BAGIAN 52

3K 293 40
                                    

Seminggu telah berlalu. Amanda kembali melakukan aktifitasnya seperti biasanya. Amaira bersama Oma dan Opanya. Dan Arya tetap sibuk dengan beberapa bisnisnya.

"Makan siang yuk Man, Marsel mau mampir kesini katanya barusan chat aku." Seru Erlin saat Amanda membereskan mejanya.

"Marsel? Tumben tuh anak."

"Iya. Dia seperti hantu di rumah sakitnya. Astaga tidak pernah pulang. Menganggap rumah sakit adalah rumahnya. Emang beda tuh anak." Sambung Erlin lagi.

"Hmm kamu suka sama Marsel ya Lin? Kalo bahas Marsel mendetail banget." Goda Amanda. Seketika Erlin salah tingkah dan menghambur ke arah Amanda dan memukulinya dengan buku kecil.

"Aww awww sakittt.." seru Amanda.

"Iyaa habis kamu sih."

"Terus kamu ngapain salting kayak gitu.." goda Amanda lagi.

"Apaan sih Amanda iihh..." kata Erlin ngambek. Amanda mencubit pinggang Erlin keduanya tertawa bersamaan lalu pergi meninggalkan ruangan Amanda.

*****

"Siapa kalian?" Tanya Arya setengah berteriak di kepung oleh beberapa orang saat keluar dari toko mainan.

"Gak usah banyak omong Lo!!" Seru dua pemuda yang menghadangnya. Arya dengan sigap menepis serangan-serangan yang dengan tiba-tiba di terima olehnya. Kedua pemuda itu tumbah hanya dalam hitungan detik.

Anak buah arya yang selalu mengikutinya pergi kemudian meringkus keduanya dan memasukkannya ke dalam mobil mereka.

"Bawa mereka ke markas lama kita. Aku akan kesana setelah menyelesaikan beberapa urusan." Perintah Arya. "Siap Bos." Jawab Anak buahnya lalu pergi. Arya menatap dua pemuda yang menyerangnya tadi, "siapa mereka? Kenapa mereka menyerangku?" Tanyanya pada diri sendiri.

Aku sudah empat tahun tidak pernah lagi menjamah dunia hitam itu. Apakah ada sesuatu terjadi pada Willy? Tapi kenapa dia tak memberitahuku? Pria itu merogoh ponsel di sakunya. Menekan nomor lalu menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Haloooo brother.." sapa suara di ujung telpon.

"Willy, apa kau baik-baik saja?" Tanya Arya.

"Weeiissss tumben banget Lo nanya kabar gue. Pake acara khawatir segala. Kesambet Lo?" Canda Willy.

"Jawab aja!!" Bentak Arya.

"Iyee iyee gue baik-baik aja. Kenapa emang?"  Tanya Willy penasaran.

"Barusan ada dua pemuda menyerangku. Aku tidak tahu mereka siapa tapi instingku mengatakan dia adalah suruhan orang yang mungkin bekerja di dunia hitam sepertiku dulu." Jawab arya sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya.

"Terus lo gapapa kan?"

"Enggak. Kau sedang  tak ada masalah kan pegang usahaku?" Tanya Arya sedikit mengintimidasi.

"Enggaklah. Lo tahu kan gue selalu rapi kalo kerja." Balaa Willy dengan ketus.

"Kau harus waspada. Apalagi dengan orang-orang terdekatmu." Ujar Arya mengingatkan.

"Hmm lo ingat dengan mantan asistenmu sebelum Ikbal?" Tanya Willy. Arya menunduk lalu mengangguk sendiri. "Iya. Aku selalu mengawasi bawahanku sekarang. Aku tak ingin dikhianati oleh orang-orang seperti Alex." Jawabnya.

"Lo menghukumnya dengan kejam. Menggantungnya di depan keluarganya lalu kau habisi mereka juga. Itu sudah menjadi contoh untuk anak buahmu yang lain." Sahut Willy.

"Hmm dan sekarang aku mengingatkanmu. Jangan pernah kau lengah Will." Kata Arya lagi.

"Baiklah Bos. Gue tutup dulu ya ada barang datang." Arya mematikan sambungan telponnya.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang