BAGIAN 98

240 42 9
                                    

Firly dan beberapa anak buahnya termasuk Ibra sudah berada di dermaga. Mereka menyaksikan transaksi barang haram itu di balik bukit seperti biasanya.

Daaaaarrr...

Suara tembakan itu tiba-tiba terdengar. Firly dan anak buahnya segera mengintai apa yang tengah terjadi. "Anak buah kita diserang Bos.." kata Ibra dengan nada penuh penekanan. "Brengsek.. aku harus selamatkan mereka. Jika tidak mereka pasti akan mendapatkan barang kita." Jawab Firly lalu keluar dari persembunyiannya dan merogoh senjata di sakunya.

Firly melihat dari kejauhan seseorang yang menembak anak buahnya. "Daaaarrrr...daaaarr..." tembakan Firly mulai mengenai target dan sesuai ekspektasi target langsung tumbang.

Sementara ibra dan yang lain mulai menyebar ke segala sisi untuk mengepung target. Saat Firly semakin dekat, target itu  tiba-tiba bangun dan mulai menembak Firly.

Daaaarr..daaaarrr....daaaarr...

"Aaarrgghhh..." teriak Firly. Anak buah Firly yang mendengar teriakan Firly, mulai mendekati Bos mereka. "Boss... Boosss..." teriak Ibra. Ibra menatap Bosnya yang berada di hadapannya. Darah segar mengucur di bagian dada Firly dan perutnya. "Bosss.... sadar Boss..." teriak Ibra mulai panik.

"Kak bagaimana? Apa bos baik-baik saja?" Tanya seorang dari mereka. "Apa matamu buta haahh? Bos sedang sekarat. Cepat telpon ambulan bodoh." Teriak Ibra kesal. "Boss bertahanlah.. aku mohon." Kata Ibra sambil menepuk pipi Firly yang sudah mulai tak sadarkan diri. "Kalian... kalian harus hubungi Bos Arya." Pinta Ibra pada rekannya yang lain. "Baik kak."

Sayup-sayup mata Firly melihat sekitar. "Oliv..." katanya lirih. "Olivia.."
"Sayang, kenapa masih disitu? Ayo temani aku.." seru bayangan Olivia. Mata Firly tertutup. Bibirnya menyunggingkan senyuman khasnya. "Boosss jangan tutup matamu. Bertahanlah.. aku mohooonnn.." teriak Ibra lagi.

*******

Arya sedang bersantai dengan istrinya di balkon kamarnya. Anak-anak mereka telah tidur lelap.

"Sayang..." panggil amanda manja.

"Hmm.."jawab pria itu sembari menyemburkan asap rokoknya. "Kenapa yaa akutuh kayak gaenak gitu adopsi Intan. Gatau yaa ada yang ganjal aja dihatiku." Ucap amanda sambil menatap suaminya.

"Maksud kamu? Kamu maunya kita punya anak lagi gitu. Bikin sendiri? Waahh asik juga tuh ide kamu?" Jawab Arya menggoda istrinya. "Iihh apaan sih kamu, aku kan bahasnya intan bukan yang lain. Hmmm" jawab Amanda sebal. "Mau sekarang gak bikinnya?" Tanya Arya lagi. "Emang dua anak kurang ya?" Tanya Amanda yang mendekatkan wajahnya ke suaminya. "Kalo menurutmu bagaimana? Kurang tidak? Apa gak sebaiknya kita tambah?" Tanya arya yang membalas godaan istrinya. Wajah mereka bertemu lalu sedetik kemudian bibir mereka bertaut. Arya melumat habis bibir istrinya seperti orang kelaparan.

Ditariknya tali kimono yang sedang dipakai Amanda. Hingga gundukan lembut itu terlihat jelas. Beberapa tanda merah dibuat dileher Amanda hingga turun ke atas gundukan kenyal itu. Amanda meleguh. Membelai lembut rambut suaminya.

Aahhhshhh..

Leguhan itu membuat Arya semakin gila hingga membalikkan tubuh istrinya dan mulai penetrasi. Perang kulit pun terjadi.

Aahh ahhhh ahh...

Arya sedang on on nya hingga suara ketukan pintu pun terdengar. "Boss..." panggil Doris dari balik pintu. Arya tak menghiraukannya tubuhnya masih asyik menggoyang pinggul istrinya.

"Boss... apa anda sudah tidur?" Kata Doris lagi.

"Sshh ahh sayaang, buka pintunyahhh nanti kita lanjutin lagihh.." kata Amanda menahan nikmatnya pedang suaminya itu. Arya berhenti. Wajahnya memerah dan matanya menajam seram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang