BAGIAN 23

3.5K 302 25
                                    

Amanda terbaring di kamarnya dengan Olivia di sampingnya. Pria tinggi besar itu berdiri di samping Olivia.

"Bagaimana dengan putraku?" Tanya Olivia. "Hahaha Olivia, kau tak usah mengkhawatirkan putramu. Dia hebat. Sekarang apa tugasku selanjutnya?" Tanya pria itu.

"Kau harus berhati-hati. Terus awasi bajingan itu. Targetnya bukan putraku tapi menantuku. Aku yakin dia sudah tahu bahwa kelemahan putraku adalah istrinya." Ujar Olivia.

"Kau benar-benar berubah Olivia. Apakah kau melakukan ini untuk menebus dosamu pada putramu?" Tanya pria itu lagi.

"Iya. Aku sudah banyak memberinya luka. Sekarang aku harus melindunginya. Itulah kenapa aku harus masuk ke rumah ini agar bisa mengawasinya dari dekat." Jawab Olivia.

Bi Nur mengetuk pintu. "Nyonya ini susu untuk Nona." Katanya seraya meletakkan segelas susu hangat di meja. Olivia mengangguk. "Terimakasih ya Bi. Apa putraku sudah datang?" Tanyanya. Bi Nur menggeleng pelan. Olivia mengangguk lalu menoleh ke pria itu, "Baiklah kau boleh pergi." Ucapnya pada pria itu. Pria itu mengangguk lalu pergi.

"Firly.." panggil Olivia. Firly berbalik.

"Berhati-hatilah. Dan terimakasih." Kata Olivia. Firly mengangguk dan pergi. Firly adalah orang yang ditolong Olivia saat dia hendak dihajar massa beberapa tahun lalu karena mencuri uang nasabah yang baru saja keluar dari tempat tarik tunai. Olivia yang saat itu hendak turun dari mobilnya, tak sengaja menabrak Firly. Disitulah Olivia membantu menyelamatkannya. Sejak saat itu Firly mengabdi padanya.

"Bi Nur, jagalah menantuku. Dan aku ada satu permintaan untukmu, katakan pada putraku kau tidak tahu apapun termasuk Firly. Apa kau bisa Bi? Aku mohon padamu." Kara Olivia sambil meraih tangan Bi Nur. Wanita itu menatap Olivia, matanya berkaca-kaca. Bi Nur mengangguk. Olivia tersenyum lalu pergi.

Dia menatap anak buah Arya yang sedang berjaga di depan rumah. "Kalian, aku tahu kalian setia dengan putraku. Aku juga melakukan semua ini demi dia dan istrinya. Maka aku mohon pada kalian dan dengarkan baik-baik. Jika putraku datang katakan seseorang tak dikenal mengantar istrinya di depan rumah dan kalian tak tahu dia siapa. Apa kalian mengerti?" Semuanya menoleh ke temannya seakan bingung dan takut harus berbohong pada tuannya.

"Ini demi kebaikan kita bersama. Kumohon mengertilah." Teriak Olivia. "Aku yang akan bertanggung jawab jika putraku menghukum kalian. Aku yang akan menggantikan hukuman itu." Katanya lagi. Belum sempat mereka menjawab permintaan Olivia, Arya datang. Wajahnya tegang, amarah seperti sedang menguasainya.

"Bersiaplah kalian semua, kita pergi ke markas Jonathan." Teriak Arya.

"Putraku, kau kenapa?" Tanya Olivia. Arya membuang muka. Olivia menatap tajam putranya. "Apa kau ingin menyiapkan pasukan untuk mencari dimana istrimu?" Tanya Olivia. Langkah Arya terhenti.

"Kau tahu dimana istriku? Katakan dimana?" Olivia terdiam. Arya menghampirinya lalu memegang bahu ibunya itu. "Dimana dia?" Tanya Arya lagi sambil mengguncangkan bahu ibunya.

"Dimana dia Ibu?" Seru Arya. Kali ini suaranya sedikit memohon. Olivia menatap wajah putranya. "Dia di kamarnya." Jawabnya sontak membuat Arya berlari naik ke kamarnya.

*****

Jonathan menghajar anak buahnya dengan sebuah balok kayu hingga babak belur. "Bangsaaaat kaliaan semua. Goblookk. Menculik wanita lemah seperti dia saja kalian tidak mampu." Teriaknya sambil terus mengayunkan balok kayunya.

Dua orang diantara mereka bertiga sudah tak bergerak. Nafasnya sudah tak ada lagi. "Bo-bos ampun Bos.. maafkan kelalaian kami." Erangnya sambil menahan rasa sakit di kepala dan sekujur tubuhnya.

"Aku sudah memberimu ampun. Sekarang tidak akan lagi." Jawab Jonathan lalu mengayunkan balok kayunya tepat di dada anak buahnya hingga bunyi krkkkk.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang