BAGIAN 41

2.9K 303 92
                                    

"Bal, lihatlah di atasmu. Banyak sekali cctv disini. Berhati-hatilah." Ujar Arya. Ikbal mengangguk.

"Bos, kenapa kita tidak merusaknya saja." Kata seorang anak buah Arya. Mendengar ucapan anak buah itu Arya emosi. "Hey, kau ini bodoh atau apa hah? Jika kita merusaknya mereka akan curiga. Pasti mereka sedang mengawasi cctv sekarang." Jawab Arya geram.

Arya sengaja memancing anak buah Kevin yang sudah dibabat habis olehnya menjauh dari cctv. Agar pergerakan mereka tidak ketahuan.

Sementara Amanda sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan putrinya. Saat persalinan itu terjadi suster yang dibawa dokter itu membuka jendela kamar. "Tuan, anda dimana?" Suara suster itu seperti berbisik tapi masih bisa di dengar. "Disini. Apa Amanda sudah melahirkan?" Tanya Firly di sisi jendela. "Belum Tuan. Bagaimana dengan Bos?" Tanya suster itu.

"Erlin, kau tak usah memikirkan hal itu. Aku disini menunggunya. Sebentar lagi dia akan sampai." Ujar Firly. Erlin mengangguk. Lalu kembali membantu dokter suruhan Firly. Arya berada di samping Firly.

"Bagaimana?" Tanya Arya.

"Masuklah. Temani istrimu melahirkan. Dan kita jalankan rencana kita." Ujar Firly. Arya mengangguk, pria itu masuk dari jendela dan berlari ke arah istrinya yang tengah kesakitan.

"Sayaang.. kamu kuat. Kamu pasti bisa." Ujar arya. Seperti mendapat semangat Amanda tersenyum dan menangis. Semua bayangan-banyangan buruknya hilang. "Sakittt aaahhh.." erang Amanda dalam isak tangisnya. Wanita itu menggenggam tangan suaminya lalu mengambil nafas dan mengejan dua kali. Suara bayi mungil menangis sesaat namun Arya membisikkan sesuatu pada bayinya.

"Sweet heart, jangan menangis ya. Kau dengar Daddy?" Ujarnya pada sang putri. Seakan paham, bayi mungil itu diam.

Amanda menyusui anaknya, dokter telah membersihkannya dan memberinya baju. Arya menghampiri Firly. "Ini saatnya bukan?" Ujar Arya. Firly mengangguk.

"Sayang, aku harus pergi menyelamatkan bayi kita. Kau tenang saja. Ada Erlin dan Ikbal yang akan menjagamu." Ujar Arya lalu menciumnya. Amanda mengangguk dan mencium anaknya. "Sweet heart. I love you." Ujar amanda kembali mencium putri kecilnya. "Berilah nama yang sudah kita berikan padanya." Ujar Amanda, Arya mengangguk.

Kevin merasa ada yang aneh karena tak ada suara bayi. Namun, tangisan Amanda telah berhenti. Pria itu berjalan mondar-mandir kesana kemari berpikir keras. Lalu dia berhenti..

"Bajingan itu pasti ada disini.." geramnya. Kevin mendobrak pintu, pria itu melihat amanda yang lemas dan terpejam. Sementara dokter dan suster dalam keadaan terikat dengan mulut di lakban.

"Kurang ajar kejar dia..." perintah Kevin pada anak buahnya. Kevin melepaskan ikatan tali dokter dan suster. "Apa kalian baik-baik saja?" Tanya Kevin. Keduanya mengangguk. Erlin tersenyum puas dalam hati. "Semoga Bos sudah jauh sekarang." Katanya dalam hati.

"Dokter, bagaimana dengan gadis itu? Apa dia juga baik-baik saja?" Tanya Kevin. "Dia harus dilarikan ke Rumah Sakit Pak." Jawab Dokter persis seperti perintah Arya. Kevin mengangguk dan menyuruh anak buahnya mengantar Amanda ke rumah sakit.

"Tunggu dokter, dia melahirkan bayi perempuan atau laki-laki?" Saat Dokter itu hendak pergi masuk ke mobil. "Laki-laki Pak." Kevin mengangguk. Erlin dan dokter itu berhasil membawa Amanda keluar dari sana.

*****

Firly memimpin Arya, "cepaaat.." teriak Firly. Kejaran anak buah Kevin sembari menembaki mereka dari belakang. Awan mendung dan angin mulai berhembus. Kilatan petir menyambar di segala penjuru. Arya tetap berlari dan mendekap putrinya dalam pelukannya.

Firly telah memberikan Arya jaket mantel karena tahu malam akan hujan. Pria itu terus berlari menerjang hujan yang sudah turun. "Apa masih jauh?" Tanya Arya. "Sebentar lagi ada jalan setapak menyimpang kau luruslah. Aku harus berada disini untuk mengelabui mereka. Kumohon padamu selamatkan anakmu. Larilah.." ujar Firly. Arya mengangguk dan terus berlari sesekali melihat ke belakang.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang