Kelas baru saja selesai. Amanda memasukkan bukunya. Erlin menghampiri Amanda dan duduk di bangku depannya.
"Maaf Manda. Apa setelah ini kamu ada acara?" Tanya Erlin. Amanda menggeleng pelan. "Aku mau ajak kamu pergi ke toko buku untuk cari buku buat materi tadi. Kamu mau nggak ?"
Amanda tersenyum. "Iyaa mau. Aku juga mau cari buku itu sih Lin. Bentar ya aku bilang suamiku dulu." Lalu membuka ponselnya. Erlin mengangguk. Amanda menepuk bibirnya sendiri. Astaga kenapa aku bisa lupa Arya sudah mewanti-wanti agar aku tak bicara tentang dia adalah suamiku.
"Eeh maksud aku pacarku Lin. Hehehe" jawabnya cepat-cepat meralat perkataannya. Erlin tertawa kecil. "Hahaha gapapa Manda. Udah biasa aku denger kalo orang pacaran biasanya suka anggap pasangannya kayak gitu. Gapapa." Jawab Erlin. Amanda tersenyum kecil lalu sambungan telponnya dijawab.
"Ada apa ?" Tanya suara diseberang telpon.
"Mmh aku pergi ke toko buku dulu ya sa-sayang.." Ucap Amanda sembari melihat Erlin yang sedang asik memainkan ponselnya.
"Sayang ? Hahaha yang benar saja kau ini. Hmm supirmu sudah menunggu di depan kampus. Hati-hati." Kata Arya dengan masih tertawa.
"Hush diamlah disini ada temanku. Iyaudah aku cuma mau ijin aja kok. Selamat bekerja ya." Ucapnya pada Arya lalu menutup telponnya. Mereka berdua keluar dari kampus dan disambut oleh anak buah Arya yang sudah siap membuka pintu mobilnya untuk Amanda dan Erlin.
*****
Mereka selesai mencari buku menjelang makan siang. Erlin mengajak Amanda ke resto favoritnya di Mall itu. "Kita makan dulu ya Man. Capek." Kata Erlin dengan tertawa.
"Iya Lin. Kakiku juga agak sakit." Balasnya dengan tersenyum. "Aku yang traktir." Lanjut Amanda. Erlin tersenyum. "Makasih Amanda.."
Mereka berdua asik memakan menu makan siang yang sudah mereka pesan. Sambil haha-hihi dan bercerita seputar masalah kuliah. Tiba-tiba mata Amanda menangkap sosok yang tak asing. "Arya , sama siapa dia ?" Tanyanya pada diri sendiri. Arya masuk ke dalam resto tersebut dengan seorang wanita yang manggait tangannya. Wanita itu seperti sebaya dengan Arya. Arya nampak melepaskan tangannya dari wanita itu.
Arya tak mengetahui jika Amanda berada di resto itu. Cepat-cepat Amanda memalingkan wajahnya. Selera makannya tiba-tiba hilang entah kemana. Erlin memperhatikan Amanda yang mendadak gugup. "Manda , kamu nggak apa-apa ?" Tanya Erlin pada Amanda sembari melihat ke segala arah. "Nggak kok Lin aku nggak apa-apa. Aku kenyang." Jawab Amanda.
"Yakin ? Kita pulang aja yuk kalo kamu merasa nggak enak badan." Seru Erlin sembari membersihkan kacamatanya dan memakainya lagi. Tega kamu Arya , bisa-bisanya kamu melakukan ini. Aku siap jika harus melewati penderitaan apapun dalam hidup ini. Tapi di duakan , itu adalah hal yang mengerikan daripada kematian. Rasanya sakit sekali.
"Amanda.." suara Erlin lirih. "Kita pulang yuk." Amanda mengangguk. Saat dia berdiri , Amanda mencuri pandang ke tempat dimana Arya duduk. Lalu menunduk dan berjalan keluar dengan menahan air mata.
*****
Tepat pukul sembilan malam Arya pulang. "Dimana istriku ?" Tanya Arya kepada Bi Nur.
"Maaf Bos , sejak pulang kuliah hingga sekarang Nona Manda tidak keluar kamar. Bahkan Nona telah melewatkan waktu makan malamnya." Jawab Bi Nur.
Arya melepas jasnya. Melonggarkan dasinya dengan kasar. Lalu menuju kamarnya , tanpa mengucap apapun dia membuka pintu kamarnya. Amanda yang terkejut langsung berteriak.
"Kenapa kau berteriak ?" Tanya Arya.
"Kamu yang kenapa, tiba-tiba saja masuk tanpa mengetuk. Untung saja jantungku masih ada ditempatnya." Gerutu Amanda. Arya menarik nafas panjang. "Ayo makan malam bersamaku. Katanya kau belum makan ?" Ajak Arya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...