Dua orang asing tengah mengintai rumah Arya. Mereka melihat dari kejauhan Amanda dan Erlin berjalan keluar. Salah seorang dari mereka melihat foto di ponsel mereka.
"Yang berambut pendek itu adalah istri Arya Sandya. Kita habisi dia sekarang." Bisiknya pada seorang rekannya. Mereka memakai topeng dan membawa balok kayu.
"Bye Manda." ucap Erlin lalu mengegas motor maticnya. Amanda melambai hingga gadis itu menghilang dari pandangannya. Amanda berbalik dan..
Bugh...
"Aaarrgghhh..." teriak Amanda. Para anak buah Arya yang melihat langsung berlari menghampiri Amanda.
"Nonaaaaa..." beberapa anak buah Arya berlarian. "Wooooyy jangan kabuurrr.." teriak salah seorang anak buah Arya. Keduanya kabur begitu melihat Amanda pingsan dengan darah yang mengucur dari kepalanya.
"Nonaaa..nonaaa..." mereka lalu membopong Amanda ke dalam rumah. "Boooossss...Boosss.." teriak anak buahnya. Arya turun dan melihat istrinya penuh dengan darah. Mata Arya membulat. Dia berlari menuruni tangga dan melihat tubuh lemah istrinya.
"Cepat bawa dia ke mobil? Cepaaaaatt.." teriak Arya.
"Amandaa...bangun. Mandaaaaaaa..." Arya bingung dan panik lalu menggendong masuk ke mobil dan pergi ke rumah sakit.
Di tempat lain kedua orang yang sudah memukul Amanda menelpon seseorang. "Haloo Bos..."
"Bagaimana? Apa wanita kesayangan Arya telah mati?" Tanya suara diseberang telpon.
"Sepertinya wanita itu sekarat Bos." Ucapnya dengan tertawa. "Hahahahaha bagus. Aku sudah mentransfer uang untukmu. Pergilah yang jauh dari kota ini."
"Baik Bos."
*****
Amanda sedang ditangani dokter. Erlin yang tahu juga datang kesana dengan Ikbal. "Cari tahu siapa yang sudah membuat istriku seperti ini." Kata Arya.
"Ma-maafkan saya Bos. Seharusnya saya menolak saat Nona mengantar saya ke depan." Ucap Erlin sembari menunduk di sela-sela isak tangisnya. "Ini bukan salahmu." Jawab Arya.
"Anak buah kita sedang mengecek cctv di rumah kita Bos." Jawab Ikbal. Arya tersentak. "Erlin kau jaga istriku disini bersama yang lain. Ikbal ayo kita pulang." Arya segera bergegas.
"Siap Bos." Jawab Erlin. "Kabari kakak jika terjadi sesuatu pada Nona ya." Ucap Ikbal saat meninggalkan adiknya. Erlin mengangguk. Wajahnya cemas melihat keadaan Amanda dibalik kaca pintu kamar rawat.
"Manda, aku yakin kamu kuat. Bertahanlah. Siapa bajingan itu, benar-benar keterlaluan dia." Gumam Erlin dengan mengepalkan tangannya.
*****
Arya memeriksa cctv di rumahnya dengan anak buahnya. Matanya tak lepas dari layar komputer di depannya. Dia melihat jelas dua orang bertopeng membawa balok kayu dan memukul kepala istrinya. Mereka bahkan sempat mengambil gambar Amanda yang sedang sekarat.
"Cari tahu siapa dia." Ucap Arya. Matanya merah seperti terbakar api kemarahan. "Bos, dia adalah tak tetap preman di pasar tradisional di dekat sini. Salah satu dari mereka adalah saudara dari pemilik pasar tradisional itu Bos."
"Siapa pemiliknya?"
"Jonathan Wijaya."
"Diantara keduanya siapa yang memukul istriku?"
"Preman pasar itu Bos."
"Temukan rumahnya. Kirimkan lokasi rumahnya padaku." Mereka mengangguk dan mulai bekerja. Arya pergi dengan wajah geram.
Arya menyiapkan senjata apinya sembari berjalan masuk ke dalam mobilnya. "Bos.." belum sempat Ikbal meneruskan kata-katanya Arya menahannya. "Temukan dia segera dan segera kirim padaku. Akan kubereskan sendiri bajingan itu." Kata Arya. Ikbal mengangguk dan membiarkan Bosnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...