, Esme berniat untuk meluruskan punggungnya terlebih dulu. Caesar sudah dengan nyamannya duduk di sofa di dekat kasur tidak berniat pindah sama sekali.
Melihat seragam Caesar membuat Esme teringat dengan Evrard yang juga bersekolah di sini. "Ngomong-ngomong bukankah Evrard juga berada disini ? Lalu bagaimana dengan makan malam ?"
"Dia tidak akan datang. Dia akan tetap di asrama sampai kamu pergi." kata Caesar dengan santai tetapi dia menyeringai nakal
"Begitukah ?" Esme hanya bisa menghela nafas setelahnya. "Bukankah itu berarti dia akan melewatkan makan malam ?"
"Benar!" Lalu Caesar tertawa terbahak-bahak, dia sepertinya sangat senang dengan penderitaan Evrard.
"Kamu terlihat sangat senang." Esme merasa heran bagaimana bisa Caesar dan Evrard bisa berteman padahal mereka berdua sepertinya sering saling menyiksa satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration to Harry Potter World: The Lady's Daughter
FanfictionEsme seorang anak yatim piatu memiliki sebuah rahasia. Dia seorang Transmigator yang disertai kemampuan Panel Skill. Saat dia bersiap menjalani hidup dan menghasilkan uang tiba-tiba seekor burung hantu mengantarkan surat penerimaan Hogwarts. "In...