BAGIAN 63

3.2K 347 88
                                    

Di dalam mobil, Amanda merasakan perutnya sedikit sakit. Wanita itu memeluk lengan suaminya pelan. "Sayang, kau kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Arya panik. Erlin yang melihat ikut khawatir. "Manda.. Manda tenang yaa. Tarik nafas perlahan keluarin pelan-pelan." Amanda menuruti kata Erlin.

"Kak, kita ke rumah sakit sekarang ya." Kata Erlin pada kakaknya. Ikbal mengangguk dan mempercepat laju mobilnya.

"Sayaang tenanglah. Apa sakit perutnya?" Amanda mengangguk. Wanita itu semakin erat memeluk Arya. Arya mengelus perut Amanda pelan, "sayang, sabar yaa. Jangan bikin Mommy sakit ya. Anak kuat anak pinternya Daddy.." ujarnya. Perlahan sakit perut Amanda mereda. Arya terus mengelus perut istrinya hingga wanita itu tertidur lelap di bahunya.

*****

Di rumah sakit, Amanda selesai di periksa oleh dokter. Erlin dan Ikbal menunggu disana. "Dokter Erlin, Dokter Amanda baik-baik saja. Hanya membutuhkan istirahat saja. Saya sudah kasih obat untuk kandungannya. Sekarang beliau sedang beristirahat." Ujar Dokter yang memeriksa Amanda.

"Terimakasih Dokter." Ujar Erlin mengangguk.

"Baik Dokter Erlin. Saya permisi dulu."  Erlin dan Ikbal mengangguk. "Syukurlah Nona baik-baik saja." Gumam Ikbal. "Kak, sekarang kakak kasih kabar Bos. Aku yakin Bos cemas." Ikbal mengangguk. Arya sedang dalam perjalanan ke markas Willy untuk menemui Fatah.

*****

"Erlin dimana Arya?" Tanya Amanda saat sadar dan melihat sekeliling hanya ada Erlin dan Ikbal.

"Manda.. Mandaa kamu tenang dulu. Kamu mau apa? Minum? Aku ambilin ya.." Seru Erlin sambil mengambil segelas air minum di sebelahnya.

"Aku mau Arya." Jawab Amanda ketus.

"Nona.. Nonaa... ini saya sudah telpon Bos. Ini Bos ingin bicara dengan Nona." Kata Ikbal sembari memberikan ponselnya pada Amanda. Wanita itu tersenyum dan meraih ponsel Ikbal.

"Halooo.. kamu dimana sayang?" Tanya Amanda manja. Mendengar percakapan mesrah Bosnya, Erlin dan Ikbal segera keluar kamar. "Sayang, aku sedang ada urusan. Kau harus baik-baik saja. Jangan pikirkan aku. Pikirkan keadaanmu. Aku akan segera pulang." Kata Arya pada istrinya.

"Urusan apa?"

"Pekerjaan. Kau beristirahatlah. Erlin dan ikbal akan menjagamu selama aku pergi. Ok?"

"Jawab dulu urusan apa? Apa ada hubungannya dengan Fatah?" Tanya Amanda lagi.

Arya menghela nafas panjang. "Iya. Aku akan menyelesaikan urusanku dengan bajingan itu." Jawab arya kemudian. "Kamu sendirian?" Tanya Amanda khawatir.

"Tidak. Ada Willy bersamaku." Amanda diam tak menjawab perkataan arya. "Heyy.. Sayangku.. aku janji akan baik-baik saja dan pulang dengan selamat. Jangan khawatir, aku mencintaimu."

"Aku percaya padamu. Aku akan menunggumu pulang. Aku juga mencintaimu."

*****

Fatah mengerang saat Elang menendanginya dengan brutal. Willy hanya tersenyum menyaksikannya.

"Bagaimana kudapan pembukanya? Sangat nikmat bukan?" Seru Willy pada Fatah. "Hentikan!!" Teriak Arya sambil berjalan ke arah Willy.

Willy berdiri dan tersenyum lalu memerintahkan Elang untuk berhenti menghajar Fatah. "Ini giliranku." Ujar Arya pada Willy. "Silahkan bro.."

Arya berjalan mendekati Fatah. Menatap matanya yang seakan menantangnya. Dengan sekali pukulan di wajahnya, darah segar menghambur dari bibir Fatah. "Kau sudah berani membuat masalah denganku. Apa maumu?" Tanya Arya dengan menatap tajam.

"Amanda. Aku ingin dia menjadi milikku." Jawab Fatah dengan terbata-bata menahan sakit di sekujur tubuhnya. Mendengar jawaban Fatah, sekali lagi Arya memberikan pukulannya di wajah pria itu.

"Bawa dia masuk!" Perintah arya. Seorang gadis yang adalah tunangan Antony masuk ke dalam ruangan. Fatah memperhatikan. Matanya membulat sempurna.

