BAGIAN 28

3.5K 318 38
                                    

Malam sudah berganti pagi. Seperti biasa keluarga Sandya sarapan bersama. Olivia menatap anak dan menantunya sambil tersenyum.

"Emm ngomong-ngomong Ibu mau tanya sama kalian." Kata Olivia membuka percakapan. Arya memandang Ibunya dengan serius. "Ada apa Bu?" Tanya Arya.

"Kapan kalian akan memberikan ibu cucu?" Tanya Olivia sambil memasukkan potongan roti kemulutnya. Amanda dan Arya saling berpandangan, lalu mereka tersenyum. "Sabar ya Bu, sepertinya aku harus berusaha lebih keras lagi." Kata Arya sambil menatap istrinya. "Sayaaang.." seru Amanda. Olivia tertawa melihat tingkah anak dan menantunya itu, Ibu harap kebahagiaan kita akan lengkap dengan kehadiran buah hati kalian ditengah keluarga kita. Batin Olivia.

*****

Arya berhenti tepat di depan kampus. Dia melirik istrinya yang seakan malas untuk turun.

"Udah sampai. Apakah kau tak ingin berkuliah hari ini?" Tanya Arya pada istrinya. "Enggak gitu.." jawabnya sedikit kesal. Gadis itu langsung keluar dari mobil yang dikendarai oleh suaminya.

"Aku tak bisa menjemputmu nanti. Pergilah ke kantorku setelah selesai kuliah." Kata Arya pada Amanda. "Iya sayang." Jawab Amanda cepat.

"Haiiii Aryaaaaa..!" Sapa suara yang selalu berhasil membuat suasana hati Amanda buruk.  Kamila tak menyapanya, dia langsung ngeloyor ke mobil dan berjongkok di kaca pengemudi menyapa Arya.

"Haii.." jawab Arya. Perut Amanda mual seakan mau muntah saat mendengar Arya menanggapi sepupunya itu. Gadis itu seakan tak peduli dengan apa yang dilihatnya, dia berlari ke arah kamar mandi. Lalu memuntahkan sarapan paginya disana. Kepala Amanda pusing sesaat namun dia mencoba mengendalikan kesadarannya.

"Mandaaa...kamu nggak apa-apa?" Teriak Erlin yang tak sengaja tadi melihat Amanda berlari ke arah toilet.

"Erlin, enggak kok nggak apa-apa. Pusing aja." Jawab Amanda. Mereka berdua keluar dari toilet. "Heyy, hentikan akting sakitmu itu di depan Arya. Caper banget sih." Kata Kamila yang tengah berdiri disisi pintu toilet. Arya datang dengan wajah panik. "Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" Tanya Arya pada istrinya. Amanda merebahkan kepalanya di dada suaminya. Pusing di kepalanya makin menjadi.

"Aku pusing sayang.." katanya lirih.

"Ok kita ke rumah sakit sekarang." Ajak Arya dan langsung menggendong Amanda. Kamila yang melihat itu bertambah sebal apalagi mendengar Amanda memanggil Arya dengan dengan sebutan sayang.

"Sedekat apa hubungan mereka sampai itik kampung itu memanggil Arya dengan sebutan mesra seperti itu." Gerutunya dengan suara yang keras.

"Sedekat urat nadi." Jawab Marsel tepat di telinga Kamila. "Jika kau ingin memiliki Arya sepertinya kau harus membuang jauh pikiran itu. Kau tak akan pernah mampu merebutnya dari Amanda." Ucap Marsel lalu pergi.

Wajah Kamila memerah saat mendengar perkataan Marsel itu. "Aku pasti bisa." Teriaknya pada Marsel.

*****

"Selamat Tuan Sandya, istri anda hamil. Kandungannya masih sangat muda saya harap istrimu tidak banyak beraktifitas yang berat." Ucap Dokter sambil menjabat tangan Arya.

Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, wajah Arya sangat bahagia. Erlin dan Ikbal yang mendengar pun ikut bahagia. "Kami turut bahagia Bos. Selamat." Ucap Ikbal, Arya mengangguk lalu memeluk Ikbal. "Selamat Bos." Kata Erlin yang tak kuasa menahan air matanya. "Mandaaa..." katanya lirih. Arya melepas pelukan Ikbal lalu masuk ke ruang rawat.

Amanda yang dibantu suster untuk merapikan bajunya tiba-tiba di sambut Arya dengan pelukannya.

"Kau...kau sudah memberiku hadiah yang sangat istimewa. Terimakasih." Ucap Arya pada Amanda. Diciumnya pangkal kepala istrinya itu. "Aku akan menjaganya sayang." Ucap Amanda sambil mengelus perutnya. "Harus. Dan aku akan selalu menjagamu juga dia." Sahut Arya.

INTERNAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang