Arya duduk di depan Willy. "Ada apa?" Tanya Arya pada Willy. "Tentu saja aku sangat merindukanmu bodoh. Kau pikir aku kesini kenapa." Jawab Willy sembari mengunyah permen karetnya.
"Aku sangat kenal siapa dirimu. Katakan!" Kata Arya dengan menyemburkan asap rokoknya.
"Waahh sangat susah sekali berbohong dengan Arya Sandya. Ok to the point aja." Ucap Willy sembari membenarkan duduknya. "Aku ingin kau menikahi keponakanku. Kau belum menikah kan?" Tanya Willy membuat Arya terbatuk karena terkejut.
"Apa? Menikah? Kau sinting." Jawab Arya lalu meminum bir di depannya.
"Kenapa? Apa kau tidak suka pada wanita?" Tanya Willy sambil mendekatkan wajahnya di depan Arya.
"Ck tutup mulutmu. Aku sudah menikah. Nikahkan saja dia dengan orang lain." Jawab Arya datar.
"Hahaha kau ingin mengelabuiku? Aku tahu keponakanku itu sedikit aneh tapi dia cantik dan seksi. Bukankah itu selera kebanyakan laki-laki?"
"Aku sudah menjawab pertanyaanmu dan aku tidak akan mengulanginya lagi. Carikan dia jodoh yang lain. Aku hanya ingin punya satu istri. Satu saja sudah membuatku pusing." Jawab Arya sambil meneguk birnya lagi.
"Kau serius? Kenapa kau tidak mengundangku brengsek. Dasar teman tak berperasaan." Ejek Willy. "Maaf. Karena semua terjadi begitu cepat." Ucap Arya.
"Baiklah aku tahu kau tak akan mau menikahi ponakanku. Aku juga cuma iseng bicara begitu. Jika tidak pasti kau tak akan mau membuka rahasiamu yang sudah tidak bujang lagi itu. Hahahaha.." tawa Willy disambut senyuman khas Arya. "Ngomong-ngomong istrimu masih punya teman jomblo tidak? Aku juga ingin menikah." Candanya. "Cari sendiri jangan merepotkan istriku." Jawab Arya.
"Hahaha.." gelak tawa Willy. Lalu kemudian wajahnya berubah serius dan memandang Arya tajam. "Hey, aku sudah mendengar banyak tentang Jonathan. Berhati-hatilah. Aku harap kau akan menyesal dalam mengambil keputusan untuk tidak mengusirnya dari dunia ini." Willy menghela nafas panjang. "Kau seharusnya menembaknya disini." Gerutu Willy sambil meraba dadanya. "Sampah itu hanya garang di luar. Tapi dia sebenarnya hanyalah pecundang. Bahkan kakaknya saja tidak mempedulikan dia." Jawab Willy membuang permen karetnya ke sembarang arah dan membuka kembali yang baru.
"Kakak?" Tanya Arya.
"Iya. Apa kau tak tahu itu?" Arya menggeleng perlahan. Tiba-tiba saja dia teringat Justin yang ingin menghabisi Amanda karena dendamnya pada Arya yang sudah membunuh kakaknya.
"Heeey kau kenapa? Mikirin kakaknya si Jonathan. Ssshh lupakan. Dia di luar negeri dia sama sekali tak tertarik bisnis hitam seperti kita kecuali jika itu berhubungan dengan wanita." Jawab Willy lalu berdiri sembari melihat ponselnya.
"Pulanglah. Aku ada urusan." Kata Willy lalu pergi meninggalkan Arya. "Heeeyy ini markasku bangsaat. Harusnya aku yang berkata begitu padamu." Teriak Arya disambut gelak tawa Willy yang diikuti oleh beberapa anak buah dibelakangnya.
"Kado pernikahanmu sudah di rumah. Pulanglah.." teriak Willy dengan lambaian tangannya. Arya hanya menggelengkan kepala.
*****
Masa pemulihan Amanda begitu cepat. Meskipun sudah sebulan dia tidak kuliah, Erlin dengan rajin setiap hari ke rumah untuk memberikan catatanya kepada Amanda. Iya, Arya mengurungnya di rumah karena dirasa Amanda masih membutuhkan istirahat yang cukup. Hingga sampai saat ini Amanda tidak mengetahui bahwa Erlin adalah bagian dari orang kepercayaan Arya yang setia menjaganya.
"Manda, kamu nggak ingin melanjutkan bulan madumu yang tertunda?" Tanya Erlin dengan merebahkan diri di sofa kamar Amanda. Amanda yang telah selesai mencatat mata kuliah hari ini ,menoleh ke arahnya sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...