"Kau pasti mengenalnya kan? Melihat wajahmu yang menegang aku yakin kau kenal gadis itu." Ujar Arya dengan senyuman khasnya. "Tunggu-tunggu tentu saja kau mengenalnya, kau selama ini menyuruh Antony menjaganya kan? Hahaha tidak tahu bahwa Antony malah memacarinya dan bertunangan dengannya." Lanjut Arya.

"Apa maksut perkataanmu?" Teriak Fatah.

"Heyyy santai saja tak usah berteriak. Aku tahu gadis ini adalah anak tidak sah dari ayahmu kan? Selama ini kau menjaganya dari jauh dengan menyuruh Antony. Gadis ini adalah adikmu. Iya kan?" Ujar Arya. Willy tersenyum begitu juga Arya. "Sungguh bidikan yang sangat menyakitkan di waktu yang bersamaan." Gumam Willy sambil meneguk minumannya.

"Kau bohong. Tunangan Antony bernama Friska." Jawab Fatah lantang dengan badannya gemetar.

"Heyy jawablah siapa namamu?" Teriak Arya pada gadis itu.

"He..Hera Friskalia." Jawab gadis itu. Mata Fatah membelalak sempurna. "Hera???" Fatah menitikkan air matanya sambil melihat adiknya.

Friska menatap Fatah dengan sendu. "Benarkah kau adalah kakakku?" Tanya Friska. Fatah merangkak mendekati adiknya. Arya dan Willy melihat keduanya dengan menyilangkan kedua tangannya. "Adikku.." ujar Fatah lalu memeluk adiknya. Arya tersenyum, pria itu teringat saat keluar dari rumah sakit Rey meneleponnya. Iya, Rey anak buah Fatah adalah mata-mata Arya. Laki-laki itu melaporkan segalanya pada Arya termasuk tentang siapa Friska sebenarnya.

Kedua kakak beradik itu saling memeluk dan menangis. "Sudahi drama ini. Mari kita selesaikan urusan kita." Ujar Arya pada Fatah. Keduanya terkejut dan menyeka air mata masing-masing.

Anak buah Arya menyeret Friska menjauh dari Fatah. "HEEEYY LEPASKAN ADIKKU.." Teriak Fatah.

"Kau tidak usah berteriak. Ucapkan saja selamat tinggal pada adikmu!" Ujar Arya. Fatah menatap tajam Arya lalu terkekeh. Sedikit memancing emosi Arya namun dengan cepat Willy menahannya. "Semua berawal dari aku yang membangun bisnis hitam ini, lalu aku bertemu dengan Antony yang ingin membalas dendam padamu atas kematian kakaknya. Hingga aku bertemu dengan istrimu lalu ingin menjadi sepertimu. Kau tahu bagaimana kelanjutannya. Aku hanya ingin istrimu. Kita memang tidak ada masalah apapun sebelumnya. Tapi istrimu membuat aku menjadi gila." Ujar Fatah panjang lebar.

"Apa kau sejelek itu? Hingga tak ada wanita manapun yang mau denganmu sampai kau mengejar istriku? Ck.." jawab Arya dengan menyulut rokoknya.

"Sekarang kau berdua yang memilih, siapa yang akan mengucapkan selamat tinggal lebih dulu."

Fatah menatap Arya dengan geram. Tangannya mengepal dan mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk berdiri dan menghajar Arya. Pria itu tahu apa yang akan dilakukan oleh Fatah. "Kau tak usah bersusah payah. Semua ini terjadi karena kebodohanmu sendiri, jika kau tak mengusik keluargaku aku tak akan pernah bertindak sejauh ini."

"Tuan, maafkanlah kakakku." Suara Friska membuyarkan ketegangan diantara keduanya. "Aku tahu kakakku dan Antony sudah keterlaluan. Kumohon bebaskan dia. Biar aku yang menggantikannya." Ujar Friska. Arya tersenyum lalu mendekati Friska.

"Apa kau bisa menembak?" Tanya Arya pada Friska. "ARYAA HENTIKAAANN... JANGAN KAU SENTUH ADIKKU." Teriak Fatah yang kini dihajar kembali oleh Elang. Friska menatap Arya dengan perasaan takut. Gadis itu menggeleng perlahan.

"Baiklah aku akan mengajarimu." Ujar Arya lalu memberikan senjata apinya dan siap untuk menembak Fatah yang ada dihadapannya. Friska menitikkan air mata. "Heeyyy jangan menangis. Kau kan hanya belajar menembak. Bukan sesuatu yang menakutkan." Kata Arya lagi.

Willy tertawa. "Biar aku saja." Ujarnya. Willy mengambil posisi Arya berdiri di belakang Friska dan siap untuk menembak Fatah.

"Hera jangan lakukaaaaann.. kakak mohon padamu. Heraaaaa...." ucap Fatah.

Lalu..

Ddaaaaaaaaaarrrrr

Aaarrrrggghhhh

"TIDAAAAAAAAKKKKKKKKKK..."





Bersambung....

Haloooo semuanya apa kabar?
Semoga sehat selalu.
Selamat membaca 💜💚
I miss you guys 🤗

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang