BAGIAN 61

2.9K 307 62
                                    

"Haloo..."

"Haloo Bos.."

"Aku ada tugas untukmu, Rey."

"Tugas apa Bos?"

"Menghabisi seseorang."

Setelah menutup telepon Fatah tersenyum menyeringai. "Dokter Amanda, sebentar lagi kita akan bersatu." Ujar Fatah pada diri sendiri. Lalu berjalan meninggalkan kamarnya.

Di dalam Villa, Amanda sangat gusar. Wanita itu beberapa kali melihat ponselnya, berharap Arya segera menghubunginya. Ponselnya berdering. Dengan cepat dia mengangkat ponselnya.

"Hallooo sayaaang..." serunya cemas.

"Halo Mommy... Amaira kangen Mommy.." ujar suara lembut gadis kecil di ujung telepon.

"A-Amaira..Sweet Heart.. how are you bebi.. I miss you too darling."

"I'm fine Mommy. Tapi Amaira bosen disini. Pengen pulang ketemu Mommy dan Daddy.." rengeknya.

"Me too sweet heart. Tapi kita harus tahan sebentar lagi yaa cantik. Mommy janji, Mommy akan jemput Amaira nanti." Bujuknya. Amanda tahu betul perasaan putrinya. Mereka pernah berpisah sekian tahun, baru saja berkumpul entahlah apa yang tengah dihadapi suaminya kali ini yang membuat mereka harus berpisah lagi untuk sementara.

"Okay Mommy. Bagaimana kabar dedek di perut Mommy?" Tanya Amaira lagi.

"Dia baik sayang. Dia juga kangen sama kakaknya. Apa Amaira mau memberi pesan sama dedek?" Tanya Amanda. "Mau Mommy.." Amanda tersenyum lalu mengeraskan suara ponselnya.

"Udah kak." Ujar Amanda.

"Dedek, i miss you so much. Jagain Mommy ya. Tunggu kakak pulang nanti kakak temenin dedek sama Mommy. Bye dedek.." kata gadis kecil itu dengan manja. Amanda tak kuasa menahan air matanya. "Mommy, udah ya. Opa mau ajak aku naik kapal di laut. See you Mommy. I love you."

"I love you too sweet heart. Bye.." Amanda menutup ponselnya.

*****

Rey datang ke markas Fatah dengan santai. Pria itu berjalan dengan menghisap nikotinnya, lalu masuk ke ruangan Fatah.

"Apa kau sudah melakukannya?" Tanya Fatah.

"Bagaimana aku melakukannya sedangkan kau tak memberitahuku siapa orang yang akan menjadi targetku." Jawab Rey santai. Wajah Fatah sedikit menegang. Lalu dia kembali santai dan menyodorkan foto Arya juga Amanda.

"Apakah wanita ini juga harus aku bunuh?" Tanya Rey.

"Tidak. Pria ini saja." Jawab Fatah.

"Waaahh ini Bos Arya Sandya kan? Kau meyuruhku membunuhnya?" Tanya Rey sedikit tegang.

"Kenapa? Apa kau takut?" Tanya Fatah.

"Heyy.. seharusnya kau tanyakan itu pada dirimu sendiri. Jika kau punya nyali kau tidak akan menyuruhku membunuhnya bukan? Ck kau ini..." ujar Rey sambil memasukkan kedua foto itu ke dalam sakunya.

"JAGA BICARAMU BANGSAAAAAT.." teriak Fatah sembari menggebrak meja di hadapannya. "Turuti saja perintahku. Aku akan membayar berapapun yang kau mau." Ujarnya dengan nada tingginya.

"Ok deal. Aku pergi." Jawab Rey lalu berdiri meninggalkan Fatah yang masih geram melihatnya. Rey berhenti dan berbalik, "Heyy kurangi tempramenmu. Kau akan cepat mati nanti." Ujaranya sambil tersenyum dan pergi.

*****

Arya masuk ke dalam kamar. Dilihatnya istrinya sedang murung sambil melihat ponselnya.

"Kamu tuh kenapasih gak ngabarin aku? Apa aku salah khawatirin kamu?" Gerutu Amanda pada ponselnya. Arya tersenyum lalu berjalan mendekati Amanda.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang