BAGIAN 30

3.8K 337 39
                                    

Amanda dibuat kagum sekali lagi oleh keistimewaan tempat-tempat yang dimiliki oleh suaminya ini. Gadis itu langsung merebahkan dirinya ke tempat tidur. Arya membuka lemari di sudut ruangan.

"Bajumu ada disini." Kata Arya lalu menutup pintu lemari dengan keras, lalu sebuah benda jatuh dari atas lemari.

Praak

Amanda melihatnya, sebuah senjata api. "Apa disini juga kamu menyimpan mainanmu itu sayang?" Tanya Amanda pada suaminya. Gadis itu beranjak hendak mengambil senjata api itu namun dia kalah cepat dengan suaminya.

"Aaah iya. Aku lupa pernah membawanya kesini." Jawab Arya lalu menyelipkannya dibelakang jasnya. Amanda menatap Arya penasaran. "Kenapa kamu menyimpannya disitu?" Tanya Amanda. "Tidak apa-apa. Kau tak ingin bermain ke pantai?" Arya sengaja mengalihkan pembicaraannya. Amanda tersenyum, "Iya aku mau bermain di pantai denganmu." Ajaknya sambil menggandeng tangan suaminya.

*****

Olivia gusar karena tak bisa menghubungi Firly. Beberapa kali dicobanya namun panggilannya di alihkan.

"Kemana dia!!" Gerutunya sambil mondar-mandir.

Tok tok tok

"Masuk." Serunya. Anak buah Arya masuk. "Nyonya maaf, ada Firly di depan." Olivia tersentak mendengar perkataan anak buah itu. Wanita itu berlari keluar kamar menuju ke ruang tamu.

"Firlyyy..." pekiknya. Pria di hadapannya itu berlumuran darah ditangan dan wajahnya. Namun, masih bisa bersikap normal seperti biasa. Nafasnya terengah-engah. "Oliv.."

"A-apa yang terjadi? Siapa yang melakukannya?" Teriak Olivia sambil melihat luka-luka Firly. "Bi Nuuuurr ambilkan aku air hangat dan handuk." Bi Nur mengangguk lalu segera pergi mengambilkan apa  yang di perintahkan oleh Olivia.

"Oliv, kau harus mengabari putramu sekarang. Dia sudah tahu jika putramu sedang merencanakan untuk menggagalkan transaksi organ tubuh itu. Cepaaaatt Oliv jangan buang-buang waktu." Perintah Firly. Olivia mengangguk lalu segera menelpon Arya.

"Kemana anak ini? Dia tidak mengangkatnya." Ujar Olivia. Ditekannya beberapa kali nomor putranya namun sama. "Telpon Amanda." Kata Firly. Olivia mengangguk.

"Haloo Bu.." sahut Amanda di ujung telpon.

"Sayang, Arya kemana?" Tanya Olivia mengatur suaranya agar terdengar biasa.

"Arya lagi menemui klien dengan Ikbal. Kenapa Bu?"

Daaaaarrr Daaaaarr..

"Aarrgghhhh..." teriak Amanda. Olivia terpaku, matanya membulat sempurna. "Mandaaaa.. sayang kamu kenapa? AMANDAAAA...JAWAB IBU NAK.." Teriak Olivia. Tak terdengar lagi apapun darisana. Olivia cemas, tangisnya pecah kemudian.

"Dia pasti akan membunuh menantuku untuk membalaskan dendamnya." Kata Olivia di sela tangisnya.

Firly berdiri lalu mengajak Olivia menyusul Arya dan Amanda ke villa.

*****

"Tutupi wajahmu, aku tidak ingin seorang pun melihat kita Bal." Kata Arya sambil menundukkan topinya.

"Baik Bos."

"Lihatlah, mereka bahkan mengirim organ itu memakai kontainer. Astaga.." Ujar Arya.

"Aku sudah menyelidiki siapa dalangnya Bos."

"Lalu, apa yang kau dapatkan?"

"Aku tidak yakin apakah ini benar atau tidak. Tapi yang pasti ini berhubungan dengan Nyonya Olivia Bos." Kata Ikbal pada Arya.

Belum sempat Arya bertanya, transaksi akan terjadi. Dengan cepat Arya memberikan kode pada anak buahnya untuk menyerang mereka. Kedua kubu kini adu tembak, namun musuh kalah jumlah dengan anak buah Arya sehingga bisa dilumpuhkan dengan mudah.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang