Arya diam di balkon kamarnya. Amanda datang lalu memeluknya dari belakang. Pria itu terkejut. Lalu melepaskan pelukan istrinya dan berbalik menatapnya.
"Hmm kau sedang menggodaku?" Tanya Arya sambil mencubit hidung Amanda. "Tidak sayang.." jawab pelan. "Apa terjadi sesuatu di kantor? Dari tadi aku lihat kamu enggak fokus loh. Ada apa?" Tanya Amanda sambil mengelus lembut pipi suaminya.
"Tidak. Ini hanya masalah kerjaan saja. Anak-anak menganggap remeh tender besarku. Aku tak apa, tenanglah." Kata Arya bohong pada Amanda. Mata Arya menjelajah dari atas ke bawah. Melihat setiap inci tubuh istrinya.
"Kenapa?" Tanya amanda saat menatap pandangan suaminya kepadanya lalu dia melihat baju tidurnya.
"Berputarlah sayang.." pinta Arya. Meski terdengar aneh Amanda tetap menuruti kemauan suaminya. Wanita itu berputar perlahan. "Ck apa kau sekarang terlihat makin montok ya? Atau hanya pikiranku saja." Kata Arya pada diri sendiri. Mendengar itu amanda refleks memukul keras Arya.
"Awww aduuuhh sakit sayaang..." erangnya.
"Habis kamu kalo punya mulut tuh gak pernah di saring ya kalo ngomong. Enak aja ngatain aku gendut." Bentak amanda kesal. "Yang ngatain kamu gendut itu siapa? Aku cuma bilang kamu agak montok gitu aja kok." Jawab Arya tak mau kalah. "Iya itu sama aja namanya kamu bilang aku gendut." Potong Amanda cepat. "Astagaaa.. iya udah iya aku minta maaf. Kamu gak gendut. Aku cuma dejavu aja badanmu sama persis seperti waktu awal hamil amaira." Kata Arya lagi membuat bibir Amanda yang awalnya mengerucut lalu terperangah.
"Mak-maksud kamu aku hamil lagi?" Tanya Amanda.
"Iya mana aku tahu sayang. Kau sudah test belum?" Tanya Arya sambil meraba perut istrinya.
"Iya belum sih. Aku juga baru nyadar kalo memang belum datang bulan. Masak iya sih aku hamil?" Tanya Amanda pada diri sendiri.
"Iya kenapa kalo emang hamil lagi? Bagus dong Amaira punya teman nanti." Kata Arya dengan wajah kesalnya. "Aku test sekarang aja kali yaa sayang?" Tanya Amanda. Arya mengangguk. "Cepatlah aku akan menunggumu disini." Jawabnya dan melihat istrinya berlari pelan ke kamar mandi.
*****
Fatah melihat kunci mobil dan surat-surat yang telah dikembalikan oleh Amanda padanya tadi. Pria itu terus mengingat paras cantik dokter yang sudah merawatnya selama ini.
"Dia benar-benar cantik." Gumamnya.
"Siapa Bos?" Sahut anak buah yang selalu menemaninya selama di rawat. "Bisa diam tidak mulutmu itu. Ikut campur saja." Bentak Fatah.
"Maaf Bos. Oh iya Bos. Sepertinya besok kau sudah boleh pulang Bos." Kata Anak buahnya lagi. Fatah mengangguk perlahan. Ponsel Fatah berdering. Pria itu tersenyum tipis lalu mengangkat ponselnya.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya suara di ujung ponsel.
"Aku sudah sembuh." Jawab Fatah singkat.
"Saatnya kau menghancurkan AS. Aku ingin segera menguasai AS bersamamu." Ujar suara itu.
"Tony, tenanglah. Kita pasti menguasainya. Paling penting aku harus menemukan Arya dulu. Setelah kita menghabisinya kita ambil alih bisnisnya." Kata Fatah.
"Baiklah. Aku akan mengirimimu email data tentang Arya. Bacalah." Lalu Tony menutup ponselnya. Kenapa dia selalu berani memerintahku. Dasar tak tahu malu, batin Fatah lalu membanting ponselnya di sebelahnya.
*****
Arya menunggu Amanda di depan kamar mandi kamarnya. "Sayaang... udah belum?" Tanya Arya pada Amanda. "Beluuummm..." teriak istrinya. "Kenapa dia berteriak seperti itu. Apa aku berbuat salah lagi?" Batin Arya menatap pintu kamar mandi. Amanda keluar dari kamar mandi. Wanita itu menyodorkan benda kecil pipih pada Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...