BAGIAN 74

2K 280 72
                                    

Arya sedang serius dengan pekerjaannya, pria itu berdiri dan mengambil file di dalam kamar pribadi kantornya, sementara Amanda membaca buku tentang kesehatan kesukaannya. Pintu ruangan di ketuk. "Iya masuk." Ujar Amanda sambil melihat ke arah pintu.

"Permisi Nona, ini tehnya?" Kata Joko sembari meletakkan teh di hadapan Amanda.

"Teh? Saya gak minta teh." Kata Amanda heran.

"Tapi tadi Bos yang meminta teh untuk anda Nona." Jawab Joko sedikit takut. "Ok. Kamu boleh pergi. Terimakasih ya." Jawab amanda sambil tersenyum. "Baik Nona permisi." Joko pergi. Arya kembali duduk di kursinya.

"Siapa sayang?" Tanya Arya ingin tau. "Ooh tadi ada OB antar teh pesenan kamu buat aku. Makasih yaa.." jawab Amanda yang tengah meniup teh hangat itu. Mata Arya membulat dirinya tak merasa memesan teh itu. "Tidak.. Sayaaang jangaaaann.." Amanda menyeruputnya sedikit, Arya menampel gelas itu hingga jatuh.

"Sayaang.. kenapasih? Aku kan mau minum." Ujar Amanda kesal dan sedikit terkejut dengan sikap suaminya itu. Arya menakup wajah Amanda. "Kau.. kau tidak meminumnya kan? Sayaang jawab.." tanya Arya panik. "Iyaa dikit tadi keminum , kamu sih ngagetin aku. Kenapa sayang?" Tanya Amanda sedikit kesal dan semakin tidak mengerti suaminya panik.

"Aku tidak memesan teh itu. Seseorang pasti sedang bermain-main denganku disini. Ayo kita ke dokter. Aku takut ada sesuatu di teh itu." Jawab Arya geram. Belum sempat Amanda berdiri, perutnya terasa sedikit sakit. "Aaarggghh sakit.." ujarnya sambil memegangi perutnya.

"Kenapa sayang? Katakan!!" Teriak Arya panik. "BAAAAALLLLL..." teriak Arya kemudian. "Iya Bos.. ambil mobil cepat. Kita ke rumah sakit." Ujarnya. Arya berlari, dari kejauhan Amel tersenyum puas.

"Yess.. semoga bayi itu tiada." Gumamnya pelan.

*****

Erlin berjaga di UGD siang ini. Gadis itu sedang mengecek laporan pasien. "Dokter.." teriak suster pada Erlin. "Itu.. anu dokter Amanda.."

"Kenapa?" Tanya Erlin yang ikut panik dan bingung. "Dokter Amanda berada di depan, sepertinya beliau sakit Dok.." kata Suster membuat Erlin bangkit dan berlari ke depan UGD.

"Mandaaa.. manda kamu kenapa?" Tanya Erlin sambil mendorong brankar. "Erlin kau periksa istriku sekarang.." perintah Arya. "Baik Bos.." jawab Erlin. "Sakitt Lin, rasanya melilit." Rintih Amanda. Arya kesal, tangannya mengepal. "Siapa yang sedang bermain-main denganku." Gumamnya sambil berjalan ke dalam ruangan UGD. "Kalian akan mati jika sampai terjadi apa-apa dengan istri dan anakku." Batinnya.

*****

"SIAPA YANG MENYURUHMU?? JAWABB!!" Teriak Elang yang kini tengah berada di kantor Arya. Joko gemetar dan terlihat sangat takut. Dirinya tak tahu apa yang telah terjadi sampai anak buah bosnya melakukan ini padanya. "Sa..saya cuma mengantar teh aja Mas tadi ke ruangan Bos untuk Nona Amanda." Jawabnya terbata-bata.

"SIAPA YANG MENYURUHMU? BOS TIDAK PERNAH MEMBERIKAN PERINTAH PADAMU MEMBUAT TEH UNTUK NONA KAN?" Tanya Elang dengan mata tajamnya. Joko semakin tak bisa menahan ketakutannya hingga dia sampai kencing di celana. "I...Ibu Melda tadi yang mengangkat telepon Bos. Saya hanya disuruh mengantarkan saja Ma..Mas.." jawab Joko yang wajahnya sudah penuh peluh sangking takutnya.

"Melda? Siapa dia?" Tanya Elang penuh selidik.

"Manager baru Mas. Bos pasti tau." Ujar Joko. "Ok kau kulepaskan. Jika Bos bertanya padamu awas jika sampai kau merubah jawabanmu. Kau akan tamat." Ancam Elang lalu pergi bersama rekan-rekannya yang lain. Sepasang mata melihat kejadian itu, "Siapa mereka? Apa mereka anak buah Arya? Tidak aku harus membungkam dulu mulut Joko sebelum dia bersaksi di hadapan Arya nanti." Ujarnya lalu menghampiri Joko.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang