Arya mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai ke villa. Amanda yang lemas karena muntah hanya duduk diam mengamati suaminya yang fokus melihat jalanan. "Kenapa kamu seperti ini lagi? Siapa itu FD?" Tanya Amanda dalam hati. "Apa kita akan mengalami hal yang sama lagi setelah ini?" Amanda memejamkan matanya, berbagai pertanyaan berkecamuk di pikirannya. Tiba-tiba Arya menggenggam tangan istrinya. "Tenanglah sayang kita akan baik-baik saja." Ucapanya menenangkan.
Arya dan istrinya telah sampai di villa ayahnya. Beberapa anak buah yang sudah diperintahkan olehnya telah berjaga disana. "Sayang istirahatlah." Kata Arya sembari membaringkan tubuh Amanda di atas ranjang. "Amairaa.." rintihnya pelan. Arya hanya mengangguk lalu mengelus puncak kepala Amanda. "Amaira berada di tempat yang aman bersama Ibu dan Firly." Jawabnya sambil tersenyum. Amanda mengangguk lalu memejamkan matanya perlahan.
Ponsel Arya berdering. Firly, ujarnya.
"Haloo.. apa kalian sudah sampai?" Tanya Arya khawatir.
"Sudah. Kami sudah berada di Macau dan baru saja memasuki mansion. Bereskan semua ini Arya. Ibumu cemas." Kata Firly.
"Baiklah. Tolong jaga Amaira dan ibu untukku." Pinta Arya pada Firly.
"Tanpa kau minta aku akan menjaga istri dan cucuku. Kumohon bereskan semuanya segera. Kabari aku jika kau perlu sesuatu." Jawab Firly lalu memutuskan sambungan telponnya. Arya mengangguk dan lega mendengar keluarganya sampai di Macau dengan selamat. "Maafkan Daddy Sweet Heart. Kau harus berpisah lagi dengan Mommy." Gumamnya perlahan.
Sementara di Rumah Sakit, Fatah masih menunggu kabar dari anak buahnya perihal Arya. Dirinya juga menunggu kedatangan dokter cantik yang disukainya. "Sudah hampir malam tapi Dokter Amanda belum juga datang." Ujarnya sambil menatap jam dinding. Erlin masuk bersama dengan Dokter Acha.
"Tuan Fatah. Dokter Amanda sedang sakit dan tidak bisa kemari. Anda sudah boleh pulang hari ini." Kata Dokter Acha pada Fatah. Pria itu menatap kedua dokter itu dengan tanda tanya, seolah berkata kenapa dengan dokter Amanda. Erlin yang mengerti mendekat, "Dokter Amanda sedang hamil. Oleh sebab itu beliau tidak datang hari ini." Katanya sambil berbisik kepada Fatah. Pria itu membulatkan matanya.
"Tidak mungkin. Apa dokter Amanda sudah menikah?" Tanya Fatah dengan nada tinggi pada Erlin.
"Hey tenanglah. Jangan meninggikan suaramu disini. Pita suaramu akan putus." Jawab Erlin geram. "Memangnya kau pikir dokter Amanda wanita seperti apa yang hamil tanpa ada suaminya. Sembarangan kalau bicara. Sudahlah kau sudah diijinkan pulang. Dan lagi jangan pernah mengganggu Amanda lagi." Jawab Erlin ketus lalu berbalik pergi. Fatah masih tak percaya dan tercengang dengan jawaban Erlin. Dia kembali menatap dokter Acha yang sedang berdiri di hadapannya sambil membaca laporan kesehatan dari suster.
"Apa benar yang di katakan oleh dokter Erlin dok?" Tanya Fatah.
"Yang mana?" Tanya dokter Acha.
"Jika dokter Amanda sudah menikah."
Dokter Acha mengangguk. "Benar. Dokter Amanda memang sudah menikah. Apa ada yang ingin ditanyakan lagi?" Tanya dokter Acha. Fatah menggeleng. Dia masih tidak percaya. "Baiklah selamat ya Tuan. Oh iya minggu depan kau harus memeriksa lukamu lagi dan melepas perban." Ucap dokter Acha lalu pergi.
*****
Arya duduk di samping Amanda yang tertidur pulas. Pria itu baru saja mendengar dari Ikbal jika keadaan di rumahnya baik-baik saja. "Aku tak bisa membawamu pulang dulu sayang, aku takut jika nanti Fatah Delano tiba-tiba saja menyerang." Ujar Arya. Amanda menggeliat lalu membuka matanya. Wanita itu mendongak menatap suaminya.
"Sayaang..." panggilnya pelan.
"Hmm.. apa tidurmu nyenyak?" Tanya Arya. Amanda mengangguk. "Aku lapar." Ujar Amanda sembari duduk bersandar di dada suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...