Friska bertemu dengan seorang lelaki di sebuah restoran. Gadis itu menghapus air matanya. "Dimana kau tinggal sekarang?" Tanya lelaki yang duduk di depannya.
"Di rumah seseorang." Jawab Friska terisak. "Aku bekerja padanya sekarang. Aku sudah memulai kehidupanku yang baru."
"Apa dia baik?"
Friska mengangguk. "Sejauh ini dia baik. Sudah ku katakan padamu sebelumnya jika mereka hanya tidak suka dengan kakakku. Mereka memberiku kesempatan hidup dan memulai semuanya lagi dari awal."
"Baiklah jika kau baik-baik saja. Katakan padaku saat kau membutuhkan bantuan." Friska mengangguk. Ponsel Friska berdering. "Aku angkat telpon dulu ya.." lelaki itu mengangguk.
"Iya Pak. Apa anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Friska.
"Kau dimana?"
"Saya sedang di luar bersama teman saya. Sebentar lagi saya pulang."
"Oh begitu. Baiklah. Hati-hati ya."
"Iya Pak. Terimakasih." Gadis itu menutup ponselnya dan kembali duduk. "Siapa?" Tanya pria di hadapannya.
"Pak willy, atasanku. Orang yang aku ceritakan padamu."
"Dia pasti sangat baik sampai mengkhawatirkanmu. Pulanglah. Kita bertemu lagi kapan-kapan ya saat aku tidak sibuk." Ujarnya. "Thanks ya Der, kamu emang sahabat terbaikku."
"Sama-sama. Aku balik dulu ya.." pamit lelaki yang bernama Deren itu pada Friska.
*****
Di sebuah Cafe Marsel dan Erlin duduk berdua. Mereka memesan beberapa hidangan pembuka. "Tapi Sel, kenapa kamu ingin kita bertemu disini? Bukannya tadi kamu bilang kita dinner?" Tanya Erlin sambil melihat-lihat sekitar.
"Maaf ya Lin, kita tunda dulu dinner kita. Ada yang ingin bertemu dengan kita sekarang." Jawab Marsel dengan senyumnya. Erlin mengerutkan keningnya. "Siapa?" Tanya Erlin penasaran.
"Kakak." Jawab Ikbal yang tengah datang bersama Elang. Erlin sedikit terkejut. Karena kakaknya tidak mengatakan apapun padanya. Dan Elang, kenapa pria ini bisa bersama kakak. Tanya gadis itu dalam hati.
"Ka..kakak? Kenapa kakak ingin bertemu kami? Dan Elang ngapain dia datang bersama kakak? Apa ada tugas dari Bos?" Tanya Erlin makin penasaran. "Kamu duduklah dengan tenang. Biar kakak yang bicara." Ucap Ikbal tegas membuat Erlin tak berkata apapun. "Marsel ini Elang, dia rekanku bekerja dengan Bos Arya dan Pak willy." Ucap Ikbal melanjutkan.
"Marsel."
"Elang." Mereka berdua bejabat tangan.
"Sel, aku sudah meminta tolong pada Elang untuk mengajarimu beladiri dan menembak seperti yang aku inginkan untukmu. Elang akan mengajarimu. Dia sudah bersedia." Mata Erlin terbelalak. "Apa? Elang? Kenapa harus dia kak?" Tanya Erlin.
"Karena dia adalah orang yang di rekomendasikan oleh Bos dan Pak willy padaku. Aku percaya padanya." Jawab Ikbal tegas.
"Aku akan melatihmu dengan baik. Persiapkan dirimu." Ucap Elang pada Marsel. Wajah Marsel sedikit gugup, entah latihan apa yang akan kau berikan padaku. Melihat tatapanmu yang begitu tajam membuat aku ingin pingsan sekarang, batin Marsel. "Baiklah jika itu yang kakak pilihkan untukku. Aku siap." Ujar Marsel meskipun ada sedikit ketakutan di hatinya. Erlin memandang kekasihnya.
"Apa kau yakin sayang?" Tanya Erlin meragu. "Kau meragukanku? Ini demi dirimu. Aku akan melakukan apapun untukmu." Jawab Marsel sambil menggenggam tangan Erlin. Keduanya tersenyum.
******
Friska melepas sepatunya dan menaruhnya ke dalam rak depan pintu lalu mengambil sandal. Pelayan rumah tangga di rumah Willy datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...