BAGIAN 70

2.3K 266 73
                                    

Ikbal seperti melihat seseorang yang dikenalnya di kantor pagi ini. "Dia.. kenapa bisa berada disini? Tidak mungkin. Dia berada di luar negeri selama ini. Tapi..." Tanya Ikbal pada dirinya sendiri. Ikbal mengikuti wanita yang dikenalnya itu. Wanita itu berjalan  ke ruangan HRD. "Apa dia akan interview?" Katanya lagi.

"Pak Ikbal?" Sapa salah satu staf di kantor. "Aahh iyaa. Kenapa?" Tanya Ikbal. "Bapak sedang apa?" Tanya stafnya. Ikbal gugup lalu menggeleng perlahan. "Tidak apa-apa." Jawabnya. Staf itu mengikuti arah pandangan Ikbal ke arah ruangan HRD. Terlihat wanita muda dengan badan yang seksi rambut panjang masuk ke dalam.

"Oohh.. Pak Ikbal liatin Ibu Melda? Dia manager sementara di devisi pemasaran Pak." Ikbal mengernyitkan dahi. "Kok bisa? Riana kemana?" Tanya Ikbal.

"Betul Pak. Ibu Riana cuti Pak karena mau melahirkan." Ikbal mengangguk tanda mengerti. "Baik Pak saya permisi dulu."

"Oh iyaa silahkan. Terimakasih ya.." staf itu berlalu dari hadapan Ikbal. "Kenapa sepertinya familiar sekali ya? Melda? Namanya juga tidak asing." Pikir Ikbal. Ikbal mengingat-ingat sangat lama.

Flashback Ikbal.

"Bal, kau sudah menjemput Amel?" Tanya Arya saat pria itu melepas jasnya.

"Amel? Oh maksud Bos Nona Imelda?" Kata Ikbal cepat-cepat melihat reaksi bosnya sedikit geram dengannya. "Sudah Bos. Nona Amel sudah berada di apartement. Saya juga sudah kirimkan buket bunga seperti yang Bos perintahkan." Lanjutnya.

"Bagus. Kita masih ada transaksi sekali lagi di dekat dermaga sebelah utara. Setelah itu aku akan menemuinya." Kata Arya. "Bos akan melamarnya sekarang?" Tanya Ikbal penasaran.

"Mau bagaimana lagi. Nenek sudah sangat ingin sekali menimang cucu. Setelah kepergian ayahku hidupku hanya untuk nenekku. Kau tau itu kan?" Kata Arya. "Tapi Nona Amel masih menyelesaikan pendidikannya Bos."

"Jika dia benar mencintai dan menginginkan aku, pasti dia akan mengambil keputusan dan mengajukan sebuah syarat padaku. Aku akan melihat itu nanti." Ikbal mengangguk. Arya memasukkan beberapa amunisi ke dalam senapan yang dipegangnya. "Semoga lancar Bos. Saya tidak berhak mengatakan ini tapi saya rasa Nona Amel kurang tepat dijadikan istri."

Arya menghentikan aktifitasnya. "Kenapa?"

"Karena selama setahun hubungan anda dengannya. Sekalipun Nona Amel tidak pernah menunjukkan perasaannya pada anda Bos. Dia seperti wanita lain pada umumnya hanya saja dia tidak berada di dunia hitam ini."

"Wanita hanya mau dimanja Bal. Kau harus tau itu. Supaya kau bisa mendapatkan kekasih." Ujar Arya tersenyum.

"Maaf Bos atas perkataan saya."

"Tidak apa-apa. Nenekku suka padanya. Sebelum terjadi apapun pada Nenek aku harus mengambil langkah ini."

Flashback Off.

"Jangan-jangan itu adalah Nona Amel? Tapi Nona Amel kan berada di Amerika, kenapa dia bisa bekerja disini?" Gumam Ikbal. Aku harus cari tahu, pikirnya. Meskipun itu sudah lama sekali tapi pasti akan sedikit mengguncang hubungan Bos dan Nona Amanda. Aku harus bergegas, tukasnya.

*****

"Halo Der, thanks ya Lo udah nyariin gue tempat kerja sementara disini." Ujar Amel pada Deren, teman kuliahnya yang adalah HRD di Sandya Company. Deren hanya tersenyum kecil dan mengangguk.

"Gimana sehari disini. Lo seneng kerja disini?" Tanya Deren

"Seneng apalagi ini kantor mewah banget. Suka gue." Jawab Amel.

"Syukurlah."

"Eh tapi gue penasaran sama Bos disini. Galak nggak?" Tanya Amel.

"Enggak. Pak Arya baik." Jawab Deren.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang