"Memangnya kamu siapa?" Bentak Vindy pada Amanda. Gadis itu meradang saat ada yang mengganggu aksinya. Amanda menatap gadis dihadapannya itu dengan tajam. "Ini masih jam kerja ya, bukannya kerja malah asik ngobrol disini." Ucapnya.
"Heh.. kamu gak liat ya kalo kita berdua ini lagi sibuk? Mana sini kopinya Pak Arya udah sana kamu yang kerja." Ujar Vindy dengan geram. Arya mengatupkan bibirnya menahan tawa.
Tatapan tajam Amanda beralih ke suaminya. Arya seakan tahu maksud istrinya. "Hm kamu lanjutkan pekerjaan kamu. Saya ada meeting sebentar lagi." Perintah Arya pada Vindy. "Oh iyaa Pak saya juga udah mau balik Pak soalnya OB nya udah nunggu. Permisi Pak." Ujar Vindy lalu pergi sambil mendorong kasar bahu Amanda. Arya menarik tangan istrinya. "Udaah biarin aja sayang, dia cuma anak magang." Ujar Arya menenangkan.
"Bibit pelakornya udah ada tapi. Bikin geram aja." Gerutu Amanda. "Sstt eehh kopinya aku minum yaa sayang. Hmm dari baunya udah enak banget nihh.." ujar Arya mengalihkan pembicaraan. Dia tahu jika istrinya cemburu pasti akan merajuk seperti itu. "Selamat siang Pak Arya.." ujar klien yang ditunggu oleh Arya. Keduanya berjabat tangan dan memulai meetingnya.
Setelah sejam, meeting mereka berakhir. "Terimakasih Pak Arya, Ibu Amanda. Saya segera kerjakan proyek kita. Saya permisi yaa Pak, Bu.." ujarnya. Arya mengangguk dan tersenyum sambil mengantar kliennya keluar. "Sayaang aku laper niihh.." rengek Amanda. "Aah sama aku juga sayang. Kita ke kantin aja gimana?" Tanya arya yang langsung dijawab anggukan oleh istrinya. Setelah memesan keduanya makan dengan sesekali mengobrol.
"Eehh ada Bapak juga disini.. selamat makan Pak." Ujar Vindy yang tiba-tiba ada di kantin. Amanda hanya memandang sekilas. "Loh kamu yang tadi kan? Kok ngintilin Pak Arya terus sih.." ujarnya dengan sinis. Lalu duduk di meja yang sama dengan Arya dan Amanda. Arya menghela nafas panjang sembari memakan hidangan di hadapannya.
"Eeh kalo dilihat-lihat tubuhmu kayak gitar yaa? Tapi gitar banjo. Hahaha yaagaksih.." ujar Vindy meledek. Amanda tersenyum sinis. "Aku jadi iri deh sama orang kayak kamu, kerjanya ngobrol mulu di kantor tapi tetep terima gaji dong.. Ehh liaat tuh muka kamu? Pasti kamu juga butuh waktu lama ya buat make-up in satu muka begitu. Keliatan sih tebel banget." Ujar Amanda puas. Vindy semakin sebal. Gadis itu memegang pipinya sesaat.
"Kalian lanjut yaa aku pergi dulu.." ujar arya yang memandang istri dan Vindy itu dengan tatapan tajam. Amanda hanya mengangguk. "Kamu gak usah cari muka deh, kalo kamu gatel sini aku suruh satpam kantor garukin kamu." Balas Amanda setelah melihat suaminya pergi. "Hah.. siapa juga yang gatel. Ngaca deh daritadi yang ngintilin Pak arya kan kamu." Jawab vindy lantang. Arya datang membawa dua minuman kemasan kotak. Susu dan orange jus.
"Amanda.." sembari menyodorkan susu yang sudah siap minum. Tiba-tiba Vindy merebut dari tangan Arya dan meminum susunya. "Kau ini apa-apan sih!! Ini kan bukan untukmu!!" Bentak Arya yang tak membuat Vindy takut sedikitpun. "Maaf Pak, habisnya ini keliatannya enak sih Pak. Saya jadi pingin coba deh.." jawab Vindy dengan pandangan genitnya. Amanda yang sudah tak tahan lagi berdiri dari tempat duduknya. Menarik sedotan dari kotak susu lalu mengguyurkan susu itu di atas kepala Vindy.
"Aahh kamu apa-apaan sih.." ujar Vindy yang malu karena seisi kantin melihat kearahnya. Pandangannya semakin tidak suka pada Amanda.
"Katanya kamu pingin susu ini kan? Nah ini aku bantu biar kamu bisa rasain sampai habis." Jawab Amanda sambil tersenyum. "Gila kamu ya!!!" Timpal Vindy sambil menarik tisu yang berada di hadapannya. "Loh kenapa kok di lap? Kan muka kamu udah kotor. Eeh iyaa lupa kan kamu udah gak punya muka!!" Sindir Amanda membuat Arya tersenyum tipis. "Hmmh singa betinaku. Lucu sekali. Aku jadi ingin dimangsa juga nihh.." batin pria itu.
Vindy mencibirkan bibirnya lalu berbalik menatap Arya sambil memasang wajah mengiba. "Pak....." serunya manja. Arya tak menghiraukannya. Amanda tersenyum puas menatap Vindy. "Booooossss...." ujar Vindy lagi dengan manja seakan meminta pertolongan pada Bosnya itu. "APAAAA...." jawab Amanda dengan nada suara yang sama dengan Vindy. Gadis itu terkejut saat Amanda yang menjawabnya lalu berbalik menatap Arya yang tengah menikmati jusnya. "Dia Bosmu." Jawab arya yang menatap wajah Vindy yang penuh pertanyaan itu.
"Aku udah sering ya ketemu cewek kayak kamu. Bukannya ningkatin kemampuan kerja malah fokus ningkatin cari muka. Apalagi sama Bos cowok kayak Arya begini." Ujar Amanda pedas membuat Vindy tak bisa berkata-kata. Wajahnya malu dan teringat kata temannya tadi jika Bosnya sudah memiliki istri.
"Kamu boleh ganggu cowok manapun di kantor ini, kecuali dia. Karena dia adalah suamiku." Ucap Amanda tegas sambil menarik tangan Arya. Vindy hanya terdiam, Amanda tersenyum sinis lalu mengajak suaminya pergi dari kantin. Sebelum keluar dari kantin, Amanda menelpon Willy.
"Hallo Will..."
"Iya Manda ada apa?" Tanya Willy diujung telepon. Amanda sengaja mengaktifkan pengeras suara ponselnya.
"Pecat anak magang di kantor cabangmu yang bernama.. siapa nama kamu?" Tanya Amanda pada Vindy. "Vindy Bu.." jawabnya terbata. "Kamu denger kan Will.." tanya Amanda pada Willy. "Ok Bos.." jawab Willy lalu menutup sambungan ponselnya. "Bu.. jangan pecat saya Bu.. maafkan saya.." ujar Vindy memohon. "Kamu sekali tadi udah saya maafkan, tapi kamu mengulanginya lagi. Kesempatan kedua itu memang ada bagi setiap orang Vin, tapi tidak dengan kesalahan yang sama." Ujar Amanda lalu pergi sambil menggait lengan suaminya.
******
Naya baru saja keluar dari kamar mandi, gadis itu berjalan dan duduk di mejanya. Deci yang melihat Naya sedang santai karena memang pekerjaan sudah selesai semua berpikir mengerjainya.
"Eeh anak baru. Cek semua file ini sampai selesai. Harus selesai hari ini juga." Perintahnya pada Naya. Deci meletakkan tumpukan file di meja Naya. "Lah tapi kan ini tugas kamu?" Ujar Naya. Deci seakan tak mendengarkan apa yang dikatakan Naya dan memainkan ponselnya. "Baiklah Naya, tenang. Ini adalah kantor kakak. Jadi sudah seharusnya aku membantu kakak kan? Ok gapapa aku cek semua file ini." Batin Naya lalu mulai mengecek satu-satu file itu.
"Mampus lo kan.. lembur lembur deh lo sendirian." Gumam Deci tersenyum puas.
*****
Di kamar, Amanda sedang rebahan manja di pangkuan Arya yang tengah sibuk dengan tabletnya. "Apa Garsa sudah tidur?" Tanya Arya. "Hmm sudah sayang.." jawabnya sambil mengelus pelan paha Arya. Ingatan Amanda kembali pada kejadian di kantor tadi siang. Dia merasakan bagaimana Arya mencintainya sampai tak tergoda sedikitpun oleh Vindy. Amanda juga merasakan sisi dari dirinya yang sekarang begitu berani.
"Sayang, apa kamu ingat saat pertama kali kita bertemu?" Tanya Amanda.
"Tentu saja aku ingat. Ingin sekali rasanya aku memakanmu karena kau susah sekali ditakhlukkan." Jawab Arya. Amanda yang tidak terima karena mendengar jawaban suaminya itu bangkit dari tidurnya. Menatap tajam ke arah suaminya itu dan menarik bulu kaki suaminya hingga pria itu berteriak kesakitan. "Ssstt..." ujar Amanda membungkam bibir suaminya. Takut jika anak kedua mereka terbangun.
"Apa itu sakit?" Tanya Amanda tanpa bersalah. "Tentu saja sakit. Sadismu sudah melebihi aku tahu nggak." Jawab arya sambil mengelus kakinya. "Sakitt kata kamu, bagaimana jika aku mencincang junior? Hah?" Ujar Amanda membuat suaminya itu minta ampun. "Enggak sayang enggak. Aku hanya bercanda. Okay?" Jawabnya. "Tapi emang bener kan kau dulu suka sekali membuat aku khawatir dan tingkahmu sangat menjengkelkan. Apalagi kelakuan mantanmu yang gila itu." Sambung arya.
"Heyy kamu pikir kamu dulu nggak menjengkelkan?" Tanya Amanda dengan matanya yang membulat. "Rencana kita malam ini gagal. Gak ada jatah-jatahan." Seru Amanda mengancam suaminya.
"Ck.. paling juga nanti kau sendiri yang akan membuka celanaku." Cibir Arya semakin membuat Amanda jengkel. "Iihhh kamuuu keluar dari kamar ini.." ujar Amanda meninggikan suaranya. Garsa merengek sebentar. "Tuh kaaan Garsa bangun. Emang kamu gak kasian sama anak kita sayang.." timpal Arya yang takut istrinya meledak.
"Garsa sayang sabaar yaa. Mommy sedang memberi pelajaran pada Daddy.." ujar Amanda sambil mengelus lembut kepala Garsa. Bayi mungil itu tidur kembali. "Udah sanaaa keluaaaarr..." ujar Amanda siap melempar bantal ke arah suaminya.
"Aaahh iyaa iyaa sayang ampuuuunnnnn...."
Bersambung...
Selamat membaca yaa guys..
Jangan lupa vote.
Happy weekend 💚💜
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE
General FictionGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...