Kini Arya sudah berdiri dengan apel di atas kepalanya. Ikbal mencoba membantu Arya dan menawarkan diri untuk menggantikan bosnya. Namun, Amanda tetep keukeuh dengan permintaannya.
"Tidak. Aku ingin suamiku yang melakukan ini." Jawab Amanda.
"Tapi Nona.."
"Kamu nggak percaya sama aku?" Tanya Amanda kesal. "Aku diajarin Erlin loh ini dulunya." Lanjutnya.
"Iya iya Nona saya tau. Saya percaya dengan Nona." Ucap Ikbal lalu mundur dan melihat yang dilakukan oleh majikan wanitanya itu. "Apa aku akan menjadi saksi kdrt ini astaga.." ucap Ikbal dalam hati.
"Sayang jika kau meleset, kau akan menjadi janda." Teriak Arya dari kejauhan. Arya takut ketika melihat Amanda mengelus-elus senjata api kesayangannya itu dari kejauhan. "Tidak akan, Erlin kan sudah melatihku dengan baik." Jawab Amanda santai.
"Nona saya mohon pikirkan lagi. Ini sangat berbahaya." Ujar Ikbal yang kembali mendekati Amanda, namun wanita itu mengacukannya.
Amanda mulai mengambil ancang-ancang dan siap menembak sasarannya. Mulut Arya terus berkomat-kamit entah doa apa yang sedang dibacanya, bahkan laki-laki itu beberapa kali memejamkan matanya karena tak kuasa menatap wajah istrinya. "Sungguh ini berbeda dengan tembak menembak dengan musuh. Rasanya seperti di ambang kematian." Gumamnya pelan.
"Ikbal kamu hitung cobak.." perintah Amanda tanpa menatapnya. "Ba..baik Nona.."
"Sa..satu.. Du..dua.. Tigaaa.." Ikbal memejamkan matanya begitu juga Arya.
Ddaaaaaaaarrr....
Suara tembakan menggema di ruangan itu. Apel di kepala Arya pecah dengan sempurna. Pria itu lalu terduduk lemas. "Horeeee yeaaaaayyyy yess tepat sasaran kaaannn.." sorak Amanda kemudian. Amanda bertepuk tangan untuk dirinya sendiri. "Heey kalian kenapa membeku seperti patung? Tepuk tangan sekarang.." ujar Amanda kepada beberapa anak buah Arya yang berjaga disana.
"Hore.." sorak mereka datar sambil bertepuk tangan. Ikbal pun ikut bertepuk tangan.
"Sepertinya malaikat maut menertawaiku sekarang melihat aku begini." Ujar arya sambil mengelus dadanya yang masih berdebar hebat.
"Bagaimana sayang, aku hebat kan?" Tanya Amanda pada suaminya yang sedari tadi menatapnya dengan lemas itu.
"Hmm kau hebat. Betapa hebatnya kau sampai akan mengirimku ke hadapan Tuhan." Ujar Arya seraya berdiri. Pria itu melangkah mendekati istrinya. "Kalau begitu berikan aku hadiah atas kehebatanku. Aku sudah memaafkanmu." Ujar Amanda manja.
"Apa hadiah yang kau mau sayang? Jangan aneh-aneh ya." Ujar Arya memberikan peringatan. "Tidak. Aku ingin berkuda denganmu." Jawab Amanda. "Apa? Berkuda? Tidak. Kau tidak boleh. Kau sedang hamil." Tolak Arya.
"Baiklah kalau begitu belikan aku kudanya saja." Ujar Amanda kemudian. "Untuk apa yaang?" Tanya Arya yang mulai kesal dengan permintaan istrinya. "Iyaudah kalo kamu gak mau beliin gapapa aku masuk dulu." Amanda meninggalkan suaminya yang tengah berpikir. "Oke oke aku belikan sekarang." Ujar Arya kemudian. Amanda lalu menghambur ke pelukan suaminya.
"Bal.." perintah Arya dan Ikbal langsung mengerti.
"Besok aku ikut ke kantor boleh kan?" Bisik Amanda pada suaminya itu. "Boleh." Amanda tersenyum senang dengan jawaban suaminya.
*****
Deren menelpon Amel karena dirinya ditanyai oleh Ikbal tadi pagi.
"Halo Mel, lo dimana?" Tanya Deren.
"Di apartment. Kenapa Der? Kok kayak serius gitu sih?" Ujar Amel penasaran. "Mel, jujur ya Lo gak ada maksud apa-apa kan bekerja di kantor gue? Gue nolong Lo tulus loh Mel. Gue gak mau sampai ada masalah sama kerjaan gue." Ujar Deren kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...